Chapter 12 : [Vishqy's Hug]

130 67 6
                                    

Empat hari itu....
Hari-hari berharga bagiku...
Datangkan bunga di hatiku...
Mematikan pesona gerak laku...

Selain kenangan itu, apakah rasa yang sama benar-benar akan menjumpaiku?

Daun memang tak lelah melambaikan tubuhnya setiap saat, termasuk saat pagi di depan villa itu.

"Kita akan pulang satu mobil!" kata Chan Ri membuka Susana pagi itu.

"Siap PD-Nim!" jawab Jiko dengan gaya khasnya.

"Biarkan aku yang menyetir," sambung Vishqy.

"Ya, tapi setiap 10 km kita bertiga harus bergantian menyetir," jelas Chan Ri sambil menunjuk-nunjuk arah jalan pulang.

"Btw Lo udah bener-bener sehat 'kan bro?" tanya Jiko ke Vishqy.

"Kenapa kau bicara begitu?" kata Vishqy yang sepertinya tidak menyadari jika ia sakit semalam.

"Ah.. sudahlah lupakan," balas Jiko dengan tatapan malas.

"Sudah-sudah, ayo pulang!" himbau Chan Ri.

Belum selangkah kakiku menapak tiba-tiba Chan Ri berkata,"Na, jangan sampai kau meninggalkan barang-barang mu disini!"

"Siap, semuanya sudah ku kemas dan sepertinya tidak ada yang tertinggal," jawabku tersenyum.

Kami berempat berjalan kearah dimana mobil diparkirkan.

"Aku yang akan duluan menyetir," ucap Chan Ri.

"Okee." Jiko mengangguk.

"Na, kau duduk didepan disampingku," perintah Chan Ri sambil membukakan pintu mobil untukku. Aku mengangguk mengiyakan.

Perjalanan dari Anyang ke Daegu menempuh jarak sekitar 1.277 km. Ya, tentunya jarak sejauh itu akan membuat siapapun lelah. Pagi saat kami berangkat sudah berubah sore, membuat pandangan sopir pada jalanan jadi kabur.

"Ahhh, sial," gumam Chan Ri saat tidak sengaja mengarahkan mobil itu ke jurang.

"Kau sepertinya sudah lelah, aku akan menggantikan mu,"ucap Vishqy yang langsung membuka pintu mobil.

Mereka merubah posisi yang menjadikan Vishqy duduk di kursi pengemudi berada tepat di sebelahku.

"Kau bisa menyetel kursi mu agar lebih nyaman," kata Vishqy padaku yang seketika membuatku gugup untuk kesekian kalinya.

"Hmm... Tidak perlu," jawabku singkat sehingga tidak begitu menampakkan diriku yang gugup ini.

"Chan Ri bagaimana denganmu?" tanya Vishqy memastikan.

"Aku baik-baik saja," jawab Chan Ri.

Sore itu sepi dan sunyi, ya itu karena jalan dari Anyang ke Daegu masih dikelilingi pohon-pohon ditambah lagi Jiko yang sedari tadi banyak bicara sedang tertidur.

"Chan Ri dan Jiko pasti kelelahan," kata Vishqy membuka pembicaraan denganku.

Aku mengangguk lalu berkata, "Ya sepertinya begitu."

"Apakah kau lapar?" tanya Vishqy sembari menoleh ke arahku. Aku menggeleng tanda menolak.

"Kita akan berhenti didepan untuk membeli makanan," kata Vishqy lagi.

"Ya," jawabku singkat.

Ternyata di jalanan yang hanya dihiasi pohon-pohon besar dan semak belukar juga ada tempat orang yang  menjajakan dagangannya.

𝑺𝒉𝒂𝒅𝒐𝒘 𝒊𝒏 𝑫𝒂𝒓𝒌𝒏𝒆𝒔𝒔 || 𝑬𝒏𝒅✓ (SUDAH TERBIT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora