PART 2

1.3K 113 12
                                    

Author Pov.

London, UK.

Becca melirik jam tangannya lalu mendengus gusar, menunggu memang menjadi kata kerjanya saat ini, menunggu seseorang yang sudah beberapa tahun tidak pernah mengganggu hidup Becca yeah setidaknya setelah Becca menikah tapi mulai dari beberapa detik kedepan Becca harus kembali merasakan gangguan itu, gangguan dari Kakak kandungnya. Beruntung Becca tidak sendiri, ia bersama Hans di area tunggu di bandara.

"Kau sudah menghubunginya?"

"Sepertinya Owen menonaktifkan ponselnya."

Becca mendengus gusar.

"Bagus! Entah sampai kapan kita akan menunggunya."

Hans terkekeh, pria tampan itu merangkul pundak Becca kemudian mengecup puncak kepalanya.

"Kenapa kau sangat kesal huh? Bukankah seharusnya kau senang yang akan datang ini Abangmu."

"Bukan maksudku terlihat seperti sekarang, aku hanya heran padanya mengapa---"

"Jadi kau tidak senang aku datang huh? Baik, akan ku laporkan sambutan tidak menyenangkanmu ini kepada Mama." Potong suara bariton tepat di belakang Becca dan Hans.

Sebelum berbalik Becca mengerang lirih, ia menarik nafas kemudian menghembuskanya pelan. Ya Tuhan, baru mendengar suaranya saja sudah membuat Becca kesal.

"Hei bro!" Sapa Hans.

"Hei" Owen tersenyum menatap sahabatnya yang kini sudah menjadi iparnya, sungguh sebuah hubungan yang tiada putusnya.

"Penerbangan lancar?" Tanya Hans setelah memeluk Owen ala persahabatan mereka.

"Lancar tapi sepertinya aku akan kembali melakukan penerbangan lagi."

"Hei bro kau sudah sampai di London, kau tidak salah negara."

Owen menyeringai.

"Aku tahu tapi adikku sendiri tidak mau menyambutku bahkan ia tidak mau berbalik dan menatapku."

Hans terkekeh, ia sudah tahu dengan hubungan Owen dan Becca yang seperti kucing dan tikus.

"Baccon." Ucap Owen.

Becca menahan nafasnya, itu adalah panggilan khusus Owen terhadapnya. Mendadak Becca merasakan rindu yang sangat dalam, rindu yang ia pupuki dengan kekesalannya selama ini terhadap Owen tapi sepertinya rasa rindu lebih kuat dan tidak mampu membuat Becca bertahan. Dan dengan membuang segala kekesalannya, Becca berbalik menatap takjub pria tampan yang merupakan Kakaknya.

"Sialan." Umpat Becca kemudian memeluk Owen dengan penuh kerinduan.

Owen tersenyum, membalas pelukan Becca.

"Aku tahu kau tidak sekejam yang ku pikirkan, kau rindu padaku dan kau menyayangiku."

"Jika aku kejam kau tidak akan kuterima di kediamanku, Bang!"

Owen tertawa begitu pun Becca.

"Hei ayolah bukan berarti kalian sepasang kakak beradik lalu aku sebagai Suami dan ipar mulai dilupakan!" Gerutu Hans.

Becca menarik diri, menghampiri Hans dan membiarkan sebelah lengan Hans memeluk pinggangnya.

"Kau memang aneh Sayang, tadi kau begitu kesal sekarang apa? Begitu Abangmu datang kau langsung berubah!"

Hans termaksud pria paling cerewet yang pernah Becca temui dan ajaibnya Hans adalah Suaminya. Tanpa rasa bersalah Becca mencubit pinggang Hans, tidak peduli pada lebih banyak gerutuan Hans lagi.

VANILLA TWILIGHTWhere stories live. Discover now