7. Todongan Dikusi

25.8K 4.1K 392
                                    

Bagian Tujuh

Jika kita tak akan pernah jadi apa apa
maka jangan buat harapan itu ada

.Bellazmr.

-Senandi Rasa-

November, 2019.

            Deretan baliho mulai memenuhi beberapa sudut kampus Depok, semua disusun rapi agar tidak merusak pemandangan. Spanduk-spanduk berisi informasi untuk menjadi sahabat Pemira, sebuah program yang dirancang untuk mengajak semua lapiasan IKM UI ikut serta dan beperan aktif dalam proses pemunggutan suara.

Sejak akhir oktober lalu, dua kandidiat yang bersaing merebutkan jabatan ketua BEM Universitas Indonesia telah diumumkan pada Grand Launching Pemira IK UI 2019 tepat di Balai Sidang Universitas Indonesia. 

Hasil keputusan telah keluar, dua pasangan terpilih akan bersaing merebut kursi kepemimpinan tertinggi mahasiswa Universitas Indonesia. Nomor urut pertama adalah Nugroho dari FEB 2016 sebagai calon ketua dan Rezor dari FMIPA 2016  sebagai calon wakil ketua, sedangkan nomor urut kedua adalah Gerhana dari Fakultas Teknik 2016 sebagai calon ketua dan Randi dari Fakultas Kedokteran sebagai calon wakil ketua.

Jujur, Berlin sempat kaget ketika mengetahui Bang Randi harus berpasangan dengan Gerhana. Ingatan kali pertama Berlin mengenal Gerhana, disambung juga beberapa kejadian di kampus saat ia bertemu dengan Gerhana sebenarnya sudah membuat Berlin dapat menilai bahwa ia tidak akan pernah cocok dengan manusia satu itu.

Sialnya, mengingat seberapa dekat Berlin dengan Randi ditambah janji Berlin sendiri yang ingin menjadi tim sukses Randi apabila terpilih menjadi kandidat saat pemira, kontan saja harus membuat Berlin cepat atau lambat berhubungan dengan Gerhana.

Dan hari ini adalah hari pertama dari Debat dan Uji Publik Calon Kandidat Ketua-Wakil Ketua BEM KM UI yang diadakan di Aula Terapung, Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia.

Berhubung hari ini Berlin telah menyelesaikan mata kuliah, ditambah tidak ada praktikum, maka ia memilih untuk datang menonton debat tersebut. Selain karena sebenarnya dia termasuk ke dalam BEM Fakultas, Berlin juga ingin memberi semangat kepada Randi. Laki-laki itu sudah banyak menolongnya.

Tahun 2015, sebelum menjadi mahasiswa di kampus yang terkenal dengan sebutan kampus perjuangan dan tertua di Indonesia. Berlin pernah mendengar berita kritik pedas mengenai perpustakaan Universitas Indonesia yang katanya luar biasa mewah, dimulai dari adanya starbuck, gym, studio musik, kebun apple, bahkan ruangan diskusi yang lebih mirip sebuah bioskop.

Perpustakaan universitas Indonesia dibangun sebanyak delapan tingkat. Crystal of knowledge sebutan lain untuk perpustakaan ini. Saat pembangunan perpustakaan ini mengusung kontruksi green architecuture yang dalam bahasa dunia arsitek diartikan sebagai sebuah praktek pembangunan berkelanjutan dimana terjadi proses pertanggung jawaban terhadap lingkungan dan sumber daya agar lebih efisien. 

Dibangun di area seluas tiga hektar tepat disebuah lanskap bukit buatan yang berhadapan langsung dengan Danau Kenanga. Di sekitar perpustakaan, tumbuh berbagai jenis pohon dengan berbagai usia, bahkan ada yang bilang bahwa pohon-pohon di sana sudah hampir menyentuh usia hampir tiga puluh tahun.

Perpustakaan Universitas Indonesia jelas menjadi kebanggaan setiap mahasiswanya.

Itu juga yang sebenarnya dirasakan Berlin setiap mengunjungi perpustakaan. Ada rasa bangga yang meletup di hatinya ketika berada di sana tidak cuma sebagai pengunjung umum, melainkan mahasiswa Universitas Indonesia.

Tapi mari tinggalkan mengenai kemewahan Perpustakaan, karena di sini Berlin tidak datang untuk menganggumi bangunan hasil rancangan arsitek Budiman Hendropurnomo tersebut, melainkan untuk hadir pada debat publik pemira UI.

Senandi RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang