19.

6.7K 734 56
                                    

Nana siuman, melihat sekelilingnya dan tersentak saat menyadari bahwa ruangan yang ditempati adalah ugd sebuah rumah sakit.

" Udah bangun?" Tanya Jeno berjalan mendekati Nana. " Kenapa gak bilang?"

Nana menghindari tatapan lembut yang Jeno berikan, kecerobohannya hari ini yang membongkar aibnya sendiri.

" Na" Panggil Jeno meraih tangan Nana lalu mengecupnya. " Aku udah bilang ke keluarga aku, bagaimana pun juga semua terjadi karena aku mau dan aku yang maksa kamu. Jangan menghindar lagi, tolong!" Pinta Jeno

Nana menangis, ketakutannya selama ini sia - sia. Nana pikir Jeno akan meninggalkannya, Nana pikir Jeno akan memintanya untuk membunuh janin yang tumbuh di rahimnya.

" Chanda perjalanan kesini sama Mark, aku masih ada kelas nanti. Tolong jangan menghilang ya! Aku sayang sama kalian."

" Maaf!" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Nana, Jeno beranjak merengkuh tubuh Nana dalam pelukannya.

" Anjir, katanya sakit malah mesra - mesraan." Mark datang bersama Chanda, memukul ringan kepala Jeno membuat Jeno menatap tajam kearahnya. " Mata lu sipit gak usah melotot."

" Chan, lu kasih apa sih ni orang? Lemes banget mulutnya kaya ibu - ibu."

💚💚💚

" Ganti baju gak Na?" Tanya Chanda setelah mereka sampai di kost.

" Iya, tolong ambilin ya Chan." Pinta Nana, tanpa banyak bicara Chanda mengambil kaos oblong dan celana kain pendek.

" Kok lu bisa pingsan sih? Bukannya kandungan lu sehat banget, vitamin gak lupa lu minum kan?"

" Sebenernya, tadi gue ketemu Lucas dan dia"

" Ngancem lu bakalan nyakitin gue kalau gak bantu dia misahin gue sama Mark?" Tebak Chanda dan diangguki oleh Nana.

" Na, lu gak usah mikirin itu ya? Gue sama Mark gak segampang itu buat dipisahin. Mark selingkuh aja kita cuma break."

" Mirk silingkih iji kiti cimi briik." Cibir Nana, " Gak inget apa siapa yang nangis semalaman gara-gara nyokapnya Mark."

" Na, lu hamil ya kalau ngomong ati - ati coba." Tegur Chanda

" Sayang banget sih sama Chanda." Nana memeluk manja Chanda

" Astaga, lu hamil lebih nyeremin Na daripada berhadapan sama Lucas."

Mereka tertawa, mereka senang dan lega karena bisa jujur pada orang yang mereka sayang. Chanda kepada Mark dan Nana pada Jeno. Nana tak menyangka, orang tua Jeno bisa langsung menerima keadaan Nana dan yang terdengar dari percakapan mereka tadi sore di telepon, orang tua Jeno sangat senang anaknya bisa menghamili Nana. Sedikit mengejutkan tapi memang faktanya begitu.

" Kalian bakal nikah kapan?" Tanya Chanda menghentikan tawa Nana.

" Secepatnya kata Mama Jeno, tapi habis anak ini lahir harus nikah ulang."

Chanda mengusak puncak kepala Nana, " Biar ayah yang jadi wali ya?" Tanya Chanda dan diangguki Nana tanpa pikir panjang.

" Harusnya kita barengan, kenapa lu dulu yang nikah." Chanda pura - pura sedih

" Hamil dulu gih biar bisa barengan."

"Heh mulut!"

" Hehe becanda ih, lagian bukannya lu mau kelarin kuliah dulu? Makanya lu sering nolak ajakan Mark yang kebelet nikah sama Lu."

" Iya, janji gue ke Bunda dulu, gue harus selesai S1 minimal sebelum nikah. Ah udah ah, buruan ganti baju trus tidur. Udah malam, gue gak mau ponakan gue kecapekan."






















Tbc


Gk kuat bikin yang sedih berlama - lama.

Next Chapter kelarin apa gimana?

Terima kasih buat semua yang luangin waktu buat baca cerita gak jelas ini🥰

L+G=K ⚠️ Markhyuck GS ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang