Kapitel 1.4

17K 887 9
                                    

Dengan cepat aku berdiri dari tempat dudukku, kebetulan Alvaro juga sudah kembali.

"Ada yang mau gue omongin" ucap kami secara bersamaan.

"Lo dulu" Alvaro mempersilahkanku untuk berbicara terlebih dahulu.

"Gue harus pergi sekarang" balasku dengan cepat.

"Well,  gue rasa memang sudah saatnya buat kita balik ke tugas dan tanggung jawab kita. Jadi, tunggu apalagi?"

Aku dan Alvaro sama-sama berlari menuju pintu keluar.

Sial, heels yang ku gunakan sama sekali tidak membantu dan malah membuatku hampir terjatuh. Setelah keluar dari tempat itu, kami membuka pintu mobil kami yang ternyata di parkir bersebelahan.

"Hanna" panggil Alvaro.

"Hm?"

"Lo yakin bisa cepat sampai tujuan kalau lo nyetir pakai itu?" ucap Alvaro sambil menunjuk heels yang aku pakai.

Aku menatap kedua heelsku lalu menggeleng.

Alvaro membuka pintu mobilnya dan mengeluarkan sepasang sepatu dari kotaknya. Ia menekuk salah satu lututnya dan melepaskan kedua heels tersebut dari kakiku, satu per satu. Lalu, memasangnya pada kedua kakiku. Aku tidak tau siapa pemilik sepatu tersebut tapi ukurannya sangat pas dengan kedua kakiku dan yang pasti jauh lebih nyaman dari heels yang aku pakai tadi. 

Setelah selesai, ia kembali berdiri dan membuka pintu mobilnya.

"Alvaro" 

"Lo.. hati-hati ya" ucapku dengan pelan.

Ia tersenyum tipis sebelum membalas ucapanku.

"Lo juga" balasnya.

Kami pun mengakhiri perpisahan singkat itu dengan masuk ke dalam mobil masing-masing. Kini, aku kembali sebagai seorang Hanna yang harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya yang telah menanti. 

3 bulan kemudian

"Good morning sunshine, rise and shine!" Liora sudah memulai hariku dengan suaranya yang nyaring.

"Apa sih, pagi-pagi udah berisik aja" balasku.

"Menurut prediksi gue, sepertinya jadwal lo padat hari ini" 

"Iya, kok lo tau?" 

"Keliatan dari muka lo, bawaannya udah padat gitu"

Aku menguap sambil melakukan pemanasan kecil-kecilan. 

"Kak Hanna!" teriak Orin yang sedang berlari ke arahku.

"Ini lagi satu, pagi gue emang ga pernah damai" gumamku.

"Astogeng, kak Hanna pake skin care apa sih? iri deh sama kulit kak Hanna makin hari makin glowing cetar membahana gitu" Orin menatap wajahku dengan dekat.

"Masih pagi kali Orin, Hanna nya jangan langsung di serang gitu" ucap Nike yang baru saja menghampiri kami.

"Untung ada lo, nih lo yang bagi-bagi tips skin care deh ke Orin. Gue mau siap-siap, ada jadwal operasi sebentar lagi" 

"Semangat ya GS¹" ucap Liora sambil menepuk pundakku.

"Eh eh kak Hanna belom kasih jawaban ke Orin!" teriak Orin 

"Rahasianya cuman satu, rajin ibadah!" balasku sebelum pintu lift tertutup dengan rapat.

***

Hari ini terasa cukup melelahkan tapi, setidaknya aku dapat pulang sebelum matahari terbenam. Suatu hal yang jarang terjadi selama perjalanan karierku sebagai dokter. Setelah memarkir mobilku pada basement apartemen, aku cukup dibuat terkejut saat membuka bagasi mobilku. Sudah 3 bulan aku tidak merapikannya, bahkan ada beberapa baju dan sepatu yang belum sempat aku keluarkan. 

LakunaWhere stories live. Discover now