VANILLA TWILIGHT

PART 9

Author Pov.

Pesta itu sangat meriah dan elegan sesuai dengan harapan Becca dan Hans. Kini kedua pasangan itu tengah menyambut para undangan yang datang dengan berbagai gaya dan tentu saja sebagian dari mereka adalah kalangan atas. Becca, Hans dan William ada di tengah-tengah pesta bercengkrama dan tentu saja salah satu keluarga yang berpenampilan luar biasa. Becca terlihat sangat cantik dengan gaun malam berwarna biru navi yang memperlihatkan lekuk tubuhnya namun masih terkesan sopan yang menunjukan dia adalah wanita bersuami dan beranak. Rambut wanita itu di gulung sempurna dan rapi dan tidak lupa riasan elegan di wajahnya. Sementara Hans tampil tampan dan bijaksana, setelan gelap dengan kemeja putih di dalamnya membuat pria beranak satu itu terlihat luar biasa malam ini, tampilan rambutnya pun di sisir rapi ke belakang, sekilas jika para wanita tidak tahu Hans sudah menikah pasti mereka akan mendekati Hans dan menjadikan Hans sasaran empuk. Lalu William, dia adalah balita yang menggemaskan dan tampan. Becca membalut William dalam pakaian yang serupa dengan milik Hans hanya saja William mengenakan dasi kupu-kupu. Wah mereka memang tampan luar biasa sebagai pemilik pesta.

Sementara di sekitaran meja yang menyediakan berbagai macam minuman, berdirilah pria yang tidak kalah luar biasa dari Hans sebagai pemilik pesta. Dia adalah Owen Moghler, Abang dari pemilik pesta.

Owen baru saja turun dan mendapatkan dirinya langsung menjadi pusat perhatian terutama dari para wanita. Becca dan Hans memperkenalkan Owen dan setelah itu Owen beranjak menuju meja minuman, ia berdiri di sana dengan santai sambil sesekali menyeruput champagne.

Penampilan Owen terkesan santai, ia mengenakan setelan tapi tidak dengan jasnya. Kemeja hitam dan celana bahan hitam membungkus sempurna tubuh kokoh bujangan Amerika itu, rambunya tidak di atur sempurna yang telah membuatnya terlihat panas dan memukau. Tatapan Owen begitu tajam enggan bersahabat dengan orang-orang yang tidak ia kenal. Wanita-wanita menghampirinya dengan tujuan yang sangat Owen mengerti tapi Owen dengan tidak berperasaan menatap tajam, mengusir mereka secara lembut lewat tatapannya. Tapi meski pun begitu ia tetap menjadi pusat perhatian karena pesonanya yang luar biasa.

"Nikmati pestanya bro, banyak wanita di sini kau bisa mengenceni mereka jika kau mau." Hans datang dari arah belakang dan berdiri di sisi Owen.

"Aku tidak tertarik." Cetus Owen seraya meletakan gelas champagnenya.

Hans terkekeh.

"Kenapa? Sebagian dari mereka tidak jauh berbeda dari wanita-wanita di Amerika kecuali Zayya."

Yeah Hans selalu memiliki cara untuk mengganggu Owen.

Owen mendengarkan Hans tapi ia tidak peduli, tapi Owen peduli pada kata terakhir Hans yang berimbas pada desiran aneh namun menyenangkan di tubuhnya. Owen sudah bilang bukan, nama Zayya seperti untain doa yang ajaib.

"Dimana Zayya?" Owen menatap Hans. Sedari tadi diam-diam Owen mencari keberadan gadis itu.

Hans tertawa. Sudah ia duga apa yang paling Owen inginkan.

"Sebentar lagi mungkin akan turun. Zayya cukup sulit dan pemalu untuk bergabung di pesta-pesta seperti ini."

Bertepatan dengan ucapan Hans, gadis yang baru saja mereka bicarakan tengah turun menuruni tangga dengan gerakan anggun. Zayya menuruni tangga sambil tersenyum manis, penampilan gadis itu luar biasa menyita perhatian.

Zayya adalah gadis muda yang segar dan menarik. Gaun malam berwarna hitam dengan motif bunga membalut sempurna tubuh indah Zayya, rambut pirang gadis itu di biarkan tergerai bergelombang, riasan wajah sederhana semakin mempercantik wajah cantiknya yang khas. Penampilan Zayya membuat seluruh mata menatapnya apa lagi ketika gadis itu berhasil menuruni tangga dan menyapa orang-orang dengan senyum manis, menawannya yang memikat. Hingga gadis itu sampai di sisi Becca, Becca yang cantik langsung memeluk Zayya. Para undangang yang hadir tentu saja sudah mengenali Zayya, terlihat dari cara mereka memperlakukan Zayya sama seperti mereka memperlakukan Becca dan Hans.