PART 8

1K 94 4
                                    

Author Pov.

Sudah sejak pagi tadi rumah Becca di padati banyak orang yang bertugas menyiapkan segala keperluan pesta, Becca dan Hans akan mengadakan pesta malam ini, pesta keberhasilan atas usaha Becca dan Hans. Seperti biasa Becca tidak pernah menyiapkan pesta yang tanggung, ia selalu menyiapkan pesta yang terbaik dan Zayya ikut terlibat di dalamnya.

Meski pun banyak orang yang menyiapkan pesta tapi Zayya tetap melakukan tugasnya, meski pun Becca terang-terangan melarangnya Zayya tetap melakukanya. Hanya dengan senyuman manis maka Becca akan luluh. Dan saat ini Zayya tengah membantu seorang pelayan menggelar taplak di setiap meja.

"Zayya, kau ingat dimana aku meletakan kotak berisi lilin-lilin terapi?" Becca datang dengan mimik wajah mencari-cari.

"Seingatku kau menyimpanya di gudang."

Becca mendengus.

"Aku membutuhkanya tapi semua orang tengah mengerjakan tugasnya sementara aku harus mengurus William." Gerutu Becca.

Zayya tersenyum.

"Aku saja."

Becca tersenyum.

"Kau serius? Letaknya di gudang belakang dan kau harus mencarinya terlebih dahulu,"

Zayya terkekeh.

"Tentu saja aku serius, biarkan aku yang mencarinya untukmu sekarang kau temui William saja." Ucap Zayya seraya beranjak.

Letak gudang itu berada terpisah dari bangunan rumah, Zayya perlu melewati dua kali taman untuk sampai di sana. Sesampainya di sana, Zayya langsung meraih kunci gudang yang di sembunyikan di atas palang pintu dan membuka pintu itu. Aroma gudang menyapanya, Zayya mengibas-ngibaskan tangan di depan wajahnya begitu masuk ke dalam, aroma debu bukan suatu yang baik untuk di endus. Zayya mencari kesegala sudut dimana letak kotak berisi lilin-lilin yang Becca inginkan. Beberapa menit menjelajah akhirnya Zayya menemukan kotak itu tapi sayang sangat mustahil untuk Zayya raih.

Kotak itu berada di sebuah susunan kayu yang membentuk rak yang tinggi hingga hampir menyentuh atap, terlalu tinggi dan posisinya berada di paling atas. Zayya menghela napas lirih, tatapanya jatuh pada sebuah tangga terdekat dengan penuh perhitungan. Tangga itu jenis tangga yang bisa di panjangkan, berbentu A yang terbuat dari dua set tangga dengan tangga ketiga yang bisa dipanjangkan atau ke bawah sesuai tinggi yang diinginkan. Zayya tersenyum, niat baik memang selalu ada jalan. Tanpa menunggu lama Zayya menyeret tangga itu dengan hati-hati, bobotnya sangat berat Zayya di buat kewalahan begitu tangga itu sampai di posisi yang dia inginkan.

Zayya mengatur tingginya hingga maksimal kemudian dengan sekali hentakan napas Zayya menaikinya dengan pelan namun cekatan. Zayya bisa melakukannya, ia hanya perlu naik dan mendapatkan kotak itu tapi nasib baik tiba-tiba tidak memihak padanya, bunyi krak-krak-krak keras bergema keseluruh penjuru gudang. Zayya tercengang dan beringsung cepat menaiki tangga terakhir hingga ia duduk dengan cepat di atas rak kokoh bersebelahan dengan kotak yang ia inginkan. Jantung Zayya berdebar kencang, Zayya memandangi tangga lipat yang sekarang berada jauh, jauh di bawahnya. Tangga itu memendek dan kembali keseperti semula, Zayya tidak mengerti apa yang salah pada tangga itu. Sekarang Zayya terjebak tanpa jalan untuk turun, jika melompat hanya akan menimbulkan penyakit dan Zayya tidak ingin itu terjadi kepadanya.

"Ya Tuhan, aku pikir hari ini akan sangat indah." Kekeh Zayya getir kepada nasibnya. Zayya melirik kotak di sampingnya, meraihnya kemudian membukanya dan tersenyum melihat isinya.

"Setidaknya apa yang Becca inginkan sudah ku dapatkan." Gumam Zayya.

Untuk beberapa saat Zayya berpikir bagaimana caranya untuk turun tapi ia tetap tidak menemukan cara hingga terbesit untuk berteriak tapi Zayya tahu tidak ada yang mendengarnya, jarak gudang dan rumah cukup jauh dan malangnya lagi tidak ada orang di sekitarnya. Lagi dan lagi Zayya hanya bisa menghela napas, mungkin ia akan tetap di sini sampai Becca menyadari dirinya belum kembali. Tapi Zayya tiba-tiba ketakutan saat memandang kebawah, sangat jauh dari permukaan.

VANILLA TWILIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang