15. Will You Pass By Or Stay?

178K 20.8K 101K
                                    

"Without sacrifice, true love is incomprehensible

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Without sacrifice, true love is incomprehensible."


Happy Reading


Semua orang di dalam pengadilan itu terkejut. Mereka menolah secara bersamaan ke arah pintu pengadilan yang tertutup. Suara tembakan yang keras itu menyita perhatian mereka, memecah suasana menegangkan di aula. 

Kim Doyoung yang menegang, kini perlahan mengalihkan pandangannya ke arah Daniel yang masih diburu marah. Kemudian pria bermarga Kim itu mengernyit. 

Beberapa detik kemudian, Kang Daniel melebarkan mata, begitu juga dengan Kim Doyoung.

Jangan-jangan!

Keduanya tersentak dan berlari secara bersamaan ke arah pintu aula. Membuat orang-orang di sekitar mereka mulai tersadar. Hal pertama yang dilihat Daniel adalah sosok Na Jeno dalam balutan pakaian serba hitam yang berdiri dengan wajah dingin sembari memegang pistol. 

Daniel yang mengikuti arah pandangan Jeno, kemudian terkejut setengah mati hingga rasanya jantungnya ingin melompat keluar. 

"Na Jeno?!"

Itu bukan teriakan Daniel, tapi Doyoung yang menatap Jeno tidak menyangka. 

"Gyuri-ya..."

Taehyung masih tidak dapat mencerna apa yang baru saja terjadi, kesadarannya berangsur-angsur kembali. Matanya basah dan memerah. Menatap putrinya yang telah ambruk dengan tatapan nanar. 

Dia sama sekali tidak mengerti mengapa putrinya yang tertembak, karena jelas-jelas Na Jeno menargetkan peluru itu kearahnya. 

"J-Jeno?" Jaemin yang baru saja keluar dari sana, menatap putranya yang masih tak berekspresi, seolah tak terjadi apapun. 

"Kim Taehyung?!" 

Na Jaemin sempat terkejut karena Jeha tahu-tahu menerobos tubuhnya. Menerobos orang-orang yang masih mematung kemudian berlari menghampiri Taehyung yang bersimpuh sambil memeluk putrinya yang bersimbah darah. 

"G-Gyuri...?" Gemetarnya, saat ia berlutut di hadapan Taehyung. Menatap lubang di bahu anak perempuan tersebut dengan ketakutan luar biasa. 

Sejurus kemudian, wanita itu menoleh kearah putranya, menatap Jeno yang masih berdiri dengan begitu tenang namun sorotnya sungguh menusuk. 

"Na Jeno kamu gila?!!" Serunya marah. 

"Kalian yang gila," datar Jeno. 

"Kamu bisa-bisanya!!!" 

Jeha tak tahu harus mengatakan apapun lagi. Anak laki-lakinya baru saja menembak seseorang, dan sekarang malah mengatai orang lain gila. Tak meminta maaf, tak ada penyesalan, tak ada ekspresi.

[✔] 4. After WITH J : hereditaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang