[Cerpen] Istri Akang Daniel oleh Andi Ardianti

346 24 3
                                    

Istri Akang Daniel
Penulis: AndiAR22

Pendar cahaya lampu menyilaukan kedua netra legam lelaki berumur 25 tahun itu. Ia mengangkat tangannya, menghalau cahaya yang masuk ke matanya. Tubuhnya ia gerakkan ke kiri untuk memudahkan ia bangun dari ranjang berukuran 210 x 96 x 50 cm. Namun, saat tubuhnya sudah setengah terduduk, rasa sakit sakit di kepalanya menyerang. Ia berteriak dan membuat gadis  yang sedang berada di sampingnya terbangun.

“Jungkook! Kau sudah sadar?!” Gadis keturunan Chinese itu—Lusi—nampak panik dan memegang Jungkook yang hampir saja terjatuh. 

Secepat mungkin tangan kiri Lusi menekan tombol nurse call saat lelaki berahang tegas itu memberontak. “Ya! Jeon Jungkook, kau menyakiti tubuhmu,” bentaknya. 

Pintu terbuka dan seorang dokter serta perawat masuk ke dalam kamar rumah sakit dengan langkah tergesa-gesa.

Lusi segera bergeser dan memindahkan tubuh Jungkook ke dokter berkacamata. “Aku tidak tahu kenapa ia terus berteriak dan memukuli tubuhnya,” beritahu Lusi saat Jungkook mulai tenang karena perawat yang berada di sebelah kiri lelaki itu menginjeksikan cairan penenang. 

Perlahan-lahan tubuh Jungkook seperti melemah dan hanya beberapa detik setelah cairan itu disuntikkan, mata lelaki itu seperti terkantuk-kantuk hingga Lusi benar-benar dapat melihat Jungkook menutup kedua  kelopak matanya. 

Setelah itu sang dokter berkacamata langsung membaringkan kembali tubuh Jungkook dengan hati-hati.

“Dok, apa ada masalah yang serius dengan Jungkook?” tanya Lusi dengan nada khawatir. 

“Tidak ada yang serius, ini hanya efek yang ditimbulkan setelah ia tersadar dari komanya” jawab sang dokter..

Dokter berkacamata itu pun menepuk lembut bahu Lusi dan berkata, “jangan khawatir, sejam lagi dia akan terbangun.” Setelah mengatakan itu, lelaki berseragam snelli diikuti sang perawat meninggalkan Lusi dan Jungkook.

Lusi mendekati Jungkook, mengelus puncak kepala lelaki itu. Sampai detik ini ia tidak mengerti situasi yang sedang terjadi di keluarga Jeon. Kejadian tragis dua minggu lalu yang menewaskan sahabatnya—Jeon Somi. Somi ditemukan tidak bernyawa di kediaman mertuanya dengan banyaknya luka tusukan di tubuhnya. Fakta terberat yang harus Lusi ketahui adalah sahabatnya yang lain— Jungkook menjadi pelaku pembunuhan itu. 

Lelaki itu ditemukan pingsan di sebelah tubuh Somi, di mana ia memegang pisau yang diduga alat untuk menusuk istri dari kakaknya itu. Meski begitu, Lusi masih tidak percaya jika sahabat lelakinya itu melakukan hal mengerikan kepada orang yang dicintainya. Iya, Jeon Somi adalah mantan kekasih dari Jungkook, namun entah bagaimana perempuan itu tega meninggalkan sang lelaki demi menikahi kakak Jungkook—Jeon Seok Jin. 

Lusi tahu,  meski Jungkook sakit hati dan kecewa berat pada Somi. Tapi ia yakin, lelaki itu tetap menyayangi Somi, jadi bagaimana mungkin ia membunuhnya? Bahkan Lusi masih mengingat ketika ia menemani Jungkook membelikan hadiah yang katanya untuk pacarnya. Padahal jelas ia melihat hadiah kalung yang dibeli lelaki itu terukir nama Somi. 

“Kau harus bangun dan jelaskan apa yang terjadi.” Lusi mengenggam tangan Jungkook dan ia menangis sesenggukan di samping lelaki itu.

***

“Aku tidak membunuhnya Lusi!” ucap Jungkook datar. Mata lelaki itu lurus ke depan, memandangi bunga yang ada di taman rumah sakit. 

Kondisi Jungkook sudah agak membaik, sejak kemarin ketika sore menjelang, lelaki itu akan meminta Lusi untuk mengantarnya ke taman. Dan setelah sampai di taman, ia akan mengatakan jika dirinya tidak membunuh Somi. 

Jurusan HMTK The WWGOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz