♥part 11♥

132 15 2
                                    


Happy Reading all💛

Makasih yang udah Vote.
With Love💙
Loading.
.
.
.
.
.

Callia menangis di dalam kamarnya, menangis sekeras kerasnya. Malam ini dia akan ke club bersama teman temannya dan mabuk sejadi jadinya...

20:15 A.M
"Kau sudah tiba?"
"Baiklah tunggu aku. Disana."
Tutt... sambungan di putus.
Callia sudah bersiap dari jam 8 malam tadi tapi dia menunggu waktu yang pas. Untuk melarikan diri. Callia melihat ke bawah dan mengambil jaketnya.
"Sudah aman. Baiklah"

Callia melihat dirinya di cermin dan tersenyum.
"Perfect. Im a bad Girl."
Callia mengikat tali pramukanya dan menjatuhkannya kebawah balkon. Tidak mungkin kan dia keluar dari pintu utama, yang ada tidak jadi pergi tetapi bertengkar dengan segala pertanyaan.

Richard prove👑

Bagaimana pun juga aku harus merubah Callia kembali menjadi anak yang taat, lembut dan polos. Jujur aku merasa sangat kehilangan. Ketika dia berubah 180°. Tapi bagaimana aku harus mengubahnya mengingat dia begitu keras kepala, dan sudah tau cara membentak.

Bagaimana pun caranya aku harus mengubahnya aku tidak mau tau,dengan cara apapunm. Aku akan berusaha sampai titik lelah dan pada akhirnya aku menyerah.
'Apakah aku ke kamar nya saja? Tapi aku tau dia pasti masih marah padaku perihal kejadian tadi siang.'
'Baiklah besok saja. Aku akan membujuknya.'

Aku harus mengubahnya, sampai aku yang menyerah sendiri.

Fable Club jakarta selatan.

Callia dan teman temannya kini sedang memesan minumam, semua yang mereka pesan adalah minuman berakhol dan memabukkan. Callia sudah menghabiskan banyak minuman berakhol. Mulai dari vodka, wine dan whiskey.

Kini Callia benar benar sudah dengan keadaan mabuk.
"Agatha aku pulang dulu. Aku mengantuk."
"Baiklah biar aku antar." Pinta Agatha sambil meminum segelas vodka yang dia pesan.
"Akhhh. Baiklah."
"Hey sayang ingin bermain emmm." Tanya seorang pria yang Callia tidak tau siapa orang itu. Laki laki itu kini mulai mendoring dorong tubuh Callia. Karena risih Callia menonjok pria itu sampai dia terjatuh di lantai Club itu.

BRUK.
Kini wajah Callia yang di tonjok oleh pria itu.
"Kau sangat agresif sayang." Lanjut pria itu.
"Bajingan menjauh dari ku."
"Hey Call mari kita pulang." Ajak Agatha, yang melihat ada yang tidak beres dengan sahanatnya ini. Kini penampilan Callia sempurna, bibir sobek rambut acak acakan, dan pengaruh alkohol. Perfect. Dan sampai dirumah dia akan membuat keributan yang amat besar karena pengaruh alkohol yang menguasainya.

Dengan keadaan yang mabuk Callia tidak perlu cape cape membentak dengan hati yang menyesal. Dia ingin cepat cepat pulang dan membuat keributan di rumahnya. Membentak semua anggota keluarganya. Memberikan mereka peringatan untuk tidak menjodohkannya dengan laki laki sialan yang tidak dia kenali.

23:25 A.M
Kini Callia sudah berada di depan rumahnya. Dia akan mengacaukan malam yang sunyi ini dengan suara yang menggelegar. Menggangu malam yang tenang. Malam yang tenang ini akan dipenuhi dan dilengkapi oleh jeritan jeritan yang menghanyutkan malam.

Buk buk buk.
Itu adalah suara pukulan antara tangan dan pintu mension kelyarga Alexander, bukan sebuah ketokan kecil yang menenangkan tapi sebuah pukulan.
Ceklek
Handle pintu mension keluarga Alexander terbuka, dan menampakkan wanita paruh baya Bi Darsih disana.
"Astaga non, non kenapa?" Bi Darsih memegang bahu Callia dan memegang wajah berantakan Callia .
"LEPASIN." Bentak Callia.
Kini Callia sudah terpengaruh alkohol dan emosinya tidak bisa dia kendalikan. Callia sudah diluar kendali. Dan kini yang mengambil kendali Callia adalah alkohol

👀👀👀

"BANGUNKAN SEMUA ORANG YANG BERADA DI RUMAH INI. CEPAT."
Perintah Callia menyuruh Bi Darsih membangunkan semua orang ya g telah tidur.
"Tapi non semuanya sudah tidur."
"Kan saya bilang bungunin, GAK NGERTI LO HAHH?" Bentak Callia kepada bi Darsih.
"Baik non." Bi Darisih bangkit berdiri dan menaiki tangga untuk memberitau semua keluarga Alexander.

Callia menunggu 7 menit di bawah. Menurutnya sudah terlalu lama dia menunggu di sini. Kesabarannya telah habis hanya menunggu saja.
"Astaga sayang kamu kenapa?" Tanya Merinda lembut, sambil memegang luka di samping bibir Callia.
"Jangan sentuh aku." Ucal Callia dingin lalu menjauhkan tangan Merinda dari mukanya.
"Sekarang duduk." Perintah Callia pada mamah, palah dan Richard yang baru tiba. Callia melihat mamah papah dan Richard yang sedang menatapnya bingung. Kini tatapan Callia beralih kepada bi Darsih.

"Mengapa lama sekali?" Tanya Callia seperti bentakan.
"Maafkan saya non."
"Haha maaf. Maaf kamu pikir dengan kata 'maaf' bisa balikkin waktu itu apa? Emmm."
.
.
.
Karena Bi Darsih tidak kunjung menjawab Callia kembali membentak "JAWAB."
"Tidak non."
"Callia jaga sikapmu. At...." ucapan Jonathan terputus karena Callia sudah memotong ucapannya.
"Diam kau."
"Kamu saya pecat. Besok saya tidak mau lihat kamu lagi di rumah saya."
"Callia apa yang kamu lakukan. Kamu kesal dengan perjodohan ini tapi kamu membawa bi Darsih yang tidak tau apa apa. Bersikap dewasa lah Callia." Ucap Richard dia tidak tega dengan bi Darsih.
"Tidak apa apa den saya mengerti."

"Langsung saja saya tidak mau berbasi basi. Saya ingin membatalkan perjodohan bodoh ini."
"Tidak bisa." Ucap Jonathan tegas.
Callia tersemyum miring kelihatan meremehkan di balik senyumnya itu.
"Haha tidak bisa? Kenapa. Saya harus menurutinya hahh? Saya tidak suka dia, dan saya tidak mau dipaksa karena perjodohan sialan ini."

"Callia sayang kamu dari mana saja. Mamah tidak tau kamu pergi." Ucap Merinda lembut.
Buaknnya mendapatkan jawaban Merinda malah mendapat semburan.
"Tidak usah mengalihkan pembicaraan."
"Saya menginginkan jawaban saya Tuan. Alexander."
"Jawaban saya tetap seperti kemarin kemarin, perjodoha ini tetap akan dilaksanakan."
"Saya bukan barang yang anda tukar lalu mendapatkan apa yang anda inginkan."
"Saya tau kamu bukan barang. Yang saya mau hanyalah kebahagian yang pasti untuk masa depanmu."
Lagi lagi dan lagi perkataan itulah yang di dengar Callia dari mulut Jonathan.

"Hahaha BULLSHIT. Basi. Ngga ada alasan lain? Hanya jawaban bodoh itu? Haha"
"Puh." Callia membuang ludah nya di samping sofa. Meremehkan. Setelah melakukan hal itu Callia merasa pusing, dan seluruh badannya panas. 1 menit kemudian.
BUK. Callia terjatuh lemas di lantai. Richard yang melihatnya langsung membawa Callia ke kamarnya. Richard mencium bau alkohol dari tubuh Callia.

"Apa dia minum? Wine dan sejenisnya?"
"Benarkah dia ke club malam ini?"
"Shit aku tidak tau." Gumam Richard dalam hati.
"Mah, pah Richard bawa Callia ke kamarnya dulu yah. Kasian dia."
"Iya sayang." Jawab Merinda.
"Sebegitu tidak sukanya kamu dengan perjodohan ini Call?" Richard membaringkan tubuh Callia di queen size miliknya. Lalu tersenyum miris karena mengingat perlakuan adiknya ini.

Pagi hari di kamar Callia.
"Akh." Callia memegang kepalanya sambil meringis.
KRINGGG
BUK. Alarm Callia hancur karena di banting ke bawah, hingga hancur.
"Aku sudah bangun bodoh." Asataga Callia mana tau alarm kalo kamu udh bangun.

Ceklek.
Suara pintu di buka tanpa permisi, dan tanpa persetujuan dari pemilik kamar.
"Apa yang terjadi Call?" Tanya Richard sambil memasuki kamar Callia.
"Apa yang kau lakukan di kamar ku? Urus saja urusan mu sendiri sana."
"Kau termasuk urusanku Call."
"Caper. Keluar dari kamar ku bajing. SANA." Bentak Callia.
Apakah aku bisa merubah dia? Merubahnya hahaha sepertinya tidak mungkin. Apa aku menyerah saja. Hahaha BIG NO. Aku belum lelah aku akan mengusahakannya. Walaupun dia dingin dan tidak tersentuh.

Aku akan terus berjuang. Richard menyemangati dirinya sendiri untuk merubah Callia.

👻👀👻

Jangan lupa vote dan komen guys.
Next ngga nih?
maaf pendek.
Maaf ngga ada asupan di part 12 triple deh asupan. Okay.

Di part 12 Kel. Alexander dan Mchine makan melam bersama.

Lose You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang