1

30.2K 2K 397
                                    

Halo semuanya!! aku mau buat absen nih

kalian mulai baca tanggal berapa?

kalian pembaca lama atau pembaca baru?

Udah baca IPA & IPS? 

Udah gitu aja hehe dijawab yaa

selamat membaca ❤️

***

"Mendegar kabar bahwa dia bahagia membuatku terluka."

***

Sudah setengah jam Michelle berdiri di depan kampusnya. Berkali-kali dia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Orang yang dia tunggu tidak datang-datang. Sudah beberapa menit Michelle menempelkan ponselnya di kuping kanannya, berharap sosok yang ditunggu itu menjawab panggilan darinya.

"Halo, udah sampe mana?" Tanya Michelle ketika sambungan teleponnya terhubung.

"Bentar lagi kok udah di depan, tunggu yah," jawabnya.

"Ohh oke deh."

Tak lama kemudian orang yang Michelle tunggu dari tadi pun datang dengan mobil sedan bewarna hitam. Michelle segera memasuki mobil tersebut.

"Sayang maaf yah telat, tadi jalanan macet banget gak tahu kenapa," ucap Adi.

Ya. Sosok yang tadi Michelle tunggu-tunggu adalah Adi. Pacarnya. Sudah tiga tahun Michelle terikat dengannya. Sejauh ini semuanya baik-baik saja, keduanya bisa mengatasi badai yang selalu datang.

"Iya gak papa, tadi nunggunya juga gak lama banget," ucap Michelle.

"Gimana tadi kuliahnya?" Tanyanya.

"Hari ini gak terlalu berat sih, makannya bisa keluar jam segini juga," jawab Michelle sambil melihat beberapa notifikasi yang muncul di ponselnya.

"Bagus deh, hari ini kamu istirahat aja yah, jangan belajar terus. Tubuh kamu perlu istirahat, kemarin-kemarin kan jam tidur kamu gak bener banget," cemas Adi.

"Sekhawatir itu kamu teh?" Michelle tertawa melihat raut wajah Adi yang sangat mencemaskannya.

"Ya jelas dong sayang, nanti kalo kamu sakit gimana?" Adi sesekali melihat Michelle yang berada di sampingnya.

Michelle tersenyum. Dia tidak menyangka orang yang dia sayangi sangat mempedulikannya. Obrolan mereka terhenti. Keduanya menikmati lantunan lagu yang diputar di suatu saluran radio. Secara otomatis, Michelle meletakkan kepalanya di bahu Adi yang cukup lebar.

"Di," panggil Michelle memecah keheningan diantara keduanya.

"Hmm?"

"Would I survived?" Michelle menanyakan diri sendiri.

"Ehh gak boleh mikir gitu ah, the university choose you, mereka percaya kamu bisa lewatin semua ini," Adi langsung paham apa arti pertanyaan Michelle barusan.

"Pikirin lagi apa yang udah kamu perjuangin untuk masuk ke jurusan dan universitas yang kamu inginkan," tambah Adi.

"Iya juga yah."

Ini bukan sekali dua kali Michelle bertanya seperti ini kepada dirinya sendiri. Sampai saat ini Michelle masih tidak yakin dengan keputusan yang sudah dia ambil yaitu melanjutkan pendidikannya di fakultas kedokteran. Dia pikir dia akan tahan dengan segala bebannya karena saat SMA Michelle sudah biasa mengerjakan tumpukan tugas. Namun pada kenyataanya, kuliah kedokteran jauh lebih berat dari bayangannya.

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Where stories live. Discover now