Brahmana Anoraga

354 12 1
                                    


semilir angin menambah kesejukan pada siang ini,terik matahari yang panas,seolah olah terlindungi oleh hembusan angin.
ditepi sungai berantas,dibawah rindangnya pepohonan.
dua orang sedang duduk bersilah dan saling berhadap hadapan,yang satu berpakaian brahmana,sementara yang satunya terlihat masih muda.
sosok tersebut adalah brahmana Anoraga dan muridnya.
terlihat ucapan ucapan yang diutarakan oleh brahmana Anoraga,sementara pada sisi yang lain,sang murid tertunduk tanpa menatap wajah gurunya.
rupanya dia meresapi setiap perkataan yang keluar dari gurunya tersebut.

Dibalik rindangnya pepohonan ,brahmana Anoraga memberikan petuah petuah bijak,agar saat dewasa nanti muridnya tidak salah jalan.
dengan kata kata yang penuh kelembutan,anak muda tersebut tertunduk sambil mendengar ucapan demi ucapan brahmana tersebut.
"satu hal yang harus kamu ingat sebelum ke majapahit" ucap Brahmana Anoraga,tapi kemudian dia terdiam kembali.
anak muda tersebut tidak berani menyela kata kata brahmana tersebut yang dia anggap sebagai gurunya.
"jangan pernah membuat keadaan" usai mengatakan itu,kembali brahmana Anoraga diam sejenak.
kemudian dia melanjutkan kembali kata katanya.
"jangan pernah melawan keadaan"
seperti semula dia kembali diam,seolah olah dia takut memberi pesan dan disalah artikan oleh muridnya tersebut.
"saat ada kesempatan,rubah keadaan itu dan lawan keadaan,berpikir sebelum melangkah,tiap langkah harus dengan perhitungan dan membawa hasil bagimu".

Muridnya yang semula selalu diam,kini mulai menanyakan sesuatu kepada gurunya tersebut.
"bisakah guru menjelaskan padaku arti semua itu?"
"di kota raja itu penuh ular muridku,ular akan mengigit jika dia merasa terancam"
"ilmu apa yang menjadi landasan saya dalam melangkah guru?"
"peristiwa di majapahit pada masa lalu jadikan pelajaran,jika tidak ingin nasibmu seperti kakakku Ranggalawe,jangan merubah keadaan"
"yang kedua guru?"
"jika tidak ingin seperti pamanku Lembu sora,jangan melawan keadaan"
"yang terakhir guru"
"jadilah seperti ayahku,Arya wiraraja.
dia mengambil keadaan saat ada kesempatan"
"saya paham dan mengerti guru"
"pergilah mada,aku melihat wajahmu bercahaya,kelak kau akan jadi orang besar muridku"
anak muda yang bernama mada itu lalu menyentuh kaki gurunya dengan telapak tangannya,dan dia pergi menuju kota raja majapahit.

Brahmana Anoraga adalah putra kedua adipati Arya wiraraja,dan dia adalah adik Ranggalawe.
dia menjadi brahmana,karena semua leluhurnya memang seorang brahmana.
mada sudah menjadi muridnya sejak anak itu masih kecil hingga tumbuh dewasa.
dia tidak ingin seperti ayah,paman maupun kakaknya yang menjadi pembesar kerajaan.
dia mengikuti jejak kakek dan buyutnya untuk menjadi seorang brahmana.

Pasca kematian Ranggalawe dan ayahnya Arya wiraraja,brahmana Anoraga selalu menyembunyikan siapa dirinya yang sebenarnya.

MAJAPAHIT 1300-1328 Ra.Kuti & gajah MADAWhere stories live. Discover now