[13] Obsesi ⚠

4K 313 46
                                    

!! Warning !!
Ada adegan kekerasan
Mohon bijak dalam membaca

!! Warning !!Ada adegan kekerasanMohon bijak dalam membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak bisakah kau membiarkan aku bahagia?






















Malam ini, menjadi malam yang terindah bagi dua insan yang baru saja memiliki status baru. Sejak 10 menit yang lalu, obrolan mereka tak pernah terputus. Bahkan hingga baterai ponsel keduanya telah berganti warna menjadi merah pun mereka tak menyadari itu.

"Lo tidur, biar besok bisa bangun pagi. Kan ada kelas katanya."

"Oh iya,tugas gue belom selesai."

"Lo sih dari tadi ngomong terus."

"Ya lo yang ngajak."

"Hahaha... yaudah sana cepet selesain jangan malem-malem. Good Night Zahra Maliq."

"Heh, kok Maliq sih?"

"Nice dream, bye."

Tut.

Ya, begitulah percakapan mereka.

Setelah mencharger, Zahra memilih turun dari ranjangnya dan menghampiri meja belajarnya berniat menuntaskan tugas fisiologi yang harus dikumpulkan besok.

Katakanlah gadis itu terlewat pintar. Tugas yang seharusnya membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan hingga selesai. Oleh gadis itu hanya dikerjakan dalam satu malam.

Tok. Tok.

"Dek, masih bangun?"

Sepertinya itu suara papa. Iya jarang sekali papanya pulang ke rumah. Bukannya lupa akan rumahnya atau keluarganya.

Tapi ya memang papanya setiap hari harus lembur. Pekerjaan dikantornya sangat banyak mengingat papanya adalah seorang CEO sebuah perusahaan miliknya sendiri.

Zahra membuka pintu kamarnya dan melangkah menuruni tangga saat papanya meminta untuk mengobrol di ruang keluarga.

Tidak seperti biasanya papanya akan mengobrol serius apalagi ini sudah larut malam.

"Kamu punya hubungan sama anaknya Reno?"

Zahra sempat terkejut mendengar pertanyaan pria itu.

Mask | Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang