PART 20

850 78 4
                                    

Author Pov.

Ekspresi takjub dan tercengang dari Becca dan Hans tidak membuat Owen melepaskan rangkulan mesranya di pinggul Zayya bahkan ketika Zayya bergerak minta di lepaskan pun. Yang Owen lakukan adalah memperlihatkan hubungan mereka kepada dua pasangan paling berpengaruh dalam kehidupanya selama ini. Sementara Zayya, ia tidak bermaksud menolak dominasi Owen, ia hanya malu melihat reaksi Becca dan Hans.

"Aku setuju!" Akhirnya Hans berseru setelah beberapa lama bungkam.

"Apa yang kau setujui?" Sergah Becca.

Hans menunjuk Zayya dan Owen, netra pria satu anak itu berbinar-binar.

"Kau lihat mereka, Sayang! Sudah pasti terjadi sesuatu di antara mereka, kalau tidak untuk apa tangan  Owen berada di sana?" Ucapan Hans merujuk pada pinggul Zayya.

Becca mendelik. Ia menatap lebih kepada Owen.

"Tidak mungkin." Desis Becca. Owen menyeringai.

"Apa yang tidak mungkin?" Nada Owen kentara dengan nada mengejek.

Becca berdecak, ia memutar bola matanya, memilih menerima kenyataan.

"Baiklah, baiklah. Sekarang apa rencanamu emm maksudku kalian?"

"Lusa aku membawa Zayya bersamaku."

"Kembali ke New York?!" Pertanyaan antusias terlontar dari mulut Hans.

Owen tidak perlu menggangguk, cukup dengan kedipan sebelah matanya saja sudah cukup menjelaskan segalanya kepada Hans.

"Kau pikir aku setuju Zayya pergi bersamamu?!" Dengan sengaja Becca menambah satu oktaf nada suaranya. Ia hanya ingin bercanda dan sepertinya candaanya berdampak kepada Zayya.

Zayya terlihat mencoba melepaskan diri dari Owen, hingga akhirnya tetap tidak bisa, Zayya menghela nafas.

"Aku tidak akan pergi kemana pun jika kau tidak mengizinkan ku, Becca." Ucap Zayya. Yeah inilah yang ia takutkan, meski pun ia berhubungan dengan Owen bukan berarti ia bisa pergi sesuka hati.

"Omong kosong macam apa itu? Kau tidak melihat Becca sedang mengerjaimu?" Tukas Owen gemas di sisi Zayya. Zayya beralih menatap Owen, tatapan netra Zayya memancarkan pengertian sekaligus harapan.

"Owen---"

Ucapan Zayya rampung saat terdengar gelak tawa Becca. Zayya menatap bingung keadaan Becca.

"Kau lucu dan polos sekali, Zayya. Aku hanya bercanda, aku mengizinkanmu! Lagi pula kau pergi bersama Abangku, aku yakin kau pergi bersama orang yang tepat."

Sentakan kelegaan menyerang Zayya sedemikian rupa, menyukuri kelegaan yang ia dapatkan dari orang-orang yang sangat ia sayangi.

"Terima kasih." Lirih Zayya.

Becca tersenyum, senang melihat Zayya dan Owen berdampingan mesra. Ia membuka kedua lenganya, berharap Zayya datang menyambut pelukan kasih sayang dari calon iparnya. Zayya yang mengerti segera menghambur ke dalam pelukan Becca.

"Aku sangat senang kita tidak akan pernah terpisah. Aku tidak pernah berhenti bersyukur bertemu denganmu, Zayya." Ungkap Becca penuh rasa haru dan bahagia.

"Aku juga, Becca." Tidak ada kalimat lain yang bisa Zayya ungkapkan, yang pasti ia juga senang dan sangat bersyukur.

*****************************

Besok adalah hari terakhir liburan Owen, Owen sudah mempersiapkan keberangkatanya kembali ke Amerika, ia sudah mengurus segalanya. Dan sekarang yang Owen lakukan hanyalah bersantai dan penuh semangat menggoda Zayya.

VANILLA TWILIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang