[51] Salju Pertama di Bulan Desember

697 97 62
                                    

19 Desember 2022

"Lo mau kemana?"

Pergerakan tangan Taehyung memasukkan pakaian ke dalam koper menjadi terhenti. Taehyung berbalik melihat Jeno yang sudah menyandarkan tubuhnya pada pintu kamar yang terbuka.

Sudah dua tahun lamanya mereka berada di London. Emosi laki-laki itu sudah bisa dikendalikan dengan baik. Bisa dikatakan Jeno sudah sembuh 90%.

"Ada pesan dari Jaehyun, ada pasien yang butuh gue. Jadi besok pagi gue akan ke Indonesia."

Jeno menjadi diam saat mendengar nama negara yang sudah lama tidak ia kunjungi. Banyak perubahan besar pada negara kelahirannya yang dia ketahui dari internet.

Hanya saja dirinya tidak mengetahui bagaimana keadaan seseorang yang sangat ia rindukan.

"Lo mau ikut?" tanya Taehyung hati-hati.

Meskipun Taehyung tahu bahwa kondisi Jeno sudah baik-baik saja, tapi dia mencoba untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Kalau lo mau pergi, silahkan."

Jeno berbalik dan meninggalkan Taehyung yang masih menatapnya.


• Mask •




"Jeno Razka, kita bertemu lagi."

Tanpa menoleh pun Jeno sudah tahu siapa pemilik suara itu. Jeno tetap menatap lautan lampu kota di depannya. Malam ini terasa lebih dingin dari malam sebelumnya. Dia berada di rooftop apartemen yang dia dan Taehyung tinggali.

"Kali ini apa? Mau bunuh diri lagi?"

"Shut up!"

Gadis di sampingnya tertawa kecil dan meniru aksi Jeno.

"Lo tau gak sih? Kalau dua orang bertemu berkali-kali tanpa sengaja itu berarti jodoh. Sama kayak kita, udah berapa kali ya kita-"

"Lo ngapain di sini?"potong Jeno untuk menghentikan celotehan gadis itu.

"Gue ... Mmm ... Gue tadi mau keluar cari jodoh sih, eh ternyata ketemu lo. Jangan-jangan ... "

"Gak usah ngelantur."

Sepuluh menit keadaan hening. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing sampai denting ponsel membuyarkan lamunan gadis itu.

"Lo mau tau gak Jen, pacar gue barusan kirim pesan, katanya malam ini akan turun salju dan kalau kita memohon permintaan saat salju pertama turun, permohonan kita akan dikabulkan. Lo gak mau coba?"

Jeno berdecak, dia sudah kesal dengan celotehan gadis mungil itu. Bagaimana kekasihnya bisa tahan dengan kecerewetan gadis itu?

"Lo udah punya pacar, tapi kenapa lo masih ganjen ke gue?"

Gadis itu menatap langit dan meletakkan tangannya di dagu, berakting seperti sedang berpikir sesuatu.

"Lo tau gak dalam kamus keluarga gue, kalau bisa dapat dua kenapa harus satu?"

Jeno mendengus kesal. Sia-sia saja dia berdebat dengan gadis bernama Megan itu. Toh, pada akhirnya dia akan kesal sendiri dengan jawaban dari Megan.

Jeno kembali pada posisi awalnya. Dia memejamkan mata, menikmati angin yang berhembus membuat beberapa anak rambutnya berantakan.

Megan tersenyum kecil menikmati pemandangan indah dihadapannya. Jarum jam seakan berhenti, wajah dengan pahatan sempurna di depannya seakan membius mata Megan agar terus menatap wajah itu.

Mask | Jeno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang