22

9.1K 969 111
                                    

"Begitulah kehidupan. Biarpun kita terluka parah kita tetap harus menjalaninya."

***

Michelle tidak menyangka pertandingan di pagi hari akan se-sengit ini. Sudah berkali-kali pemain kedua tim mengeluarkan emosinya hingga sedikit beradu fisik antar sesama. Sarah sudah sedikit kewalahan karena dari tadi dirinya bolak-balik dari stand P3K ke tengah lapangan untuk mengobati pemain yang cedera akibat benturan dengan sesama.

Skor yang dihasilkan oleh kedua tim tak jauh beda. Hal itu membuat para pemain dengan tiap pendukungnya semakin panas. Namun sejauh ini skor masih dimenangkan oleh tim fakultas bisnis. Rifan selaku ketua tim basket fakultas kedokteran di pertandingan kali ini semakin nafsu untuk mencetak poin ke dalam ring basket.

Sepanjang pertandingan, pandangan Michelle tak pernah terlepas dari Rifqi. Kali ini lelaki itu tak menatapnya balik sehingga Michelle bisa memperhatikan sepuasnya. Sejujurnya Michelle masih kagum dengan bakat Rifqi dalam bidang olahraga terutama basket. Sudah berkali-kali Rifqi berhasil mencetak 3 point ke dalam ring basket fakultas kedokteran. 

"Liatin mantannya gitu banget," goda Sarah yang dari tadi memperhatikan Michelle.

"Hah, nggak biasa aja," Michelle jadi salah tingkah, perempuan itu langsung mengalihkan pandangannya dan mencari kesibukan lain yang bisa dia lakukan di stand P3K.

"Gak ada salahnya sih lo merhatiin orang ganteng yang jago main basket. Justru lo aneh kalau gak kagum sama orang kaya dia," Sarah tersenyum penuh arti, dia mulai mendekat kepada Michelle.

Sarah tahu betul bahwa dibalik luka yang pernah Rifqi buat di dalam hatinya, Michelle masih tetap menyimpan rasa untuk lelaki itu walaupun saat ini Michelle sudah terikat dengan hubungan bersama orang lain. Manusia memang seperti itu, lebih menyukai orang yang melukai kita dibandingkan orang yang menyembuhkan luka lama kita.

"Gue udah biasa liat dia kaya gitu dari SMA," Michelle berusaha untuk menyembunyikan rasa kagum terhadap mantannya.

"Ahh tapi pasti ada kan rasa kagum sedikit mah karena lo baru liat dia tanding lagi," Sarah masih tidak berhenti untuk menggodanya.

Sarah melihatnya secara langsung bahwa mata Michelle terlihat jelas berbinar-binar saat dia memperhatikan lelaki itu dalam pertandingan.  Bisa dibilang Sarah ahli dalam bidang percintaan walaupun saat ini dia tak memiliki seorang kekasih. Di mata Sarah, Michelle terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta, seperti seseorang yang sebatas mengaguminya saja.

Ponsel Sarah tiba-tiba berbunyi. Michelle yang tadinya berniat untuk membalas ucapan Rifa kembali mengurungkan niatannya. Sarah langsung mengangkat panggilan itu karena nama Rifa yang tertera di layar ponselnya.

"Halo Rifa ada apa?" Sarah langsung bertanya sambil meletakkan ponselnya di depan telinga kanan.

Michelle tidak bisa mendengar apa yang mereka obrolkan. Namun dilihat dari raut wajah Sarah, Michelle bisa medebak bahwa ada suatu kendala yang sedang terjadi.

Beberapa saat kemudian, Sarah memutuskan panggilan tersebut. Wajahnya terlihat cemas. Sepertinya masalah yang kali ini terjadi bukan masalah yang biasa-biasa saja.

"Chelle gawat banget, di lapangan baseball ada yang bocor kepalanya. Disana perlu bantuan banget, lo gak papa kan sendiri dulu disini? Gue kalau udah beres langsung balik kok," jelas Sarah penuh dengan kecemasan.

"Yaudah cepet kesana tanganin dulu," Michelle jelas mengizinkan. Saat ini orang tersebut sangat membutuhkan pertolongan.

Sarah segera pergi sambil membawa beberapa alat medis untuk menolong sang korban. Kini Michelle harus menjaga stand P3K sendirian. Karena hal tersebut, dia tidak lagi bisa bersantai-santai.

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt