-08-

210 29 4
                                    


Setelah Ujian Semester hari pertama selesai, banyak dari siswa yang tidak pulang langsung karena jam pulang lebih awal.

Renjun tidak tertarik mengulur pulangnya, dia sudah menunggu Pak Sopir nya menjemput. Dari kejauhan dirinya melihat Jislia yang berjalan sendiri. Bukan itu yang menarik perhatian Renjun, tapi cara berjalan Lia yang lemas dan wajahnya yang terlihat pucat walaupun sedang dilihat dari kejauhan membuat lelaki itu menghampiri nya.


Untuk tadi pagi, Lia benar-benar menolak untuk sarapan dan meninggalkan Renjun entah kemana. Hingga bel berbunyi dirinya tidak menemukan Lia dan setelah melihat ruangan ujian milik Lia dan mendapati wanita itu sudah duduk dibangkunya, baru lah Renjun masuk di ruangan ujiannya sendiri.


"Lia!" Melihat Lia yang mulai tidak seimbang, Renjun menahan tubuh Lia yang nyaris ambruk.

Jislia yang terkejut kembali dengan kesadaran nya.
"Batu banget kenapa sih! Liat, sakit gini yang ngerasain lo sendiri, kan!" Omel Renjun

Mobil Renjun sudah datang, dirinya menarik paksa Jislia yang sudah pasrah dengan apa yang Renjun lakukan.

"Pulang bareng gue dan kita langsung cari makan setelah ini. Nggak ada penolakan." Final Renjun saat mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Lia hanya diam. "Kabarin rumah cepetan biar lo nggak usah di jemput." Tidak ada jawaban lagi dari Lia namun wanita itu mengeluarkan ponsel dalam tasnya dan melakukan apa yang Renjun pinta tadi.


Setelah berada di salah satu tempat makan ternama didaerah itu, Lia masih diam memandang makanan yang sudah tersaji.

"Makan. Nungguin apa?"

"S-sebenernya aku lagi diet." Jawaban Lia sontak membingungkan Renjun. Karena demi apa, tubuh Lia sudah kurus untuk apa harus diet pikir Renjun.

"Aku mau ikut Cheerleaders tapi syaratnya berat badan ku harus kurang dari 55kg." Lanjut Lia melihat kebingungan dimuka Renjun.

"Bukannya lo udah ikut ekstra kurikuler vokal sama paduan suara?"

"Iya..., cuma aku pengen ikutan cheerleaders juga. Kalo sampe Ujian Semester selesai dan berat badan ku masih lebih dari 55kg aku nggak lolos."

"Yaudah biarin nggak usah lolos aja sekalian daripada harus siksa diri lo sendiri kayak gini. Nggak sayang tubuh?"

Jislia merengut mendengar ucapan Renjun. Sudah dari dulu Lia ingin bergabung dengan anggota Cheersleaders dan ini kesempatan terakhir nya.

"Jawab jujur, udah berapa hari lo diet-diet nggak jelas gini."

"Tiga hari."

"Tiga hari lo makan apa aja?"

Lia menggigit bibir bawah nya, tatapan Renjun membuat nyal nya menciut untuk berbohong. Dirinya juga bukan pengarang cerita yang hebat.

"A-aku nggak makan nasi, cuma minum susu pagi sama malem."

"Astaga, Lia." Renjun menggelengkan kepalanya, "diet yang sehat nggak kayak gitu. Itu namanya nyiksa diri lo sendiri, ngerti? Lo juga punya magh, ntar kambuh yang ada lo malah sakit dan nggak fokus sama Ujian ini."

"Sekarang gue minta lo habisin makanya." Lanjut Renjun dengan sorot mata yang khawatir.





___


Malamnya, Jeno benar-benar menyiapkan diri untuk hari ke dua besok.

Pulang sekolah langsung mengikuti les bersama Kun dan malam hari bersama Papanya lalu setelah itu dia langsung tidur karena lelah. Namun kali ini tidak. Setelah belajar bersama Papanya selesai, dirinya langsung membuka buku lainnya untuk materi besok.

Perfecti[no]ism (REST)Where stories live. Discover now