Chapter 5 : [Mimpiku]

221 74 10
                                    

Pikiran itu membuatku gelisah tanpa arah, membuat semua kenangan kembali datang dan singgah. Aku sangat ingin meninggalkannya, membunuhnya dan menguburnya dalam-dalam. Tapi apa daya, aku tak bisa.

*

Memang benar jika pikiran dapat mengendalikan segalanya. Jika kau pikir itu benar, percayalah itu memang benar dan jika kau pikir itu salah, percayai lah juga, bagaimana bisa kau mengatakan itu? Tentu saja karena aku sudah mengalaminya. Tapi menurutku otak yang Tuhan berikan harus digunakan bersamaan dengan hati, agar kau tidak terjebak sepertiku.

_

Seperti biasa, beberapa pasang merpati ikut berkencan di musim panas ini. Aku bahagia karena dia bersamaku, tatapan penuh cinta dan sentuhan penuh kehangatan menyertaiku.

"Ah... Sial." Seketika aku terbangun dan menyesali mimpi yang baru saja menguasai tidur panjangku.

"Kau sudah sadar?" tanya seorang pemuda tampan. Pakaiannya warna abu-abu, tapi aku tidak tau pakaian jenis apa yang ia pakai. Saat aku membuka mata dia sudah duduk didekat ku.

"Siapa kau?" tanyakuku kaget sambil menyempurnakan posisi dari tidur ke duduk.

"Jangan takut! Wajahku memang menyeramkan tapi aku orang baik kok," tegasnya. Sepertinya dia orang baik, batinku.

"Namaku Ku Chan Ri," tambahnya. Ia tersenyum ketika mengatakan itu.

"Terima kasih telah menolongku," ucapku sembari bergegas untuk pergi.

"Oke, jika kau ingin pulang, aku yang akan mengantarmu!" tegas Chan Ri yang wajahnya khawatir entah karena apa.

"Tidak perlu!" responku singkat sambil berlari menuju pintu keluar rumah besar itu.

"Tungguuu... Aku belum tau namamu!" teriak Chan Ri.

Aku menolehkan kepalaku sebentar seraya berkata," Aku Nana!"

Flashback On

~
Binar-binar cahaya bulan menyeringai menatap wajahku yang lesu, seakan tau bahwa aku akan bersedih nantinya.

"Kau yakin akan pergi?" tanyaku padanya. Pakaian dari kulit kayu dengan warna natural sangat cocok dengannya, terlihat tampan, ya walaupun dia memang sangat tampan.

"Ya aku akan pergi, tolong jangan cemaskan aku!" tegasnya meyakinkanku.

Aku memegang tangannya lalu berkata, "Bagaimana mungkin aku tidak mencemaskan mu?"

"Aku akan baik-baik saja, percayalah!" Tangannya menyeka air mataku yang jatuh untuknya.

"Bagaimana jika aku merindukanmu?" Melangkahkan kaki ke depan satu langkah lalu memeluknya erat.

"Sebut namaku jika kau merindukanku," katanya dengan senyum yang membuatku candu.

Rasa sayangku padanya bagaikan bulan yang menyayangi sang malam. Ya, benar aku menyayanginya lebih dari sayangku pada diriku sendiri. Dia! Kyandra Lee , seseorang yang membuatku mengenal seketika antara dunia dan cinta.

Flashback Off

~

~Dunia dan cinta!, Dua hal yang merubah segalanya.~


⬇️

Gimana?

𝑺𝒉𝒂𝒅𝒐𝒘 𝒊𝒏 𝑫𝒂𝒓𝒌𝒏𝒆𝒔𝒔 || 𝑬𝒏𝒅✓ (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang