PART 14💪

91 13 13
                                    

Hi Guys.
.
.
.
.

Makasih yang udah mau Vote.

Ajak temen kalian juga untuk baca. Bagi kalian yang Follow aku aku bakalan follback. Dan bagi kalian yang punya cerita (karya kalian) aku bakalan vote dan komen supaya kalian semangat💪

Happy reading👑

Jonathan menampar Callia. Omg.
Callia memegang pipi kanan nya yang di tampar Jonathan. 2 kata untuknya saat ini sakit hati. Pertama kalinya Jonathan menampar Callia. Callia harus tetap kuat walaupun dia lemah. Dia melihat Jonathan tajam. Kini Sudah habis kesabaran Callia.

"Kau tak akan pernah sadar telah membuat seseorang se-remuk apa. Sampai pada akhirnya kau yang menemukan dirinya sendiri telah menjadi sesorang yang jauh berbeda dari sebelumya." Ucap Callia mantap. Dia sakit hati karna apa yang Jonathan lakukan padanya.
Sabar yah Call.

Tiba tiba Callia menunduk dia mencoba mengumpulkan tenaganya lagi.
"Keluar. Aku ingin sendiri."
"Callia pa--"
"Apa minta maaf? IYA? HUH? Terus kalo udah minta maaf rasa sakit yang Callia rasaiin bisa sembuh. Gitu? iya. HUH. Maaf maaf maaf terus, klo dengan kata maaf bisa sembuhin rasa sakit yang Callia rasaiin tetep ngga bakalan sudi untuk maafin papah."

"Sekarang keluar. KELUAR." Teriak Callia penuh emosi. Sebelum Jonathan keluar dari kamar Callia.
"Bersikap dewasalah Callia. Dan belajarlah untuk tidak memalukan keluarga."
Jonathan keluar lalu menutup pintunya. Setelah Jonatham barulah Callia nenanangis, entah sudah berapa kali hari ini hatinya di buat sakit terus menerus.

Tes. Hiks. Apa katanya tadi belajar untuk tidak apa? Untuk tidak memalukan keluarga?
"Papah. Bisakah aku kembali menjadi bocah kecilmu? Seperti dulu pah. Sebab menjadi dewasa tidaklah menyenangkan seperti dugaan ku dulu." Callia menangis menangis se bisa nya. Hancur sudah semuanya papah nya menamparnya.

Apakah ini yang disebut KARMA?
Karena tadi dia sudah menampar Oliver? Sombody please Tell me.

"Hiks. Pah, aku memang semakin dewasa, namun kadang kali aku kesusahan menahan tangis ketika mengingat dirimu. Kadang kali dadaku terasa sesak setiap merindukanmu yang dulu. Aku juga merasa berkeping ketika melihat anak perempuan lain masih memeluk hangat papahnya. Aku masih cengeng kalo papah ingin tau, aku belum bisa sepenuhnya menjadi gadis yang dewasa pah. Aku masih anak perempuan papah yang akan menangis kencang ketika merasa kesakitan. Kata mamah, sewaktu aku kecil jika aku menangis maka papah. Orang pertama yang akan ikut bersedih. Jika aku tersakiti, papah orang pertama yang akan marah. Kenapa papah seromantis itu? Hatiku separuh untuk papah. Dan setelah papah seperti ini pdaku. Yang aku rasakan adalah patah berkali kali."

Flashback.
Pada umur 14 tahun dulu. Callia belajar berenang dengan Jonathan papah nya. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari Callia tetap belajar berenang, dia ingin bisa berenang supaya tinggi.

Hingga pada suatu hari Jonathan tidak ada di rumah karena sedang ke kantornya untuk rapat sebentar lalu pulang. Dia berjanji pada Callia untuk pulang secepat yang dia bisa, supaya dia bisa menemaninya berenang.

14:25 pm
"Hufft papah mana sih?"
"Tadi katanya ngga lama."
Callia menaruh hp di nakas lalu turun ke bawah. Sebelum turun ke bawah Callia menggati baju nya terlebih dahulu lalu turun ke bawah.
"Kalo kata papah ngga boleh berenang pake baju tebel harus baju tipis biar gampang gerak di air."

Callia sudah berada di pinggir kolam, lalu duduk di tepi kolam.
10 menit dia menunggu, tidak ada tanda tanda Jonathan di sana.
"Apa aku sendiri aja yah?"
"Aku kan udah lumayan bisa. Aku harus mandiri. Aku ngga bisa harappin papah terus."
Callia menyeburkan dirinya di dalam kolam, lalu.
"Emmm tolong."
"Emm to lo ng."
"Pah."
"Papah.... ka.... Ric hard tolong."
Callia tenggelam. Bodoh siapa suruh keras kepala?

Lose You!Where stories live. Discover now