15 - Bad Feelings

9 9 0
                                    

Pada pertandingan pertama Atalanta di musim baru, Terry tampil tidak seperti biasanya. Beberapa kali dia mengacaukan ritme permainan, membuat banyak orang terheran-heran padanya. Dia sering salah memberi umpan dan kerap kehilangan bola. Terry menggeleng berulang-ulang, merasa heran dengan apa yang terjadi padanya. Malam itu, langit terasa lebih gelap dari biasanya. Meski babak pertama masih menyisakan beberapa menit lagi, tetapi Terry merasa tubuhnya sudah sangat lelah.

Jika peformanya sedang menurun, Terry enggan menyalahkan apa pun dan menganggap itu kesalahannya sendiri yang kurang berlatih. Namun, untuk kali ini pikirannya setuju penyebab buruknya permainan malam ini karena Angelina. Konsentrasinya mendadak buyar semenjak melihat postingan itu dan Angelina tidak membalas pesan. Juga mengabaikan panggilan teleponnya.

Rasa cemburu memang terasa lebih panas dibanding api. Kehadirannya terasa begitu membakar hati dan menimbulkan asap-asap kekecewaan yang menggumal pekat dalam pikiran. Membuat akal sehat tidak bisa fokus dengan apa yang tengah dikerjakannya. Selama hidupnya, Terry hanya merasakan sesuatu yang sangat menyesakkan saat klub yang dicintainya menelan kekalahan. Tidak ada yang lain. Sampai dia menemukan rasa cemburu lain pada seorang wanita, cintanya yang lain.

Puncaknya, di pertengahan babak kedua pelatih memutuskan menarik Terry keluar demi kacaunya permainan yang ditampilkan anak itu. Terry mengadahkan pandangan ke langit, merasakan peluh yang mengucur di wajahnya. Saat melihat ke sisi lapangan dan mendapati nomor punggungnya tertera sebagai pemain yang diganti. Dia berjalan pelan keluar lapangan sambil tertunduk lesu.

Terry sangat kecewa pada diri sendiri, tidak fokus pada pertandingan hanya karena seorang wanita. Ini kali pertama baginya kehilangan konsentrasi dalam olahraga yang dicintainya. Sedahsyat inikah rasa cemburu? Sakitnya sampai membuat Terry tidak berkutik selama berada dalam lapangan.

"Liburanmu masih kurang, huh?" sindir Almeida saat Terry melewatinya.

Terry semakin tertunduk, sadar telah mengecewakan banyak orang. Meski baru pertandingan pertama, tetap saja ini menjadi sesuatu yang menyakitkan. Terry menatap para penggemar di tribune, lalu melakukan gestur permohonan maaf pada mereka.

***

Kegelisahan Terry semakin berlanjut. Dia heran dengan tingkah Angelina akhir-akhir ini. Wanita itu tidak seperti biasanya, sekarang dia sering mengabaikan panggilan telepon dan membalas singkat pesan yang dikirimnya. Terry jelas tidak mengerti, kenapa Angelina seolah menghindarinya? Walau dia sudah memperkirakan penyebab dari semua ini, sudah pasti karena Terry menolak tawaran dari Milan. Namun, haruskah sampai seperti ini? Dengan membuatnya resah dan kehilangan konsentrasi? Selain itu, postingan di instagram bersama Ayala semakin banyak memenuhi field-nya.

Begitu pun dengan Ayala, kini lelaki itu jarang berkomunikasi dengan Terry, kabarnya hilang begitu saja. Senada dengan Angelina, dia pun sulit dihubungi. Terry hanya bisa melihatnya di televisi saat menonton pertandingan Milan.

"Ada apa denganmu, Angel?" Terry bergumam pelan.

Penampilannya di atas lapangan pun semakin menurun. Dia tidak lagi segarang musim lalu, bahkan sering kali melakukan blunder yang berbuntut kekalahan Atalanta. Para penggemar menilai Terry telah kehilangan 'magis'-nya setelah kepergian Ayala. Mereka pun sempat menjuluki Terry sebagai seorang one season wonder, akibat buruknya penampilan selama musim ini.

Dalam satu kesempatan, Terry pergi menemui Almeida di rumahnya. Kapten tim itu memang menjadi yang paling dihormati oleh seluruh pemain. Dia memiliki karisma yang membuat semua punggawa menaruh rasa hormat kepadanya. Almeida sudah berusia tiga puluh tahun, lebih senior dari rekan-rekannya yang lain. Namun, dia mampu berinteraksi bersama yang lain dengan baik, dia mampu menciptakan suasana ceria dalam setiap kondisi. Dan menjaga keharmonisan tim.

The Two Colors of Fate in MilanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant