Kapitel 1

52.1K 1.3K 43
                                    

"Der beste Absolvent geht an¹... Alvaro Keano!"

Sebuah penghargaan telah merubah hidup Alvaro. Enam tahun yang lalu, seorang pemuda berdarah Indonesia datang ke Jerman untuk menempuh pendidikan. Datang sebagai warga negara asing, Alvaro berhasil membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi dokter yang handal. Semua itu membawa Alvaro ke tempat ia berdiri sekarang.

"Gehst du heute?²" tanya Julian, dokter sekaligus teman baik Alvaro sejak mereka masih duduk di bangku kuliah.

"Iya" balas Alvaro singkat sambil menutup kopernya dengan rapat.

"Ngebayangin lo bisa makan rendang dan pecel lebih dulu dari gue, Ich beneide dich³"

Alvaro hanya tersenyum tipis.

"Julian, die notaufnahme braucht dich⁴ " ucap seorang Dokter yang baru saja masuk ke dalam ruang di mana Alvaro dan Julian sedang berada.

"Gue harus pergi sekarang, hab einen sicheren flug⁵" Julian menepuk bahu Alvaro sebelum pergi meninggalkannya.


Penerbangan yang cukup panjang memang membuat Alvaro merasa lelah tapi, hal tersebut tidak menghentikan senyumannya saat ia menghirup udara Indonesia untuk pertama kalinya sejak 3 tahun terakhir.

"Alvaro!" teriak seorang pria yang tak kalah tinggi dengan Alvaro.

"Loh lo ngapain ke sini?"

"Ya jemput adik kesayangan gue lah. Ayo cepet, papa sama mama udah tungguin tuh di rumah"

Sambutan hangat dari keluarga, makanan khas Indonesia yang disajikan khusus untuknya, semua itu terasa sempurna bagi Alvaro. Menghabiskan lebih dari 5 tahun di negeri orang tidak membuat rasa cinta Alvaro terhadap negaranya sendiri pudar.

"Masuk" ucap Alvaro saat mendengar suara ketukan dari pintu kamarnya.

"Alva, belum selesai beres-beresnya?"

"Belum ma, ada apa?"

"Besok kamu ada acara?"

"Iya, ada seminar di salah satu rumah sakit di daerah pusat"

"Jam berapa?"

"Siang"

"Kalau gitu, malamnya kosong dong?"

Alvaro menatap ibunya curiga.

"Memangnya ada apa sih? Tumben mama nanyain jadwal Alva sampai detail gini"

"Kamu masih ingat tante Farah?"

"Iya masih, kenapa?"

"Besok malam mama mau ketemuan sama tante Farah dan anaknya, kamu ikut ya"

Alvaro mengalihkan pandangannya sambil memasukkan baju ke dalam lemari, berusaha untuk tidak memedulikan ucapan ibunya.

"Ayolah, mama dengar anaknya itu dokter juga loh"

"Ma, Alva kan balik ke sini buat liburan bukan buat dijodohin"

"Kan masih ada 5 hari lagi, selama 5 hari itu mama janji ga akan ganggu jadwal kamu"

Alvaro tetap terdiam.

"Di coba aja dulu, kalau ga cocok mama ga akan paksa kok"

"Janji?" tanya Alvaro.

"Janji"

***

 "Hanna!"

"Ada apa sih Ra? Pagi-pagi udah teriak aja" balasku sambil menguap.

"Lo balik jam berapa semalam?" tanya Liora sambil memberikan segelas kopi hangat, ia tau apa yang ku butuhkan.

"Jam 4"

"Jam 4? Wait... lo baru balik ke rumah 2 jam yang lalu, lo sempet tidur?"

"Ya menurut lo aja Ra" balasku sambil memutar leherku searah jarum jam dengan perlahan.

"Eh ngomong-ngomong, siang ini lo ada jadwal apa aja?"

"Umm, sejauh ini jadwal gue baru keisi pagi"

"Kalau gitu, temenin gue ikut seminar ya"

"Seminar? Lo mau dengar suara dengkuran gue di tengah seminar itu?"

"Ayolah, seminarnya bagus kok. Gue jamin lo ga bakal ketiduran, secara yang bawainnya aja dokter dari Jerman terus ditambah ganteng lagi"

Aku hanya terdiam, sambil berusaha untuk tidak menatap Liora yang sedang memasang wajah memelas.

"Ayolah...gue ga ada temen nih"

"Iya iya"

 "Gitu dong!" Liora meletakkan tangannya di sekeliling leherku dengan semangat.

"Eh eh, kopi gue" ucapku sambil berusaha melindungi segelas kopi hangat yang eksistensinya sangat berarti bagiku di saat-saat seperti ini.

Setelah menangani 3 pasien yang memerlukan tindakan cukup serius kemarin, aku bersyukur jadwalku hari ini tidak terlalu padat. Setidaknya aku masih dapat mencuri waktu untuk beristirahat sejenak di dalam ruang dokter. Dalam duniaku, setiap menit yang ku lewati sangatlah berarti. Bukan hanya dalam menyelamatkan pasienku tapi juga setiap menit yang dapat ku manfaatkan sebagai waktu istirahat.

Waktu istirahatku tidak berlangsung lama, suara deringan telepon yang cukup kencang membangunkanku dari tidur.


¹lulusan terbaik jatuh kepada               
²apakah kau akan pergi hari ini?
³aku iri padamu 
ruang gawat darurat membutuhkanmu    
⁵semoga selamat sampai tujuan

LakunaWhere stories live. Discover now