Part 9👑

140 23 4
                                    

enjoy your reading.♥
With💙

Part 9👻

Callia sudah memutarkan badanya dan kini tinggal melangkah saja setelah keluarga Mchine pergi dari mension nya. Callia berjalan ke arah tangga dan mulai menaikinya, sampai sampai suara berat yang sangat dia kenal kini memenuhi indera pendengarannya.

"Callia" itu adalah suara Jonathan.
Callia memutar tubuhnya 180° tetapi masih berada di atas anak tangga.
Callia hanya mengangkatkan alisnya sebagai jawaban. So kalo boleh jujur Callia tidak ingin dirinya seperti ini menantang, membangkang, menyakiti, melawan, menolak, dan berkata kasar kepada orang tuanya.

"Callia kemari lah, papah ingin berbicara padamu." Kata Jonathan tegas. Membuat Callia mau tidak mau menurut. Entah kenapa untuk kali ini dia tidak melawan. Mungkin karena raut wajah dan kata kata ayah nya itu yang terlihat serius.

"Callia papah harap kamu tau siapa itu keluarga Mchine."
"Sayangnya Lia tidak tau." Callia tersenyum merendahkan.
"Baiklah papah yang beri tau."
"Tidak usah repot repot." Tolak Callia
"Callia" itu adalah suara Richard kakanya. Mengintruksikan supaya Callia diam dan tidak membantah.

                            👻👀👻

"Keluarga Mchine itu adalah keluarga yang terpandang, mereka memiliki banyak perusahaan dimana mana. 3 di Indonesia, 2 di New York dan 1 di Amsterdam. Belom lagi usaha usahanya yang tersebar dimana mana"
"Lalu apa bedanya dengan kita pah?? Bukankah kita jg sama?? Memiliki perusaan, dan usaha dimana mana?"
"Ya memang benar. Tetapi kita di mata mereka bukanlah apa apa, kita masih membutuhkan kerjasama dari mereka Callia."

"Jadi itu alasannya kalian menjodohkan aku?"
"Ya sayang."
"Shht tidak usah pake kata'sayang' cukup panggil nama aja Callia. Karena anak tersayang kalian itu sudah tidak ada, lebih tepatnya ditelan bumi."

Hiks hiks, ada suara tangisan dan napas tersenggal senggal. Callia melihat ibunya menangis dalam diam.
'Mah kumohon jangan menangis kumohon. Maafkan Callia mah.' Batin Callia merasa menyesal. Telah membuat ibunya menangis.
Callia kembali berjalan menuju tangga.
"Callia, kumohon pertemuan selanjutnya jangan membuat masalah. Papah malu." Ucap Jonathan kepada Callia.
"Papah yang merasa malu tapi aku tidak sama sekali." Kata Callia acuh.
Callia berlari ke tangga dan memasuki kamarnya.
'Ada apa dengan mu sebenarnya Callia.' Batin Richard.
Richard menghantarkan Merinda ke kamarnya, supaya dia bisa beristirahat.

Richard berjalan ke arah kamar Callia lalu mengetoknya.
Tok, tok,tok.
"Siapa?"
"Ini aku Richard."
"Mau ngapain? Sana tidur besok sekolah. Gua juga mau tidur."
Richard benar benar tidak menyangka adiknya Callia berubah 180° karena perjodohan ini, sebegitunya dia membenci perjodohan. Tapi Richard belum menyerah dia bersikeras untuk tetap berbicara dengan Callia.

"Call we need to talk right NOW"
Di dalama Callia memutar bola matanya malas. Dan pada akhirnya.
Ceklek Callia membuka pintu kamarnya.
"Ada apa, aku lelah kau tau tidak?"
"Kau berubah rupanya Call. Kau menjadi lebih kasar, membangkang, dan lebih suka membantah."
"Yep anda benar saya sudah berubah. Itu doang kan?"
"Belom. Call tolong kau boleh membantah, membangkang, kasar terhadap aku tapi kumohon tidak pada mamah dan papah."
"Maaf aku tidak bisa. Karena perjodohan gila ini."

👻👻👻

Bruk. Callia membanting pintu kamarnya, meninggalkan Richard begitu saja.
'Aku tidak menyangka Aku benar benar membentaknya. Seandainya tidak ada perjodohan sialan ini, pasti aku telah bermanja manja di tangan papah dan mamah, dan aku juga mengisi malam ku dengan kak Richard. Seperti berbicara, dan tertawa bersamanya.'
Callia kembali merenung.
 
Tuhan mengapa akhir akhir ini hidupku sulit sekali? Banyak sekali masalah yang menghampiriku.
Tuhan apakah aku boleh menghitungnya?
Mulai dari: Anna dan teman temannya mereka membuly ku.
                    : Berkelahi dengan kak Richard
                    : sampai dengan perjodohan ini, belom lagi masalah dihari hari lainnya.
"Huffftt sepertinya aku bakalan Going Crazy"

Lose You!Where stories live. Discover now