1. HILANGNYA DIARY

228K 18.5K 6.1K
                                    

Aku update jam 1 malem loh wkwk siapa yang baca subuh-subuh?😂

Happy reading...

Hutomo tersenyum senang saat Alister menghampirinya, tentu saja bersama Sia, cucu kesayangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hutomo tersenyum senang saat Alister menghampirinya, tentu saja bersama Sia, cucu kesayangannya. Sia lantas berlari menghampiri Kakeknya tersebut.

"Kakek!" panggil Sia dan Hutomo lantas merentangkan tangannya.

"Kok nggak sama Mama ke sininya?"

"Mama lagi sama Nenek, tadi mau ke sini tapi dilarang sama Nenek," ucap Sia membuat Hutomo menelan ludahnya. Ya, tentu saja itu adalah Revalina. Musuh bebuyutannya sejak dulu.

Sejak dia mengalami goncangan tersebut, untunglah Hutomo berhasil bangkit dengan kekuatannya sendiri. Tuhan memang tidak pernah salah memberikan karunia ini padanya.

"Kakek, besok aku masuk SMA!" ucap Sia antusias.

"Bagus. Kamu ambil jurusan IPS nanti biar bisa jadi penerus Kakek. Kalau IPS sedikit banyak kamu tahu tentang Ekonomi dan Akuntansi, juga—"

"Ehemm..." Alister melipat kedua tangannya di atas dada, keterlaluan kalau sampai pria tua itu mengatur anaknya juga. Alister tidak akan membiarkan itu.

Hutomo memang melunak setelah berpisah dengan Revalina. Ya, keluarga Alister pada akhirnya berpisah tapi menemukan titik terang. Dia sangat beryukur akan hal itu. Untuk apa terus bersatu jika semesta tidak mengizinkannya.

Lagi pula mereka tidak saling mencintai, tapi yang membuat Alister heran, baik Hutomo ataupun Revalina tidak ada yang menikah dan menemukan pasangan baru.

Sudahlah, Alister mengembuskan napas panjang lalu melihat tumpukan kertas yang ada di atas meja Hutomo, dia lalu membuka berkas-berkas tersebut dan membacanya dengan perlahan.

"Gavin?" tanya Alister sambil mengerutkan wajahnya.

"Ya, dia pesaing Papa. Jadi Papa cari latar belakang tentang dia."

"Gavin William, mantan tetangga kita dulu," ucap Alister pada Sia.

Hutomo tidak mengerti apa maksud Alister, sementara melihat wajah Sia yang memerah membuatnya mengerti, ada masalah yang terjadi antara anaknya dengan pria bernama Gavin tersebut.

"Untunglah anaknya nggak satu sekolah sama Sia."

"Bara?" tanya Sia dan Alister mengangkat bahu lalu menaruh berkas tersebut kembali ke atas meja.

"Kali ini Alister dukung Papa," ucap Alister sambil mengeratkan tangannya pada meja.

"Papa harus menang di proyek ini."

Hutomo mengangguk angkuh, tentu saja dia akan memenangkan ini. Dia sudah berpengalaman, sementara Gavin masih seumur jagung dalam dunia yang penuh dengan dusta ini.

TELUK ALASKA 2 Where stories live. Discover now