8. SEBUAH BALASAN

126K 14.7K 8.6K
                                    

Wihhhh 4.00o komentar dalam setengah hari, gimana aku ga semangat coba? Wkwk

Ada yang baca jam 12 malem? Selamat malem minggu jomblo-jomblo gabut, atau pacaran berasa jomblo:v

Aku update lagi kalau komentarnya udah 4.000 lebih ya, biar besok bisa update lagi👌 makasih banyak kalian semua hehe kalau ada yang typo kasih tahu.

000 lebih ya, biar besok bisa update lagi👌 makasih banyak kalian semua hehe kalau ada yang typo kasih tahu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alister kini tengah berada di rapat pemegang saham, dia tidak bisa memungkiri, separuh dari saham milik Ibu dan Ayahnya ada di tangannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alister kini tengah berada di rapat pemegang saham, dia tidak bisa memungkiri, separuh dari saham milik Ibu dan Ayahnya ada di tangannya. Membuat Alister harus menghadirinya secara sukarela.

"Joe," tanya Alister pada asisten Hutomo.

"Kalau Papa pensiun atau meninggal, apa saya tetap bakal ambil alih semua ini?" tanya Alister sambil menatap malas layar presentasi disuguhi kursi bertingkat seperti di bioskop. Alister lantas duduk di tempat yang sudah ditentukan.

"23 persen saham milik Pak Hutomo akan di ambil alih oleh Pak Alister. Dan 30 presennya lagi, Pak Hutomo mengalokasikan sahamnya pada Nona Alistasia."

Alister langsung melotot mendengar nama anaknya keluar, kenapa bukan Bianca? Padahal Bianca adalah adiknya yang secara tidak langsung adalah anak Hutomo juga, dia sangat berhak untuk mendapatkan semuanya.

"Kenapa harus Sia? Kenapa bukan Bianca?"

Joe mengerutkan keningnya untuk beberapa saat, dia menelan ludah seolah takut jika dia salah berbicara.

"Karena..."

"Karena..."

Kesal melihat Joe yang gugup dan seolah tengah memilah kata, Alister langsung menatapnya dengan tatapan mematikan.

"Nona Bianca berusaha menyakiti Nona Sia," ucap Joe sambil memperlihatkan bukti-buktinya pada Alister yang ada di ponselnya.

Sontak, hal itu membuat Alister menutup mulutnya seraya tertohok karena Sia—anak yang paling dia sayangi, tengah diperangi oleh adiknya sendiri.

Dari awal Alister sudah tidak tertarik dengan drama pemegang saham dan pimpinan perusahaan. Alister sangat tahu, drama ini akan berkepanjangan, bahkan Hutomo rela menyakiti keluarganya sendiri untuk mendapatkan posisi itu, Alister tidak suka.

TELUK ALASKA 2 Where stories live. Discover now