40

4.8K 753 405
                                    

"Pada kenyataannya, aku tak pernah rela untuk melepaskanmu."

***

Rifqi merasa sangat lelah setelah menaiki beberapa wahana ekstrim. Sepanjang permainan itu berlangsung, jantungnya berpacu dengan kecepatan di atas rata-rata dan bahkan setelah dia keluar dari wahana tersebut pun jantungnya masih tetap berdegup secepat itu. 

Pada awalnya, Rifqi benar-benar tampak gagah dan berani saat dia sedang berada di dalam antrian. Rifa dan Farrel sempat menduga bahwa Rifqi benar-benar sudah tidak takut. Namun pada kenyataannya, Rifqi berteriak histeris pada saat wahana ekstrim itu berlangsung. Lelaki itu masih belum berani untuk menaiki wahana seperti itu.

"Si Rifqi teriak-teriak kaya liat setan anjir," Rifa tidak berhenti menertawakan tingkah Rifqi barusan. Bagi Rifa, wahana itu menjadi tidak menyeramkan karena selama permainan itu berlangsung Rifa tidak berhenti menertawakan Rifqi.

"Haduh Rifqi-Rifqi, gue pikir lo beneran udah ga takut," Farrel menggeleng-gelengkan kepalanya.

Michelle berusaha untuk menahan tawanya sampai detik ini. Dia merasa sedikit kasihan dengan Rifqi dipermalukan oleh teman-temannya seperti itu. Dia tahu betul bahwa Rifqi sedang berusaha untuk terlihat gagah dimatanya dan usahanya patut untuk diapresiasi. Michelle berusha akeras untuk tidak ikut tertawa dalam bentuk apresiasinya untuk Rifqi.

"Dia gengsi takut lo seret beneran," Rifa memandang Rifqi penuh arti. Perempuan itu tahu betul sifat Rifqi seperti apa, mereka sudah berteman sejak kecil jadi wajar saja apabila Rifa sangat mengetahui baik-buruknya Rifqi.

"Kasian banget sih Michelle kayanya kupingnya udah panas gitu deh duduk di sebelah Rifqi," Farrel menambahkan dengan sisa tawanya.

Hari ini Rifa dan Farrel sangat puas memojoki Rifqi. Ini kesempatan langka untuk mereka bercanda seperti ini. Biasanya Rifqi selalu menolak apabila Rifa mengajaknya bermain di tempat seperti ini. Rifqi juga pasti akan menolak apabila dia mengajaknya untuk ikut mencoba wahana ekstrim. Ini semua karena kehadiran Michelle. Apabila perempuan itu tidak bergabung, mungkin hari ini tidak akan dipenuhi oleh tawa dan bahagia.

"Yaudah yuk naik bianglala sebelum pulang, gue pengen banget liat sunset dari sini dan gak pernah kesampean," ajak Rifa setelah tawanya benar-benar pudar.

"Hayu deh kita kabulin bm-nya Rifa, let's go," Farrel langsung lanjut melangkah menuju destinasi selanjutnya dengan sisa tenaganya

Kali ini Rifa dan Farrel tidak mempercepat langkahnya untuk pergi menuju bianglala, wahana terakhir yang akan mereka naiki hari ini. Mereka berempat sudah mulai kehabisan energi untuk pergi ke wahana berikutnya. Energi mereka sudah terkuras banyak karena menertawakan kelakuan Rifqi di wahana sebelumnya. 

Rifa dan Farrel juga lupa akan tujuan mereka untuk memberikan Rifqi dan Michelle momen berdua yang banyak. Mereka terlalu gembira sehingga melupakan misi utama untuk hari ini. Namun, sejauh ini rencana Rifa cukup berhasil untuk memberikan kenangan terindah untuk Rifqi dan Michelle.

Rifa dan Farrel segera masuk ke gondola yang pertama. Semantara Rifqi dan Michelle masuk ke gondola berikutnya. Michelle memosisikan dirinya tepat dihadapan Rifqi karena itu adalah jarak terjauh yang bisa dia ciptakan di dalam gondola ini meskipun mereka harus saling berhadapan.

Michelle langsung menyandarkan punggungnya di bagian senderan yang ada di dalam gondola tersebut. Tanpa disadari Michelle tersenyum tipis sambil melihat pemandangan disekitarnya. Dia tidak menyangka pemandangan dari wahana yang sedang dia naiki akan seindah ini. Pantas saja Rifa sangat menginginkan hal ini dari lama. 

Namun dari sudut pandang Rifqi, ada hal lain yang jauh lebih indah untuk dilihat dari pada pemandangan disekitarnya. Perempuan yang saat ini berada tepat di hadapannya jauh lebih cantik ditambah senyum tipisnya yang membuatnya semakin menawan. Sayangnya, makhluk cipataan Tuhan yang indah ini sudah tak bisa menjadi miliknya lagi.

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Where stories live. Discover now