PART 5

1.1K 108 6
                                    

Author Pov.

"Ku pikir kau kemari memang serius untuk berlibur." Becca memulai.

Saat ini Owen dan Becca berada di ruang kerja milik Hans, Becca meminjam ruang itu untuk berbicara empat mata.

"Aku memang berlibur" Ucap Owen dengan nada datar yang malas.

Owen duduk di pinggiran meja menatap Becca yang duduk di sofa.

"Itu memang tujuan awalmu tapi sekarang tidak lagi!" Sergah Becca.

"Apa maksudmu?" Owen bersedekap.

Becca mendengus gusar.

"Kau pikir aku tidak tahu bagaimana saat ini kau terhadap Zayya."

Ah Zayya. Owen senang melapalkan nama Zayya dalam diam, seakan-akan nama itu adalah untai doa yang ajaib.

Becca terus menatap Owen, ia hampir ingin berteriak melihat ketidak seriusan Owen dalam menanggapinya tapi memang begitulah sikap Owen.

"Ayolah Bang jangan Zayya," Rengek Becca langsung ke inti. Becca bukanya tidak setuju Owen mendekati Zayya hanya saja Becca takut Owen menyamakan Zayya dengan wanita-wanita yang pernah bersama Owen. Bukan tanpa alasan Becca mencemaskan itu terjadi pada Zayya, ia sangat berhutang budi pada Zayya dan ia sangat menyayangi Zayya sebagai adiknya.

Mendengar rengekan Becca membuat Owen tersenyum miring.

"Jangan Zayya? Ada apa jika Zayya?" Owen senang membuat Becca naik pitam.

Becca mendengus keras.

"Kau tidak melihat begitu berbedanya Zayya jika kau ingin menjadikanya mainanmu? Zayya terlalu lugu untukmu."

Owen melirik kotak alat tulis disisinya, meraih sebuah pulpen dan memainkan pulpen itu.

"Kau berpikir aku akan merusaknya? Begitukah?"

"Ya! Tepat sekali! Kau cerdas dan sudah seharusnya tindakanmu juga lebih cerdas."

Owen menyeringai, ia menekan tombol pulpen kemudian menuliskan nama Zayya ditelapak tangannya.

"Cerdas seperti membuatnya menjadi milikku."

Becca bergidik bagai tersengat listrik, menantap Owen curiga.

"Kau tidak serius."

Nama Zayya tertulis rapi ditelapak tangannya, Owen tersenyum menyadari kekonyolannya menulis nama Zayya di telapak tangannya. Sekalian saja Owen tulis nama Zayya di kehidupanmu.

"Apa pedulimu?" Ejek Owen.

"Tentu aku peduli! Sudah ku bilang Zayya berbeda Bang, BERBEDA!" Sergah Becca.

Tatapan Owen menusuk tatapan Becca yang kesal padanya. Becca terpaku seketika.

"Dan tidak bisakah kau melihat aku sangat tertarik karena perbedaan itu?"

Becca meneguk salivanya yang terasa getir.

"Kau belum dua puluh empat jam mengenalnya Bang dan aku ragu kau secepat ini tertarik pada Zayya."

"Zayya berbeda. Kau yang bilang." Cibir Owen.

Hening. Becca menunduk menatap karpet berbulu lembut, berpikir keras untuk meluruskan otak Owen.

"Tapi aku tidak setuju jika kau hanya ingin mempermainkanya."

"Apa aku terlihat seperti itu saat menatapnya?" Sergah Owen. Ia mulai kesal tapi mudah saja bagi Owen menahan amarahnya.

Tidak terlihat memang tapi tidak ada salahnya jika Becca menduga-duga. Owen bisa sangat tidak terduga. Becca menghela napas ia kembali menatap Owen.

VANILLA TWILIGHTWhere stories live. Discover now