Chapter 1

38.6K 1.6K 23
                                    

Seorang gadis bernama Clara Vandiana atau yang sering disapa Clara sedang berjalan di gang yang sangat sepi dan gelap. Salahnya sendiri menyempatkan diri ke luar ditengah malam.

Merasakan bagaimana dinginnya angin malam yang menyapu kulitnya membuat tangannya memeluk dirinya sendiri.

Tap... tap... tap...

Suara langkah terdengar dari arah belakang. Jantung gadis cantik itu berdetak sangat cepat, keringatnya bahkan kini sudah mengucur sangat deras didaerah pelipisnya.

Langkahnya dia percepat karna takut jika akan terjadi yang tidak diinginkan. Clara takut, baru-baru ini banyak sekali berita bahwa banyaknya pembunuhan yang terjadi, dan sampai sekarang belum diketahui dan belum juga tertangkap si pembunuh tersebut.

Clara ingin menangis, jalan ini masih panjang, dan tidak ada siapapun selain dirinya dan orang asing itu. Doa-doa senantiasa dia lontarkan dalam hati kepada Tuhan agar dirinya selalu dilindungi dan tidak akan ada apapun yang terjadi malam ini kepadanya.

Tap... tap... tap...

Suara langkah itu semakin lama semakin terdengar dekat, sepertinya orang tersebut sengaja berjalan dengan cepat agar dapat menyeimbangi langkahnya tepat dibelakang Clara.

Ya, orang itu kini sudah tepat dibelakang Clara. Gadis itu mengumati dirinya habis-habisan dalam hati, dia yakin bahwa sehabis ini dirinya akan musnah. Mengapa dirinya harus keluar diwaktu yang seperti ini? Sial!

Clara melotot ketika merasakan sebuah tangan memutar bahunya lalu dengan gerakan cepat orang asing yang tidak dia ketahui identisasnya itu membenturkan tubuhnya ditembok gang.

"Aakhh!" Pekik Clara sambil memegangi bahunya. Rasanya sangat sakit saat orang itu membenturkan punggungnya ditembok gang yang tidak rata bentuknya. Sialan memang.

Mata Clara yang sedari tadi tertutup kini dengan perlahan dia buka karna tidak merasakan apapun. Bagaimana pun Clara harus tahu apa yang sedang terjadi dihadapannya, walau itu yang terasa menyeramkan sekalipun.

"Si-siapa lo?" Suara Clara terdengar gugup dan hati-hati. Yang ada dihadapannya saat ini adalah seorang pria. Apa ini pembunuhnya? Pria itu sedang menggunakan masker hitam sehingga menutupi wajahnya itu.

Pria asing itu menatap Clara dengan tatapan menyeramkan membuat bulu kuduk Clara berdiri seketika. Dia mendekat kearah telinga Clara, membuka maskernya setengah lalu berbisik, "Hai,"

Suaranya terdengar sangat berat, namun juga terdengar familiar ditelinga Clara. Apa gadis itu pernah bertemu atau? Siapa pria itu sebenarnya?

"Reyga Farenth Dion," Kali ini pria itu melepaskan maskernya lalu menatap Clara yang sedang terpaku melihatnya.
Satu kata yang ada diotak Clara saat itu adalah, tampan.

Siapa tadi, Reyga Farenth Dion? Clara tahu nama itu, dia seperti...

"Yang paling terkenal di sekolah," Sambungannya seakan menjawab semua yang sedang Clara pikirkan.

Seakan sudah saatnya Clara berbicara, gadis itu menyadarkan kembali pikirannya, menetralkan detak jantungnya lalu berkata, "Mau apa lo?"

Reyga tersenyum singkat, kemudian matanya dengan nakalnya melirik bagian dada Clara sebentar lalu matanya kembali menatap Clara dengan seringaian. "Mau bunuh kamu,"

Tiga kata itu sukses membuat Clara tertegun, bagaimana tidak? Itu sangatlah menegangkan! Reyga memang gila. Ini lelucon, atau apa memang Reyga yang membunuh orang selama ini?

"Lo gila, lepasin gw! Gw gak mau mati!" Pekik Clara sambil menggerakan tubuhnya berusaha melepaskan cengkraman tangan Reyga dikedua lengannya. Namun, apalah Clara, dirinya sama sekali tidak bisa bergerak disaat Reyga mengeratkan cengkramannya.

"Diem-diem," Tegas Reyga dengan nada yang datar. Clara benar-benar dibuat syok saat tahu bahwa seorang Reyga Farenth Dion, adalah seorang pembunuh. Walaupun itu belum jelas benarnya.

"Kalau kamu ngeberontak lagi," Tangan Reyga masuk kedalam sakunya lalu mengambil sesuatu dan menunjukannya tepat kedepan wajah Clara, "aku bakal congkel mata kamu."

Clara menggeleng lirih. Pisau tajam dan runcing itu kini sudah tepat didepan wajahnya. Reyga memang benar-benar gila. Sebenarnya Clara sama sekali tidak dekat dengan Reyga, jangankan dekat gadis itu hanya mengetahui nama pria itu karna Reyga memang yang paling terkenal dan dicari di sekolah mereka.

"Lepasin, gw mohon." Suara Clara terdengar lemah, air matanya perlahan keluar dari sudut matanya. Nyawanya tidak melayang begitu saja hanya karna seorang pembunuh berwajah tampan seperti Reyga.

"Untungnya apa kalau aku ngelepasin kamu?" Pertanyaan bodoh. Sungguh, jika keadaan Clara yang tidak sedang dibuat lemah, dia pasti akan memukul Reyga habis-habisan.

"Please. Gw takut, gw mohon."

Reyga menatap kedua manik Clara yang sedang mengeluarkan banyak air mata. Entah mengapa dirinya malah merasa kasihan. Tunggu, kasihan? Apa arti kata itu untuk psikopat seperti Reyga? Reputasinya sebagai psikopat menjadi robek karna rasa kasihannya kepada seorang gadis cantik seperti Clara.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menghiasi otaknya, Reyga ingin memanfaatkan sesuatu. "Kalau kamu pengen aku lepasin, ada syaratnya,"

"Apa?"

Kali ini Reyga kembali mendekat kearah ketelinga Clara, dan dia kembali berbisik, "Jadi pacar aku? Kalau nggak, kamu bakal habis malam ini."

"Ja-jadi pacar?"

Ganteng, Romantis, Tapi SadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang