22.

6.5K 717 27
                                    

" Sayang ~ " Mark memanggil manja Chanda yang tengah duduk disampingnya.

" Mau minta apa?" Tanya Chanda yang sudah hafal kelakuan Mark yang manja - manja gini.

" Nikah yuk!" Ajak Mark merengkuh pundak Chanda lalu mengecup keningnya.

" Skripsi kamu udah kelar?" Tanya Chanda yang langsung membuat Mark mengerucutkan bibirnya.

Chanda mencubit gemas bibir Mark, " Ingat janji kamu sama Daddy juga Bapak kan?"

Mark mengangguk, " Inget, tapi kan kelamaan yang. Jeno sama Nana aja boleh nikah masa kita nunggu sampe lulus kuliah dulu." Mark membaringkan tubuhnya, menjadikan paha Chanda sebagai bantal dan menatap kekasih manisnya itu dari bawah.

" Kamu cowo, kalau janji ya harus ditepati dong. Lagian Jeno sama Nana kan udah kecolongan dulu jadi kamu gak usah iri." Chanda mengelus kepala Mark, sesekali menepuk lembut kepala Mark.

" Ya udah kita kecolangan aja yuk!"

' Plakk' Mark meringis, mulutnya ditampar Chanda.

" Ngomongnya ih, katanya mau jadi Imam yang baik kok gitu sih. Aku sama Shandy aja deh kalau gitu."

" Maaf yang ~! Jangan gitu, jangan tinggalin aku apalagi sama Shandy." Mark menenggelamkan wajahnya diperut Chanda sambil memeluk erat kekasihnya itu. ' Lama - lama si Shandy gue santet nih !' batin Mark.

" Yang" Panggil Chanda, Mark pun melihat kearah Chanda.

'cup'

Mark tersenyum, Chanda mengecup lembut bibirnya. " Tunggu sampai wisuda ya?" Pinta Chanda dan Mark langsung mengangguk. Maklum saja, Mark lemah jika Chanda sudah menciumnya dengan lembut walau itu hanya sebuah kecupan.

🦁🦁🦁💚🌻🌻🌻

" Chan!" Panggil Nana dari arah kamar mandi kamar kost mereka. Chanda pun menghampiri Nana takut ibu hamil satu itu kenapa - napa.

" Kenapa Na?" Tanya Chanda membuka kamar mandi dan melihat Nana berdiri disudut kamar mandi.

" Itu~ " Tunjuk Nana pada hewan kecil yang sedang berjalan menuju kearahnya. Chanda memutar bola matanya, mengambil sapu disampingnya lalu mengeluarkan hewan itu - kecoa -.

" Udah, sini! Ntar masuk angin lagi." Chanda meraih tangan Nana, menuntun Nana untuk duduk di kasurnya. meraih handuk untuk mengeringkan rambut panjang Nana.

" Ntar kalau gue udah tinggal di rumah Jeno, siapa yang bakal ngeringin rambut gue?" Tanya Nana tiba - tiba seraya memainkan ujung piyama nya.

" Gak usah manja, biasanya kan lu bisa sendiri." Jawab Chanda

" Gue takut Chan, gue takut gak bisa ngimbangin tata cara di keluarga mereka. Gue ~"

" Na, inget kan dulu Ibu gimana ngajarin lu?" Potong Chanda, Nana mengangguk. " Kenapa lu mesti takut? Lu udah punya bekal dari ibu, terrapin dengan cara lu. Gue yakin lu bisa, keluarga Jeno mirip keluarga gue jadi, lakuin seperti biasa. Buang semua rasa takut lu. Ok?"

" Lu bakal sering kesana kan? Nemuin gue." Nana memeluk Chanda, entah kenapa dia menjadi begitu manja sejak dia hamil.

" Gue usahain tapi gak bisa tiap hari juga. Udah sekarang lu istirahat. Gue mesti masuk kerja kasian si Shandy gantiin shift gue mulu." Ucap Chanda mengelus lembut kepala Nana lalu meraih tas dan kunci motornya.

🌻🌻🌻💚🦁🦁🦁

Mark, Jeno dan Hendery tengah duduk di salah satu sudut kafe. Dengan meja penuh snack dan beberapa gelas minuman. Mereka sedang mabar.

" Udah seminggu gue gak liat Lucas, masih hidup kaga tu anak?" Ucap Hendery yang masih terpaku pada ponselnya.

" Dia juga gak pernah keliatan di tempat tongkrongan." Jawab Jeno yang juga masih menatap ponselnya.

" Lu masih sering ke tongkrongan Jen?" Tanya Mark, Jeno mengerjap, dia lupa Mark bisa saja melaporkan kegiatannya pada Chanda.

" Lu udah nikah ya sama sahabat pacar gue, gue cuma ngingetin takut aja itu bokapnya Chanda motong adek lu sampe habis." Peringat Mark yang meletakkan ponselnya di meja lalu meneguk minumannya.

" Lah, Jeno sama Nana udah nikah? Kok gue gak tau." Protes Hendery

" Ya elo ngapain pulang kampung lama amat? Sampe temen lu mau jadi bapak aja lu gak tau."

" Sialan! Lu udah jebolin Nana duluan? Bangsat emang lu ye! Bilang ke gue suruh hati - hati malah lu yang kelepasan." Hendery memukul kepala Jeno membuat si empunya meringis.

" Ya gimana? Enak sih mana body Nana adeuh."

" Adeuh apa Jen?" Tanya Chanda yang entah sejak kapan udah bersedekap di belakang Jeno.

" Anu Chan

" Awas aja kalau sampe lu macem - macem! Ingat ya gak boleh ngapa - ngapain." Ucap Chanda lalu meninggalkan Jeno yang sudah menunduk dan Mark juga Hendery yang menahan tawanya.























Tbc

Menuju ending


Mau bilang apa???

L+G=K ⚠️ Markhyuck GS ⚠️Where stories live. Discover now