Part 10👿

154 19 3
                                    

Happy reading all☺️

Callia prove.
Aku mendengar erangan dari kamar kak Richard sepertinya dia kesal karena aku. Aku tau aku tidak sopan, aku membangkang padanya dan kedua orang tuaku.

Kalo boleh jujur aku ngga mau kayak gini. Tapi karena keadaan yang memaksaku untuk seperti ini. Aku tidak tau bagaimana jadinya masa depanku karena perjodohan ini. Entahlah aku merasa dijual oleh orang tuaku karena perjodohan ini. Hanya karena mereka bisa saling kerjasama dalam perusahaan mereka dan saling menguntungkan hahaha basi. Bayangkan saja aku di jodohkan otomatis ini adalah paksaan. Aku berencana untuk membatalkan semua rencana perjodohan sialan ini, dengan merubah semuanya termasuk sikapku, mungkin dengan merubah segalanya dari diri ku bisa membatalkannya.

Semua akan ku coba, dan aku akan membuat laki laki yang bernana Oliver itu menyerah dan meminta membatalkan perjodohan ini. Perjodohan yang hanya di akui oleh 1 pihak.

Sekarang ini sudah istirahat, aku, Vanessa, Chika, dan Olive. Mereka adalah sahabat baru Callia di Nephilim. Mereka menamai grub mereka dengan sebutan: The Girl in Neph Sekarang ini Callia dan teman temanya sedang membahas kepergian merek nanti malam. Mereka akan Club bersama, untuj menghilangi rasa pengat di pikiran mereka masing masing.

                          👻👀👻

Kantin.
Aku dan ke-3 sahabatku sudah berada di kantin, aku ingin memesan, makanan dan minuman sedangkan Vanessa, Olive dan Chika berada di penjual lain, jadi kami ber-4 berpisah.
Aku memesan mie goreng+coca cola.

"Kau ingin mati muda ya?"
'Suara siapa itu? Asing sekali di telingaku'.
Callia menengok dan melihat. Setelah dia melihat siapa yang dihadapannya sekarang matanya membulat sempurna. Tetapi dia berusaha untuk terlihat biasa saja.
"Memangnya kenapa kalo mati muda? Kan fantastic gua ga bakalan nikah sama lo" balas Callia.
'Astaga secara tidak langsung aku akuin dia sebagai tunangan aku... bidoh bodoh.'
"Biarin aja emangnya kenapa? Ngga boleh makan. Mie sama coca cola?" Callia langsung meyambar dengan berbagai pertanyaan supaya Oliver tidak mengindahkan jawabannya yg pertama.

"Taro salah satunya. Sekarang." Kata Oliver lagi.
Aku tidak mengindahkan perkataannya yang baru saja dia keluarkan untukku.
'Mengapa dia berbeda yah? Maksudku waktu kami berdua bertemu pertama kalinya dia tidak seperti ini. Dirumah ku dia nampak lugu dan pemalu, tapi di sini sgt terbalik dengan di rumah.'
"Aku menunggu." Ucapnya lagi.
"Menunggu apa?"
Tiba tiba Richard mengambil mie yang kupegang dan mengembalikan mie itu kepada penjualnya.
"Kelamaan. Menunggu dia menjawab, dasar lemot." Sembur Richard.

Oliver hanya menggangguk dan tersenyum. Mereka hendak pergi dari kantin. Sebelum aku bertanya dan menghentikan langkahnya.
Aku hanya berurusan dengan nya. Ya aku tidak tau siapa dia, dia yang disamping Richard. Aku lupa namanya. Memalukan.
"Hey siapa namamu?" Tanyaku lebih tepatnya pada pria yang di samping Richard.
"Kau tidak tau namaku?" Tanyanya.
"Ya, maka dari itu aku bertanya padamu Pabo kalau aku tau mengapa aku bertanya?" Belaku. Aku tidak mau kalah darinya.
"Pabo??? Kau memanggilku Pabo?"
'Apa dia tau artinya, memanya kalo dia tau kenapa?'
'Tapi dari mana dia tau?'
'Ahhh iya dia ada perusahaan di Korea, otomatis dia sering menemani..."
"Hey jawab aku."
'Ahhh shit aku belum menyelesaikan kalimat dipikiranku.'
"Hey!! Apa kau sedang berpikir untuk mendapat jawaban?"

"Tentu saja tidak."
"Yasudah mana jawabanku?" Tanyanya menuntut.
"Apa? Yang ada aku yang menagih jawabanku namamu siapa?"
"Tidak kau harus menjawab aku dlu. Kenapa kau memanggil ku pabo."
Astaga pria ini masih saja menuntut.
"Iya aku memanggil mu pabo itu juga karena kau tidak menjawab aku. Jadi dari mana aku akan menemukan jawabanku?"
Dia mendekat, dia melangkah ke arah ku... jangan ini sekolah.
"Gadis manis seperti mu ini tidak boleh berkata kasar, berkata lah sesuai dengan parasmu dan orang tua yang mengajarkanmu."

Lose You!Where stories live. Discover now