16

8.9K 1.1K 260
                                    

"Sistem tarik ulur, itukah yang sedang kau terapkan kepadaku?"

***

Setelah menenangkan tunangannya, Rifqi kembali menghampiri teman-temannya. Akhirnya Rika mau mendengar perkataannya, gadis itu mau pulang duluan tanpanya. Rifqi merasa sedikit tak tega dengannya apabila perempuan itu harus menunggunya sampai tengah malam. Selain itu, Rifqi juga perlu waktu sendiri bersama teman-temannya

"Dino ku sayang apa kabar lo? Kangen banget gue, gimana temen lo yang di Inggris ada yang mau sama gue gak?" Nadhif memeluk leher Aldino cukup erat.

"Sumpah gue kira lo gak bakal dateng," Farrel masih terkejut dengan kehadiran lelaki itu.

"Huh Nadhif pikirannya cewek mulu," ejek Davin.

"Ya gak papa atuh, gue gak mau jadi yang terakhir nikah di antara lo semua," ujar Nadhif.

"Gue belum ngenalin Dhif pada sibuk semua, makanya ayo dong ikut kesana biar bisa kenalan langsung," Aldino merespon perkataan Nadhif.

"Lagian ya Dhif, lo kan punya temen yang pinter ngerayu cewek kenapa gak minta diajarin sama dia aja," sindir Aldino sambil melirik Rifqi yang dari tadi belum bersuara.

Rifqi kembali tersadar karena sindiran tersebut. Lelaki itu otomatis langsung melirik Aldino yang telah menyindirnya. Setelah kejadian barusan, pikirannya dipenuhi oleh segala hal sehingga dia tidak bisa berkonsentrasi.

"Mikirin apa lo Rif? Masih ngerasa bersalah ya gara-gara kejadian tadi. Makanya pacar tuh harus dijaga biar ga jatuh kaya tadi," Aldino tertawa ringan. Sementara Rifqi masih mencerna perkataan temannya barusan. Siapakah yang dimaksud pacar oleh Aldino? Apa jangan-jangan anak rantau itu belum tahu bahwa dirinya sudah tak lagi berhubungan dengan Michelle.

"Dino jangan bilang lo gak tau kalau si Rifqi udah putus?" Sebelum Rifqi mengangkat suaranya, Farrel sudah merespon ucapan Aldino.

"Rif seriously? Lo kenapa putus dah padahal Michelle perfect gitu," Aldino terkejut dengan fakta yang baru saja dia dengar.

"Kenapa Dino? Masih mau ya?" Davin menggoda Aldino, mengungkit masa lalunya. 

"Enggak kok. Cuma kaget aja, gue pikir kalian bakal sampai nikah," Aldino merespon dengan raut wajah datarnya. Jujur saja lelaki itu sudah tak ada lagi rasa untuk Michelle, dia sudah mengikhlaskannya untuk Rifqi karena dia tahu laki-laki itu lebih mampu untuk membahagiakannya. Namun setelah balik ke Indonesia, ternyata realita tak berjalan sesuai ekspektasinya. Dua sejoli itu sudah tak lagi bersama, entah alasannya apa.

"Pinginnya sih gitu Dino, cuma gak ada yang tahu kan masa depan bakal kayak gimana," Rifqi tersenyum kecut. Kini menjalin hubungan dengan Michelle hanya sebatas angan-angannya saja dan angan-angan itu tak bisa dia gapai karena faktanya dia sudah bertunangan dengan perempuan lain.

"Si Rifqi tuh dijodohin, jadi sebenernya bukan dia yang mau nikah sama si Rika," Farrel bantu menjelaskan. Dia rasa Aldino belum tahu tentang hal ini.

"Yaampun jadul banget jodoh-jodohan dikira masih jamannya Siti Nurbaya apa," Aldino menggeleng-gelengkan kepalanya. Semua temannya sontak tertawa lebar. Setelah tidak bertemu beberapa tahun, Aldino banyak berubah dan salah satunya laki-laki datar ini bisa membuat teman-temannya tertawa terbahak-bahak karena candaannya.

"Rifqi, gue bukannya nyuruh lo ngelawan orang tua yah. Tapi ada kalanya lo speak up, ga semuanya bisa diatur sama orang tua dan salah satunya adalah masalah hati. Nikah itu perjanjian seumur hidup Rif, emang lo bakal bisa megang janji itu sama perempuan yang bahkan gak lo cintai," Aldino merangkul Rifqi yang ada di sebelahnya. Kini dia tahu mengapa Rifqi terlihat murung di acara seperti ini, tak seperti biasanya. Wajar saja jika Rifqi banyak pikiran, segala hal yang sifatnya memaksa kepada seseorang hanya akan membuat orang itu terluka.

Rifqi masih bungkam. Mencerna kata per kata yang keluar dari mulut Aldino. Lelaki yang saat ini sedang menasihatinya memang ada benarnya. Namun tetap saja dirinya belum berani untuk melawan keinginan Roy, ayahnya.

"Masalahnya lo Rif yang bakal ngejalanin hidup sama perempuan itu. Bokap lo udah gak akan ada urusan lagi sama lo sementara lo harus megang janji, ngejaga pernikahan lo sama orang yang bahkan gak pernah lo sayang," lanjut Aldino dengan nada datarnya namun kata-katanya mampu membuat Rifqi berpikir ulang atas tindakannya.

"Pilihannya cuma ada dua, lo balik ke dia atau gue yang sama dia," Aldino mulai bercanda lagi sekaligus menakut-nakuti Rifqi.

Mata Rifqi langsung membulat saat mendengar ucapaan Aldino barusan. Ada sedikit rasa was-was dalam dirinya. Sementara teman-teman yang lainnya malah tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Rifqi yang sangat ekspresif.

"Abang Dino banyak berubah ya setelah tinggal sama bule-bule. Coba aja dari dulu lo kaya gini, kerjaan gue pasti ketawa mulu," ujar Davin dengan sisa tawanya.

"Hahaha, becanda kok Rif. Jadi pesan gue buat lo, kejar sebelum lo kehilangan dia untuk selamanya," Aldino menepuk-nepuk bahu Rifqi yang masih mematung ditempat.

Tak lama kemudian, Michelle dan Rara ikut bergabung. Rifqi kembali tersadar setelah larut dalam lamunannya karena gadis itu. Suasana yang lelaki itu rasakan menjadi canggung entah kenapa. Tak seperti biasanya Rifqi merasa seperti ini.

Di sisi lain, Michelle juga merasakan hal yang sama. Dirinya merasa canggung berada di dalam satu lingkaran dengan lelaki itu. Padahal beberapa jam yang lalu dia dengan lelaki itu sempat berada dalam kenyamanan. Keduanya sempat merasa nyaman saat mereka berada di atas panggung sambil menampilkan sebuah lagu.

Michelle sudah mengganti pakaiannya. Kini perempuan itu mengenakan kemeja putih dan celana kulot bermotif garis-garis dengan perpaduan warna hitam, putih, dan merah muda. Rambutnya masih sedikit basah atas kejadian tadi.

Seorang alumni yang kini berprofesi sebagai DJ ternama mengisi panggung kali ini. Seketika keadaan menjadi meriah kembali. Aldino menepuk pundak Rifqi, memberikan sinyal kepada Rifqi supaya lelaki itu menjadikan waktu ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Michelle. Beberapa temannya mulai pergi mendekat ke panggung sampai akhirnya hanya tersisa dirinya dengan Michelle.

Keduanya masih sama-sama terdiam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing

"Chelle sorry tunangan gue-" 

"Iya Rif gue gak-papa kok," Michelle langsung memotong ucapan lelaki itu. Michelle tidak mau Rifqi merasa bersalah kepadanya karena dia rasa posisinya yang salah. Salah karena Michelle membukakan pintu dan memberikan lelaki itu kesempatan untuk masuk ke dalam kehidupannya kembali.

Keduanya kembali membisu. Mereka terlihat canggung di tengah keramaian ini. Disaat orang-orang menari-nari bersama teman lainnya mereka terdiam canggung satu sama lain seolah-olah ini pertemuan pertama kali mereka.

Beberapa saat kemudian, seorang DJ tersebut memutarkan lagu romantis yang sangat slow, berbeda jauh dengan musik yang diputar sebelumnya. Beberapa orang telah berpasangan dengan yang lainnya untuk berdansa mengikuti irama lagu. Hal itu membuat keadaan di antara Michelle dan Rifqi semakin canggung.

Rifqi tahu ini pasti ulah Aldino karena dia sempat melihat lelaki itu berjalan ke arah backstage. Aldino memberikan Rifqi kesempatan untuk meraih Michelle kembali. Jantungnya sudah mulai berdegup cepat, Rifqi tahu kesempatan itu tidak akan datang dua kali jadi waktu ini harus dia gunakan sebaik mungkin.

"Chelle lupain soal tunangan gue. Will you dance with me?

***

Vote dan Comment buat part selanjutnya!

Instagram :

Putrizhr

Chachaii_

Hai semuanya, gimana nih sama part yg ini? Semoga masih pada tetep suka yaa sama ceritanya. Tetep terus ikutin cerita aku yah karena kedepannya bakal banyak kejutan buat kalian semua. Seperti biasa, 1,5 readers 300 vote aku langsung up yaa..

Ohiya buat kalian yang akun IGnya mau di follback sama aku, capture bagian favorit dari cerita CLBK, masukkan ke Snapgram dan jangan lupa tag akuu @putrizhr dan @chachaii_. lima orang pertama yaa!

See u!!

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Where stories live. Discover now