16.

6.8K 816 47
                                    

' tok tok tok'

Mark beranjak dari kasurnya saat pintu kamarnya diketuk. Mark tersenyum saat mendapati Pak Kim berdiri di depannya.

" Tuan meminta anda untuk ke ruang kerja beliau." Ucap Pak Kim.

Mark pun menutup pintu kamarnya dan berjalan beriringan dengan Pak Kim. " Apa Mama sudah pulang?" Tanya Mark.

" Nyonya sudah tiba dirumah jam 4 pagi tadi, beliau juga sudah ada di ruang kerja bersama Tuan dan tuan muda Jeffry." Jelas Pak Kim, lalu membuka pintu besar dihadapannya.

Mark masuk ke ruang kerja ayahnya, terlihat sang ibu beranjak untuk memeluk Mark.
" Anakku! Akhirnya kau kemari juga. Mama sangat merindukanmu."

" Duduklah Mark!" Perintah sang Ayah, Mark pun duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan itu. Ayah Mark menghembuskan napas kasar dan menatap tajam sang istri.

" Apa maksudmu meminta Chanda memutuskan Mark?" Tanya Ayah Mark tanpa basa basi terlebih dahulu.

" Aku hanya ingin yang terbaik untuk anak bungsu kita."

" Tapi tidak dengan memaksakan kehendakmu! Bukankah kita sudah berjanji untuk menghargai apapun keputusan anak - anak kita?"

" Aku hanya tidak suka Mark bersama Chanda, di luar sana banyak gadis yang menyukai Mark. Kenapa harus Chanda? Gadis itu sangat buruk."

" Maa..Dia alasan Mark tetap hidup sampai sekarang. Mark hanya mau Chanda bukan gadis lain. Ini hidup Mark, kenapa mama ikut campur terlalu jauh ? Bukankah selama ini mama tak pernah peduli pada Mark." Mark berbicara selembut mungkin, tak ingin membantah ibunya dengan ucapan kasar.

" Kau bisa mendengarnya sendiri? Selama ini kita terlalu fokus pada Jeffry, menyiapkan Jeffry sebagai penerus keluarga Ganendra dan tak memberikan Mark perhatian lebih." Mama Mark menunduk, tidak menyangkal ucapan suaminya yang memang sebuah fakta. " Besok kita pulang ke Indonesia, minta maaf kepada keluarga besar Chanda. Aku tak ingin ada bantahan. Ini perintah mutlak seorang Ganendra."

🌻🌻🌻💚🦁🦁🦁

" Kenapa lu mutusin Jeno sih?" Tanya Chanda pada Nana yang sibuk kutekan. " Liat nih, dia menuhin chat gue. Masalah gue kan sama Lucas, Kenapa Jeno lu putusin juga Nana sayang."

" Chan, gue belum cerita ya sama lu?" Tanya Nana dan dijawab gelengan oleh Chanda. " Janji lu gak marah ya kalau gue cerita sama lu?"

" Apaan sih Na? Jangan bikin gue penasaran."

" Gue " Nana menghentikan ucapannya saat ponselnya berdering dan menampilkan id Jeno dilayarnya.

" Angkat aja Na, kasian tau si Jeno."

Nana menggeleng. Tak lama panggilan itu berakhir dan Nana langsung menonaktifkan ponselnya.

" Gue takut Chan, masa depan Jeno udah jelas ada sementara gue, apa yang bisa Jeno harapin dari gue? Gue gak mau masa depan hancur."

Chanda mendengus," Kenapa baru sekarang lu mikir gitu? Kenapa gak dari dulu? Disaat Jeno udah terlalu jatuh sama lu."

Diantara lingkup pertemanan Mark, menurut Chanda cuma Jeno yang paling baik dan gak mandang Chanda sebelah mata. Hanya Jeno yang mendukung hubungan mereka dari awal hingga saat ini.

" Gue hamil Chan, udah 3 bulan." Nana menangis, Chanda langsung memeluk sahabatnya itu.

Oh sial! Chanda kecolongan, " Maafin gue Na! Gue terlalu sibuk ngurusin hidup gue sampai gue gak tau masalah lu jauh lebih berat dari gue. Maafin gue gak ada disaat lu butuh gue. Maaf Na!" Chanda mengelus punggung Nana. Chanda merasa dia begitu egois.

" Ini bukan salah lu Chan, gue yang kurang hati - hati hikss. Alasan gue mutusin Jeno bukan karena Lucas udah kasar sama lu hiks, tapi gue gak mau masa depan Jeno hancur hiks."

" Tapi Jeno harus tau Na."

" Engga untuk saat ini Chan, biarin dia wujudin impiannya dulu Chan hiks"






Tbc

Mumpung lagi ngalir nih konflik

Biar makin panjang

Biar banyak yang bingung

Biar banyak yang sebel

L+G=K ⚠️ Markhyuck GS ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang