PART 1

3K 140 12
                                    

Autor Pov.

London, UK.

Seperti biasa, Zayya bangun di pagi hari dan melakukan kegiatan rumahan yang sudah mendarah daging pada dirinya. Bukan tanpa alasan Zayya membiasakan dirinya terlibat aktif dalam urusan rumah, ia tinggal bersama sebuah keluarga harmonis yang memperkerjakanya sebagai pengasuh anak laki-laki berusia empat tahun. Awalnya Zayya hanya diminta bekerja sebagai pengasuh tapi dengan penuh permohonan Zayya menawarkan dirinya untuk bekerja secara penuh terhadap keluarga Becca Smith dan Hans Smith, awalnya pasangan Smith itu menolak karena mereka memiliki pekerja yang datang setiap saat untuk mengurus rumah tapi Zayya berkeras dan Becca tidak bisa menolak karena Zayya sudah ia anggap seperti adiknya sendiri ketika keduanya di pertemukan. Awal pertemuan Zayya dan Becca terjadi di taman kota, dimana Becca tengah mengajak William berjalan-jalan dan Becca tidak sadar sudah melepas pengawasannya terhadap William ketika ia bertemu dengan salah seorang rekan bisnis keluarganya. Saat itu William berada di tengah jalan hampir di tabrak pengendara jika tidak ada Zayya yang berteriak dan berlari secepat mungkin dan mencegah kecelakaan itu terjadi. Saat teriakan itu di dengar oleh Becca saat itu pula ia sadar William tidak ada di sekitarnya. Becca mencari dengan frustasi dan hampir menghubungi Hans dan Polisi tapi ketika ia melihat segerombolan orang mengerumuni sesuatu Becca menghampirinya dengan perasaan was-was dan betapa melegakannya saat ia melihat William tengah memeluk erat seorang gadis yang juga tengah memeluk William, menenangkan bayi itu.

Seseorang menjelaskan apa yang telah terjadi dan betapa berhutang budinya Becca terhadap Zayya. Becca mengajak Zayya untuk makan siang di sebuah restoran dekat dengan taman dan Zayya tidak bisa menolak karena William menempel erat padanya. Dan pada saat makan siang itulah Becca menanyakan semua tentang Zayya dan Zayya menjawab dengan jujur bagaimana kehidupannya.

Dan sekarang sudah satu tahun berlalu ia tinggal bersama Becca, menjadi pengasuh William yang begitu menyayanginya sekaligus menjadi asisten rumah tangga Becca dan Hans tanpa meminta imbalan seperser pun. Bagi Zayya, ia dipercaya dan diterima dalam keluarga itu sudah cukup sehingga ia tidak perlu lagi menjelajahi kerasnya kehidupan sebagai gadis sebatang kara yang jelas tidak memiliki apa pun di dunia ini.

"Zayya kenapa kau tidak membangunkanku? Aku kan sudah bilang padamu agar dibangunkan agar kita memasak sarapan bersama-sama." Gerutu Becca.

Zayya hanya tersenyum. Zayya sudah mengetuk pintu kamar Becca tapi Becca mau pun Hans tidak mendengarnya sama sekali tapi Zayya tidak mempermasalahkan itu, ia sudah terbiasa menyiapkan sarapan sendirian.

"Sekarang lihat apa yang kau masak, sangat banyak dan aku yakin bisa sangat membantu." Lagi-lagi Becca menggerutu.

"Becca, ini hanya roti isi, tiga gelas susu orang dewasa dan makanan untuk William." Zayya mencoba menenangkan.

Becca berkacak pinggang, menatap Zayya yang selalu saja tidak pernah merasa terbebani dengan kegiatan rumah yang semestinya di lakukan seorang pembantu. Becca tidak pernah menganggap Zayya seorang pembantu, Becca justru menganggap Zayya adalah adiknya.

"Tapi aku yakin aku bisa membantumu!"

Zayya tersenyum lembut.

"Aku tidak meragukan itu tapi aku sudah selesai saat kau keluar dari kamar dan mengomel seperti sekarang."

Becca terkekeh, menyadari kekonyolannya. Ia takjub pada kelembutan Zayya, Zayya memiliki kepribadian yang lembut dimana-mana. Gadis itu selalu tersenyum manis, menambah kecantikan alaminya.

"Maafkan aku, aku hanya ingin membantu."

"Lain kali saja tapi kau harus menajamkan pendengaranmu saat aku mengetuk pintu kamarmu berulang-ulang kali."

VANILLA TWILIGHTWhere stories live. Discover now