36

4.7K 758 168
                                    

"I know you love her, that is why I trust you that you will protect her."

***

Setelah mengantarkan Michelle pulang ke tempat tinggalnya selama di Jakarta dengan selamat, Rifqi tidak langsung pergi dari sana. Lelaki itu terdiam selama belasan menit di dalam mobil yang dia parkirkan tepat dihadapan rumah tersebut, padahal Michelle kini sudah tidak lagi disisinya, perempuan itu sudah masuk ke dalam rumah. Rifqi tidak ada tujuan kemana dia akan pergi selanjutnya. Teman-temannya sedang mengerjakan tugas dari kampusnya masing-masing dan dia juga tidak mau datang ke rumah secepat ini.

Sudah beberapa hari Rika tinggal di rumahnya dan sejujurnya Rifqi sedikit terganggu dengan kehadiran perempuan itu di rumahnya. Rifqi masih berusaha untuk tetap menerima segala kekurangan perempuan itu. Dia tetap berusaha untuk mencinati Rika meskipun kelakuannya di rumah sangat menyebalkan untuknya. Tetapi tetap saja, semakin dia berusaha untuk mendekati Rika, lelaki itu semakin terbayang-banyang dengan Michelle.

Rifqi berusaha untuk memastikan keberadaan Farrel saat ini, siapa tahu sahabatnya ini bisa meluangkan waktunya sedikit untuknya. Rifqi segera menghubungi sahabatnya itu melalui panggilan telepon.Setelah menunggu selama beberapa menit, akhirnya panggilan tersebut diangkat oleh sang penerima.

"Ada apa toh? Minta gue main kerumah lagi biar si nenek sihir ga ganggu lo?" Yang dimaksud nenek sihir oleh Farrel adalah tunangnnya Rifqi, Rika. Sejujurnya dia sedikit tidak suka dengan karakter perempuan itu dan Farrel sudah mulai terbuka kepada Rifqi terkait masalah ini.

"Rel main yuk, gue gak mau pulang cepet," ajak Rifqi.

"Lo dimana emang Rif?" Farrel menanyakan keberadaannya.

"Depan rumah mantan," jawab Rifqi dengan perasaan yang tidak menentu. Ada sedikit rasa ketidakikhlasan untuk menerima faktanya bahwa Michelle adalah mantannya, sebuah fakta yang menunjukkan bahwa perempuan itu hanya pernah ada dalam dihidupnya untuk sesaat.

"ngapain?" Farrel sedikit heran dengan jawaban Rifqi. Dia tidak paham apa yang dimaksud oleh lelaki itu, apakah hanya suatu bercandaan atau memang fakta.

"nganterin pulang," jawab Rifqi singkat dengan intonasi nada yang serius.

"Jadi yang udah nyerah buat merjuangin si Michelle ternyata masih suka nganterin pulang toh," sindir Farrel.

"Kepaksa Rel, gue juga gak mau," Rifqi mencoba untuk membela dirinya.

"Kepaksa apa modus lagi kaya waktu itu," Farrel tidak berhenti menyinggung sahabatnya ini. Dia sedikit tidak setuju dengan sifat ketidakkonsistenan Rifqi disaat lelaki itu telah membuat keputusan.

"Sumpah rel terpaksa gue," Rifqi bersumpah.

"Halah sa'ae aja akang gendang ngelesnya," Farrel tidak menganggap sumpah yang baru saja Rifqi keluarkan dalam mulutnya adalah suatu kejujuran yang bisa dia percaya.

"Serius Rel, gue beneran mau nyoba buat sayang sama Rika, tapi hari ini gue lagi ga mood buat ketemu dia dalam waktu yang lama," Rifqi masih berusaha untuk membela dirinya, dia sangat yakin bahwa kali ini posisinya sama sekali tidak salah.

"Gue ini disuruh Adi, serius," Rifqi masih tetap berusaha supaya Farrel mempercayainya kali ini.

"Rif, lo bener-bener sih. Secara logika nih ya, ngapain Adi nyuruh mantan pacar ceweknya buat ngejemput kalo dia sendiri gak ada kesibukan?" Farrel memberikan pertanyaan menjebak untuk Rifqi.

"Hah? Tadi dia bilang ada meeting, makanya gue jemput Michelle itupun atas perintah pacarnya," Rifqi sedikit terkejut dengan statement yang baru saja dilontarkan oleh Farrel. Dia sedikit tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Farrel.

CERITA LAMA BELUM KELAR - CLBK (IPA & IPS 2)Where stories live. Discover now