[9] Feeling Buruk

2.3K 329 26
                                    

Beberapa jam yang lalu, pesawat yang ditumpangi oleh Zahra landing si bandara Soekarno-Hatta. Selama di dalam pesawat, baik Zahra maupun Jeno, tidak ada yang memulai percakapan setelah kejadian beberapa jam lalu.


Selama itu pula, Zahra hanya bisa pasrah saat bahu kanannya digunakan oleh Jeno untuk bersandar.

Saat ini, mereka berdelapan tengah menunggu mobil jemputan dari Jungwoo dan Lucas.

Memang, sebelumya mereka sudah menelepon kedua kakaknya itu untuk bisa menjemput mereka di bandara.

"Le, gimana hape lo udah ketemu?" Tanya Zahra pada Chenle yang sedang menyandarkan badannya pada punggung kursi cafe.

"Udah, untung aja sih tadi ketemu di deket wastafel," jelas Chenle yang hanya diangguki oleh Zahra.

Mereka saat ini tengah berada di cafe yang disediakan oleh bandara.

Tring.

Ponsel Chenle berbunyi menandakan adanya notifikasi dari aplikasi chattingnya.

"Bang lucas udah sampai, katanya ditunggu di pintu masuk," ucap Chenle setelah memasukkan ponselnya ke dalam sakunya.

Setelah itu, mereka berdelapan memutuskan untuk menuju lokasi yang dikatakan oleh Lucas.

Posisi Zahra saat ini berada di samping Jeno, tanpa sepengetahuan Zahra, tangan kanan gadis itu digenggam oleh Jeno, membuat Zahra mengalihkan seluruh atensinya ke arah Jeno.

Jeno yang merasa diperhatikan oleh Zahra, tersenyum kecil menampilkan eyes-smilenya, membuat Zahra sedikit tertegun.

Bagaimana bisa wajah imut seperti Jeno bisa bertindak cute saat di depan sahabatnya dan akan menjadi singa saat sedang berdua dengan Zahra?

"Dasar manusia bertopeng."

"Gimana liburannya, seru gak?" Tanya Lucas saat adiknya sudah berada di depannya.

"Bosenin bang, anak-anak pada mager di sana," adu Chenle.

"Lu juga mager babi," sahut Haechan yang dihadiahi pukulan Jaemin pada kepalanya.

"Sakit Jaem!" pekik Haechan.

"Udah-udah, kita langsung pulang, biar bisa istirahat, pasti kalian capek," lerai Jungwoo.

Tunggu.

Pria yang di samping Jungwoo sepertinya Zahra kenal. Ah iya, Zahra mengingatnya, itu teman Jungwoo kalau tidak salah bernama Taeyong kalau tidak salah.

"Kak Taeyong?" Ucap Zahra membuat semua mata tertuju pada pria berwajah tampan itu.

Taeyong tersenyum, "Gue kirain, lo lupa dek." Zahra hanya tersenyum saja menanggapi.

"Udah lah ayo pulang. Capek gue," Renjun berjalan mendahului yang lainnya.

Zahra yang merasa ada yang tidak beres dengan Renjun pun langsung mengikuti lelaki itu dan menyamakan langkahnya, membuat Jeno menggeram kesal dalam diam.

"Njun."

Renjun tidak menoleh sedikit pun, pria itu terus berjalan mencari mobil Jungwoo, hingga pergelangan tangannya di cekal oleh Zahra.

"Lo kenapa?" Tanya Zahra. Renjun hanya menatap gadis itu sebentar.

"Gak papa."

"Bilangnya gak papa, tapi kayak ada apa-apa."

Renjun tertawa hambar, "Jangan bersikap peduli sama gue Ra, takutnya gue ngartiin lain," lalu pria itu merangkul Zahra.




Mask•




Mask | Jeno ✔️Where stories live. Discover now