-10-

167 23 0
                                    

Ujian Semester sudah mereka lalui 2 hari yang lalu. Seperti biasa, pasca Ujian sebelum penerimaan rapot, sekolah mengadakan classmeet dimana terdapat berbagai macam perlombaan dan pertunjukan yang ditampilkan oleh para siswa.

Hiruk pikuk siswa meramaikan lapangan indoor sekolah. Pertandingan basket antar kelas selalu menjadi favorit semua kalangan siswa. Alih-alih mendukung kelasnya sendiri, kebanyakan siswi menonton pertandingan karena ingin melihat casanova sekolah bermandikan keringat dengan menggenakan seragam basket tanpa lengan. Momen yang sangat disayangkan jika dilewati.


Kesempatan kali ini pertandingan kelas IPA 1 VS IPA 2. Kelas Renjun dan Kelas Jeno.

Walaupun Jeno pengurus OSIS, namun dirinya juga ikut serta dalam pertandingan basket mewakili kelasnya. Naja dan Haechan juga masuk didalamnya.


Melihat Jeno yang biasanya berpenampilan rapi dengan kacamata bacanya kali ini menggunakan seragam basket membuat dirinya berbeda, banyak kaum hawa yang memandangnya penuh decak kagum.


Penampilan Naja juga tak luput dari atensi. Pacar dari wanita bernama Anacelia itu terlihat lebih keren dengan menyandang gelar capten. Haechan, pria berkulit tan itu juga selalu mempunyai daya tarik nya sendiri.


Renjun, lelaki ambisius itu menjadi salah satu dari sekian banyaknya penonton disana. Mengikuti pertandingan basket bukan dirinya sekali. Sebenarnya dia tidak tertarik berada di kerumunan siswi yang histeris menyoraki tim dukungan mereka.

Satu-satunya alasan dia duduk disini karena Jislia yang memaksanya untuk melihat penampilan perdananya menjadi tim sorak sebelum pertandingan dimulai. Renjun mengetahui usaha Lia agar dapat masuk menjadi anggota cheerleaders tidak ada salahnya jika dia melihat penampilan yang akan Lia tunjukkan mengesampingkan niatnya yang ingin sekali berada di perpustakaan.

Para anggota cheerleaders memasuki area lapangan, menggunakan seragam yang mencolok dengan berbagai atributnya lalu memulai aksi mereka. Pompons digerakkan dengan formasi tarian yang apik dan tersusun.

Kening Renjun mengernyit, mencari sosok Jislia yang tidak ada disalah satu anggota cheers yang sedang tampil. Hingga hampir di akhir penampilan, muncullah Jislia bersatu dengan anggota.



Renjun yang tadinya hampir meninggalkan lapangan duduk kembali saat Jislia yang masih menggunakan kostumnya menghampiri dan memberinya sebotol minuman yang masih dingin.

"Buat lo aja, kan lo yang barusan tampil."

Jislia menggeleng, "aku udah kok, ini buat Renjun. Pasti kamu nggak suka kan disini rame, nih, diminum biar nggak gerah body." Renjun menerima botol minum yang disodorkan Lia. "Aku kira kamu nggak bakalan kesini, terus liat kamu datang buat liat penampilan aku, mood ku jadi naik."


"Kok lo datangnya diakhir tampilan, sih?"

Mendengar hal tersebut Jislia tersenyum, "emang gitu, soalnya aku kan masih anggota baru."


"Jislia, kamu ikutan cheers, ya?" Suara wanita di belakang mereka membuat Renjun dan Lia sama-sama membalikkan badan.


Anacelia, wanita kalem yang menjadi anggota vokal bersama Jislia. "Acel?! iya aku ikutan cheers gimana tadi? Bagus nggak?"

Acel hanya tersenyum dan mengangguk merespon pertanyaan Jislia.


"Nggak usah bohong, Jislia cuma keluar di akhir pertunjukan." Renjun menanggapi teman yang masih satu kelas dengannya.

Perfecti[no]ism (REST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang