PART 12

1K 99 3
                                    

Author Pov.

Owen tidak menyangka Matthew dan anak-anaknya memilih bersantai setelah sarapan dan sekarang duda dua anak itu tengah berbincang ria bersama Becca. Carla dan Carly bermain bersama William. Apa pun yang Becca dan Matthew bicarakan sungguh tidak membuat Owen ingin mengetahuinya, ia hanya ingin pria itu segera pergi. Zayya baru saja selesai membereskan meja makan, kemudian memilih pergi dengan alasannya sendiri. Owen tersenyum senang karena Zayya tidak berniat bergabung bersama Becca dan Matthew. Ada Hans di sisi Becca tapi pria itu sibuk dengan ponsel. Owen pun memilih pergi tanpa permisi, tujuanya sekarang adalah menemui Zayya. Dugaan Zayya berada di kamar tepat sekali, tanpa permisi Owen masuk dan menatap Zayya yang tengah menyusun pakaian ke dalam lemari.

Owen tersenyum seraya duduk di ranjang Zayya, memperhatikan Zayya hingga Zayya menoleh dan terkejut melihatnya.

"Owen." Gumam Zayya.

"Sudah selesai?"

Zayya menghela nafas.

"Sudah," Zayya menatap Owen bingung.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Dengan posisi duduk yang santai Owen juga berucap santai.

"Memastikan kau tidak akan menemui duda itu."

"Owen," Kekeh Zayya.

Owen bangkit menghampiri Zayya.

"Selain itu aku butuh bantuanmu, ku harap kau tidak menolak."

Zayya tersenyum.

"Aku sudah pernah bilang jika kau membutuhkan bantuan aku akan membantumu."

"Bagus, sekarang bersiaplah"

Mimik wajah Zayya menunjukan kebingungan.

"Bersiap?"

"Hari ini Mama berulang tahun, aku ingin membelikan hadiah untuknya, aku ingin kau menemaniku mencari hadiah."

"Oh!" Zayya terkesiap senang. Reaksi itu juga membuat Owen senang.

"Bersiaplah aku akan menunggu."

Zayya menggigit pipi bagian dalamnya.

"Kau tetap di sini?"

Owen terkekeh.

"Aku menghargaimu, ketuk pintu penghubung jika kau sudah siap." Owen beranjak. Zayya tersenyum sepanjang kepergian pria itu ke kamarnya melewati pintu penghubung.

Zayya segera mengganti pakaianya, ia tidak memiliki banyak pakaian bagus hanya ada beberapa dan beberapanya adalah pemberian Becca. Zayya memilih pakaian sederhana dan yang terpenting nyaman, ia juga mengenakan tas selempang kecil dan sepatu santai. Zayya tidak mengulur-ngulur waktu untuk mengetuk pintu penghubung, tidak menunggu lama Owen keluar dengan penampilan jantan dan tentu saja santai.

Owen menatap penampilan Zayya.

"Cantik." Puji Owen. Zayya tersenyum manis nyaris malu menanggapi komentar Owen.

"A.aku sudah siap" Zayya tidak tahu mengapa suaranya terdengar gugup. Owen tertawa pelan.

"Aku tahu, kau baru saja mengetuk pintu itu berarti kau sudah siap. Ayo!" Owen menggenggam tangan kanan Zayya dan menuntun Zayya keluar.

"Wah!" Hans berseru dari duduknya di sofa ruang tamu. Ada Becca di sisinya dan yang tidak terduga adalah keberadaan Matthew. Pria itu menatap lurus ke arah Zayya dan Owen.

"Bang? Zayya?" Becca menatap bingung apa lagi ke arah tangan Zayya dan Owen yang bertautan.

"Aku meminta Zayya menemaniku mencari hadiah untuk Mama, kau pasti ingat hari ini ulang tahun Mama." Ucap Owen santai tanpa melepas genggamanya meski pun tangan Zayya bergerak-gerak minta di lepaskan.

VANILLA TWILIGHTWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu