13. Without You

188K 19.6K 132K
                                    

"Aku masih disini, tanpa siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masih disini, tanpa siapapun. Menunggu kedatangan yang tak pasti, masih berharap bahwa kau akan berlari dalam pelukan kembali. Bahkan meski Tuhan menentang, aku tak bisa memungkiri. Tanpamu, aku hampa."

–Na Jaemin


Happy Reading


Kedua mata indah Jeha kini memandang laki-laki yang menatapnya dengan serius. Jeha sedikit gemetar, bibirnya terbuka dan ia tak dapat berkata-kata. Lidahnya bagai membeku, dan ia sungguh tidak tahu apa yang harus ia katakan. 

Menceraikan Na Jaemin?

Itu adalah hal tabu yang tak pernah terpikirkan olehnya sama sekali.

Lalu kenapa kau pergi sekarang, Jeha? Apa kau pikir pernikahan aalah hal yang main-main?

Perempuan itu menahan napas selama beberapat detik, kemudian menghela pasrah. Jeha merasa terlalu lelah dengan semuanya, hingga dia kemudian berkata. 

"Iya..." 


-----oOo-----


Na Jeno berdiri kaku di depan wastafel dapur, kemudian menghela napas panjang sembari memejamkan matanya. Otaknya terlalu berat untuk memikirkan ini, ia merasa tidak sanggup, tapi–

Ia harus menguatkan dirinya sendiri untuk Sang ayah. 

Menggelengkan kepalanya sejenak, anak laki-laki itu mengambil secangkir teh hijau pahit yang baru saja ia seduh. Membawanya dengan hati-hati dan membawanya ke lantai dua. Untuk ayahnya. Dia tidak bisa terus tinggal di rumah Kim Doyoung, ayahnya akan sendirian. Bahkan walaupun Kim Doyoung dan Kim Suho berebut untuk menyuruhnya tinggal di rumah mereka, anak itu sangat bersikukuh untuk kembali ke rumah. 

Ayahnya pun memilih untuk pulang ke rumah ketimbang di rumah sakit. Tak ada alasan bagi anak itu untuk pergi juga dari rumahnya. Dia telah berjanji untuk merawat Sang ayah. 

Membuka pintu kamar yang tidak tertutup sepenuhnya, Jeno berusaha untuk tidak menimbulkan suara sedikit pun. Sudah beberapa hari ini Na Jaemin tidak turun dari ranjangnya, Jeno sangat khawatir.

Anak itu meletakkan cangkir tehnya di atas nakas, kemudian memandang ayahnya yang tak terlelap, sekadar memejamkan mata. Dilihatnya sosok yang biasanya tegap dan berwibawa itu kini terbujur di atas kasur dengan kondisi lemah. Ayahnya yang tampak kurusan, matanya cekung dan pipinya semakin kurus. 

"Ayah, minum tehmu dulu," suaranya. 

Jaemin membuka mata, Jeno bisa melihat tatapan itu terlihat kosong dan tak ada apapun di dalam sana. 

[✔] 4. After WITH J : hereditaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang