1. The Descendants

378K 29K 82.4K
                                    

Hai temen-temen ^^

Selamat datang di After WITH J : hereditary

Eits, sebelum kalian mampir kesini, sudah baca serangkaian tiga series yang lain, kan? 

Pastikan sudah merampungkan semuanya ya, baru kita mulai menjelajah hereditary bareng-bareng ^^

Mungkin ada beberapa yang salah jalur atau tersesat kesini sampai jadi kebingungan, jadi ini urutan membaca The J Universe yang benar :
1. DEAR J 
2. After DEAR J
3. WITH J : after he left me

Jangan sampai kalian terbalik antara After DEAR J dan WITH J : after he left me ya! 
Karena yang bacanya terbalik udah dipastiin bakal kebingungan dan nggak akan berhasil menangkap jalan cerita hehehee. 

Thank you before and hope yall enjoy!

Selamat berteori dan bermain nalar!


- After WITH J : hereditary -


Happy Reading


Seoul, 2069

Hari senin. Hari aktif. Jam 8 pagi itu Lee Jeha– ah, Na Jeha sekarang, dia sudah sibuk di dapur, menyiapkan menu sarapan untuk keluarga kecilnya. Em, Jeha memang tidak sepandai Jaemin dalam hal memasak, tapi itu dulu. Sekarang ia sudah ahli sebagai ibu rumah tangga,, walaupun tetap saja tak bisa menyaingi keahlian memasak suaminya. Lucu sekali. 

Jangan tanya kenapa dia tidak menggunakan printer 3D, rupanya kebiasaan Sang ayah menurun padanya. Sekarang Jeha mengerti kenapa ayahnya selalu suka memasak secara manual. 

Setelah menyiapkan beberapa potong sandwich, omelette, secangkir teh hijau, kopi, dan susu, ia berencana untuk pergi ke kamar putranya karena anak laki-lakinya itu tak kunjung menampakkan diri di meja makan, pun dengan suaminya.

Ah, tidak terasa sudah 8 tahun ya.

Wanita itu tersenyum, memandangi ruang makan yang dengan 8 kursi yang selalu diisi tiga orang. Meski hanya bertiga, rumah sebesar istana itu selalu terasa hangat. 

Sangat berbeda dengan rumah tuanya... dulu.

Jeha rindu ayahnya. 

"Bunda."

Satu panggilan membuat lamunan wanita itu buyar seketika, dia segera menghela napas lega ketika putranya sudah datang ke ruang makan, disusul dengan Sang suami di belakangnya. 

"Sorry for late," kata Na Jeno, sembari membenarkan dasinya dan berjalan ke salah satu kursi.

"Nggak apa-apa, baru aja bunda mau nyusul," perempuan itu kemudian mengambil kursi tepat di hadapan putranya. 

"Tadi dia sempat kehilangan seragamnya," sahut Sang kepala keluarga, duduk di kursi paling ujung, di tengah-tengah. 

Ayah dan anak itu terlihat seperti duplikat, bukan karena wajahnya, tapi karena perawakan hingga sikap. Rasanya Jeha seperti melihat suaminya dalam versi mini. 

Na Jeno seorang anak laki-laki yang tenang seperti ayahnya, dia irit bicara, dan sangat menjunjung tinggi kesopanan. Anak itu pun selalu terlihat serius dan seringkali andil dalam penelitian Phsynch.

[✔] 4. After WITH J : hereditaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang