23.1 The Doppelgänger?

181K 22.9K 96.4K
                                    

"because no matter how sophisticated the world is, they'll can't change the destiny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"because no matter how sophisticated the world is, they'll can't change the destiny."


Happy Reading


Lee Jeha merasa dirinya sedang bermimpi, atau jikalau itu memang benar, dia hanya berharap semua ini hanyalah sebatas mimpi dari awal. Namun fakta bahwa seseorang yang sedang menahan tangannya itu tampak nyata, dadanya terasa sesak. Berbagai hal gila bermunculan di hadapannya, dan kali ini semuanya lebih dari sekadar gila.

Kenapa perempuan ini... mirip dirinya?! 

"K-kamu..." suara Jeha terbata, tangannya yang memegang pistol gemetar, memandang seorang perempuan yang berwajah sama persis dengan dirinya. Mulai dari perawakan, garis wajah, rambut, hingga caranya memandang.

"Bukan gini cara mengakhirinya," suara itu berujar lagi, bahkan bias suaranya pun sama persis. 

Apakah dia Lee Jeha dari tahun 2057? 

Tidak, itu tidak mungkin. Dirinya di masa ini sedang dioperasi besar-besaran. 

"Siapa... kamu siapa..." Jeha yang frustrasi, terdengar seperti ingin menangis untuk yang kesekian kali. 

Perempuan yang menggunakan jaket kulit dan jeans hitam itu hanya tersenyum tipis, lalu mengambil pistol yang ia genggam dan membuangnya ke sembarang arah, lantas berlutut, menyamakan tinggi. 

"Aku itu... kamu." 

Kali ini, kening Lee Jeha menjadi kusut, "dari... tahun berapa?" Tanyanya, sembari menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. 

Itulah yang jadi pertanyaannya, karena seorang perempuan yang katanya 'adalah dirinya' itu tidak terlihat lebih muda ataupun lebih tua. 

Jeha yang satu lagi, hanya tersenyum menghela, "harusnya kamu tanya, dari semesta yang mana?" 

"A-apa?" 

Kepala Lee Jeha menjadi semakin pusing, selain karena wanita di depannya itu berbicara dengan tarik-ulur, otaknya juga sedang tak memungkinkan untuk berpikir dengan kondisi seperti itu. 

"Apa... apa maksud kamu? Semesta yang mana? Apa-apaan?"

Lee Jeha yang satu lagi, menghela napas, "aku udah pernah bertemu sama bagian diri kita yang lain, tapi... kayanya cuma kamu yang paling kaget."  

Reaksi Lee Jeha - yang sedang terluka - masih terlihat cukup terkejut, benar-benar tak bisa mencerna apa yang sebenarnya telah terjadi. Wajahnya menjelaskan sekali jika perempuan itu kebingungan di tengah keputusasaannya. 

Lalu, Si perempuan yang datang entah darimana, mulai mengernyit, "apa kamu benar-benar nggak tau tentang ini?" 

Jeha yang berpakaian compang-camping itu diam, lalu perlahan menggeleng dengan ekspresi rancunya. Hal yang membuat lawan bicaranya cukup tidak menyangka. 

[✔] 4. After WITH J : hereditaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang