Pemberontakan Ra.Kuti

336 13 0
                                    

Menghadapi sikap raja yang demikian,ra.Kuti mulai gerah dan ingin rasanya mengambil sebuah tindakan.
memang sifat raja kini semakin menjadi jadi,ditambah semenjak dyah Halayudha diangkat menjadi mahapatih.
secara perlahan peran ra.Kuti mulai dikurangi dalam segala hal.
ternyata hal ini cukup membuat ra.Kuti merasa khawatir dengan masa depannya di istana.
"tindakan apa yang harus aku lakukan?,terlambat mengambil tindakan maka aku bisa terlempar dari istana" perasaan tersebut sering menghantui pikiran ra.Kuti setiap hari.
"bagaimana kalau aku memberontak?" pikirnya.
pikiran pikiran resah mulai merasuki hari hari ra.Kuti.

Para dharma putra hampir tidak percaya dengan apa yang ra.Kuti rencanakan.
hal ini disampaikan oleh ra.Kuti kala mengumpulkan mereka di rumahnya.
"bagaimana?" tanya ra.Kuti.
"aku tidak ikut" ucap ra.Kembar tiba tiba.
ra.Kuti tidak bisa menerima jawaban ra.Kembar tersebut,dia langsung menghunus kerisnya.
"Kuti tahan Kuti tahan........," pinta ra.Wedeng.
"aku akan menghabisimu Kembar"
akhirnya pertemuan di rumah ra.Kuti tersebut,tidak menghasilkan kesepakatan apa apa.

"kita akan bergerak" ucap ra.Wedeng.
ra.Kuti tidak menduga jika ra.Wedeng mengatakan itu.
"cuma aku dan kamu?"
"benar"
"bagaimana dengan dharma putra yang lainnya?"
"yang tidak sejalan dengan kita,kita habisi"

Tidak ada yang aneh malam ini,semua terlihat biasa biasa saja,Kanaya tetap melaksanakan tugasnya berkeliling kota raja.
meski sudah tidak lagi dianggap sahabat oleh ra.Kuti,dia senantiasa melihat kearah rumah ra.Kuti.
ada secercah kebahagiaan yang dia rasakan kala melihat rumah ra.Kuti.
hal yang membuat dia bahagia itu adalah,ra.Kuti telah mencapai mimpinya menjadi orang besar.
namun kali ini dia dapati rumah ra.Kuti begitu sepi,tak ada cahaya lampu yang menyala,mirip rumah tak berpenghuni.
"aneh...,biasanya waktu aku lewat ra.Kuti belum tidur,mungkin dia lelah hari ini" pikir Kanaya.
baru beberapa meninggalkan rumah ra.Kuti,tiba tiba dia mendengar teriakan seorang prajurit yang memecah keheningan malam.
"ada serangan......ada.serangan......" teriaknya berkali kali sambil berlari.
"ada apa?"
"ada serangan dari pintu gerbang selatan"
"siapa yang menyerang?"
"musuh..musuh..,aku tidak tahu" usai mengatakan demikian,dia kembali lari sambil berteriak teriak seperti semula.
nalurinya sebagai prajurit,mendorong Kanaya ingin tahu siapa yang menyerang kota raja malam ini.
tapi belum jauh dia melangkah,ratusan prajurit musuh telah ada di hadapannya.
"Kuti....,apa yang kau lakukan?"
ucap Kanaya kala mendapati ra.Kuti berada di barisan depan prajurit musuh.
"diam kau Kanaya....ikut denganku atau berada di belakang raja yang bodoh itu?"
"aku tetap setia pada majapahit Kuti"
"aku bunuh kau Kanaya...."
dengan setengah berlari ra.Kuti mendatangi Kanaya dengan menghunus pedangnya.
Kanaya mundur beberapa langkah ke belakang,sambil tangannya siap menarik keris dari sarungnya.
tapi dia terlambat,belum sempat tangannya menarik keris tersebut,pedang ra.Kuti sudah menebasnya.
Kanaya roboh dengan bersimbah darah,namun sempat berbicara.
"tega sekali kau Kuti melakukan ini pada teman kecilmu" ucapnya.
ra.Wedeng menutup matanya kala Kuti kembali menusukkan pedangnya ke perut Kanaya.
"tega sekali kau Kuti" ucap ra.Wedeng.
"diam kau ra.Wedeng"
"putar kembali ingatanmu ra.kuti,apa yang telah kau lewati bersamanya kala masih kecil"
ra.Kuti langsung teringat kala masih kecil bersama Kanaya,berlari larian di sawah,mencari guru bersama dan pergi ke majapahit bersama pula.
sontak kesedihan langsung menyelimuti ra.Kuti,dia lansung tertelungkup dan menangis disamping jasad Kanaya.

MAJAPAHIT 1300-1328 Ra.Kuti & gajah MADADove le storie prendono vita. Scoprilo ora