11

2.4K 243 50
                                    

Setelah acara bermanja-manjaan dengan orang tercinta pada pagi itu akhirnya Soonyoung pun memutuskan untuk tetap pergi ke kantor dengan syarat kalau Jihoon harus ikut dengannya dan si mungil menyetujuinya dengan senang hati. Mereka berdua pun akhirnya pergi ke kantor bersama. Sepanjang perjalanan mereka pun saling bertukar cerita serta gelak dan tawa yang terlihat begitu manis.

Sesampainya di basement kantor Soonyoung, mereka jalan beriringan dengan tangan Soonyoung yang menggenggam erat tangan Jihoon. "Memangnya kau tidak akan dimarahi kalau terlambat?" tanya Jihoon dengan melihat ke arah Soonyoung yang dengan setelan jasnya itu terlihat sangat tampan dan berwibawa.

"Siapa yang akan memarahiku? Aku yang punya, ya, bagaimana aku." Dengan tampang sombongnya itu Soonyoung seolah terlihat membanggakan dirinya yang mempunyai jabatan tertinggi di perusahaannya itu.

"Kalau begitu nanti aku saja yang marahi kalau terlambat, biar tidak seenaknya." Dicubitnya pinggang Soonyoung yang membuat pria itu mendesis kesakitan. "Cubitanmu memang mengerikan, Sayang," tutur Soonyoung sambil mengusap pinggannya yang terkena cubitan maut dari Jihoon.

"Rasakan itu, orang sombong!" sindir Jihoon. Soonyoung hanya bisa terkekeh mendengar sindiran dari si manis yang kini terlihat begitu lucu dengan setelan kaos putih yang berbalutkan outer berwarna coklat muda yang dipadukan dengan warna celana yang juga senada dengan outer miliknya.

Baru saja gerutuan selanjutnya akan keluar dari mulut Soonyoung terpotong dengan keterkejutannya melihat seseorang karyawannya yang berada di basement juga. Lelaki itu adalah salah satu pekerja yang cekatan dan handal sehingga membuat Soonyoung selalu bangga akan hasil kinerjanya.

"Oh, kau sedang apa, Seokmin─ah?" tanya Soonyoung kepada lelaki yang bernama Seokmin itu.

"Oh, Sajangnim! Aku sedang mengambil beberapa barangku yang tertinggal di sini," jawabnya seraya membongkar-bongkar kembali bagasinya. "Kau baru datang, Sajangnim?" tanya Seokmin.

Soonyoung pun menganggukkan kepalanya seraya berdeham. "Sebenarnya aku malas sekali datang ke kantor hari ini, hanya ada yang marah kalau aku di rumah." Perkataannya itu membuahkan lagi sebuah cubitan di pinggang Soonyoung yang tentu saja pelakunya adalah Jihoon.

"Harusnya gajimu juga dipotong kalau bolos, Sajangnim!" canda Seokmin yang membuat ketua dari perusahaannya itu tergelak. "Dan lagi, siapa lelaki manis ini? Boleh kau kenalkan padaku? Siapa tahu aku cocok dengannya—" Belum sempat selesai perkataanya, sebuah tamparan kecil mendarat di bibirnya.

"Jangan bicara macam-macam kau. Berani kau menyentuhnya seujung jarimu saja, kutendang kepalamu yang sampai otakmu ke luar!" ancam Soonyoung seraya mendekatkan Jihoon padanya.

"Galak sekali..." desis Seokmin yang membuahkan delikan mengerikan dari Soonyoung. "Arraseo, arraseo, aku tidak akan menyentuhnya sedikit pun, tapi kenalkan dulu aku dengannya," pinta Seokmin yang mungkin sedikit memaksa.

"Itu ditanya, siapa namanya," tutur Soonyoung lembut pada Jihoon yang sedari tadi hanya bisa memegang pada ujung Soonyoung dengan posisi berdiri yang satu langkah di belakang Soonyoung.

"Cih, padanya saja lemah lembut, giliran padaku galak begitu."

"Mau kenal, tidak?!"

"Iya, mau. Sabar sedikit!"

Jihoon yang melihat hanya bisa keheranan dengan tingkah atasan dengan bawahannya itu. Jihoon pun tersenyum canggung dengan Seokmin yang sudah mengulurkan tangannya. Disambutnya tangan itu olehnya.

"Lee Seokmin," sebut lelaki yang memiliki senyum lebar itu.

"Lee—ah, Kwon Jihoon," balas Jihoon.

Eccedentesiast | SoonHoonWhere stories live. Discover now