Kapitel 5

26.6K 1K 86
                                    

"Untuk 14 hari kedepan mohon hindari aktivitas berat dan anda bisa kembali melakukan konsultasi pada tanggal 30" 

"Terima kasih dokter, terima kasih banyak" ucap seorang pasien sambil memegang tanganku.

Aku membalasnya dengan senyuman dan meninggalkan ruangannya.

"Kalian bisa istirahat sekarang" ucapku kepada 2 orang dokter intern yang sedari tadi berdiri di belakangku. 

Hari ini, untungnya jadwalku tidak terlalu banyak sehingga aku dapat meninggalkan rumah sakit lebih awal dari biasanya.

"Dor!" 

"Ra, udah basi kali" 

"Hehehe, makan yuk! Laper nih gue belum makan dari semalem"

"Kebetulan, perut gue juga butuh asupan"

Liora menarikku ke arah cafetaria rumah sakit dengan semangat. Sesampainya di sana, kami ikut mengantri di belakang dokter lainnya sambil memegang tray makanan kami masing-masing.

"Hanna!" panggil Nike dari tempat duduknya. Disampingnya sudah ada Orin, Rendy, Wira, Fani dan beberapa dokter lainnya yang sedang makan di meja yang sama. Menerima ajakan mereka, aku dan Liora pun bergabung.

"Ih, menu hari ini ada brokoli" ucap Orin sambil menyingkirkan brokoli dari tray makanan miliknya.

"Sini buat gue aja, mubazir" Rendy mengambil potongan brokoli tersebut dari Orin.

"Lo tuh ya jadi dokter anak, nasihatin anak-anak buat makan sayuran tapi lo nya sendiri liat sayuran langsung anti gitu. Malu tau ga kalau ketauan mereka" ujar Wira.

"Astogeng Wira lebay deh ah, Orin tuh cuman ga suka brokoli tapi masih makan wortel, kangkung dan kawan-kawannya kok" balas Orin.

"Au ah gelap" 

"Ngomong-ngomong hari ini ada yang bisa pulang lebih awal nih kayaknya" ucap Nike, aku tau ucapannya tertuju padaku.

"Iya dong, iri ya lo pada?"

"Ngak lah, ngak salah lagi" Wira mulai memasang wajah sedihnya.

"Kak Hanna mau kemana abis ini? Pakaiannya beda deh gak kayak biasanya" tanya Orin.

Kini semua tatapan mereka tertuju padaku, menunggu jawaban itu keluar dari mulutku.

"Ah gue tau nih, mau pergi sama yayang ya???" 

Aku tetap terdiam dan berusaha untuk menghindari tatapan mereka.

"Gak usah di jawab juga udah tau kok jawabannya" ucap Nike sambil memandang ke arah belakangku. Tepat pada saat itu juga seseorang memegang pundakku. 

"Loh dokter Alvaro, sejak kapan balik ke sini?" tanya Orin.

"Baru aja kemarin, nih ada sedikit oleh-oleh buat kalian" Alvaro meletakkan dua kantong berukuran besar yang berisikan makanan ringan yang ia bawa dari Jerman. Hal itu pun membuat se-isi meja makan ramai.

"Nah, sering-sering dong balik ke sini. Kan enak kalau gini hehehe" ucap Wira.

"Lo kok ga kabarin sih udah di sini?" ucapku sambil sedikit mengangkat wajahku, untuk melihat Alvaro yang sedang berdiri di sampingku.

"Sengaja mau kasih surprise ke pacar gue, salah ya?" ucapnya sambil menundukkan wajahnya, menyesuaikannya dengan wajahku.

"Ummm, kayaknya gue udah harus balik deh ada jadwal check up. Duluan ya semuanya!" ucap Nike sambil mengangkat tray makanannya yang kini sudah kosong.

"Eh bareng dong, tungguin gue" Liora menepuk pundakku dan pergi menyusul Nike.

"Gue juga harus cabut, kayaknya udah dapet panggilan dari UGD. Lo juga kan Ren?" ucap Wira sambil memberikan kode kepada Rendy melalui matanya.

LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang