Chapter 65

4.4K 257 44
                                    

Hai, sayang!
Akhirnya aku kembali. Ada yg seneng? Hehe makasih bngt sama yg udh mau dukung cerita aku. Aku gak nyangka bakal sampe di sini huhu. Terharu.

Jangan lupa vote+komennya yup :)

❤❤❤

"Sayang, kamu tau gak? Cinta aku sama kamu itu bagaikan air terjun." kata Reyga sambil menatap manik Clara dalam.

"Air terjun?"

"Iya, gak akan pernah berhenti, dan akan terus mengalir selamanya." jelas Reyga membuat pipi Clara memanas. Astaga, Reyga tengah memberikan gombalan kepada Clara.

"Bisa aja kamu. Gombal!" balasnya malu-malu.

Reyga hanya tersenyum lalu membungkukan tubuhnya menatap Clara dengan tatapan yang sukses membuat Clara tambah malu.

"Kamu apaan sih, Rey!" kesal Clara, tangannya memalingkan wajah Reyga darinya.

"Apaan?"

"Ih, nyebelin!"

"Biarin, habisnya kamu lucu kalau lagi malu." Reyga merongoh sakunya dan mengambil sesuatu dari sana, setelah itu dia menyodorkannya kepada Clara.

"Ini apa, Rey?"

"Kamu gak tau ini apa? Ini anting, Sayang." jawaban Reyga sukses mendapat pukulan pelan dari tangan Clara. Sudah jelas-jelas itu kalung, untuk apa Clara bertanya?

"Aku mau kamu pake ini," Reyga mulai melingkarkan kalung couple itu dileher Clara, "sebagai tanda kalau kamu itu milik aku. Sekarang kamu pakein ditangan aku juga."

Clara pun meraih kalung yang terdapat huruf CR tersebut dan memakaikannya dileher Reyga. "CR." gumam Clara berbinar.

"Clara Reyga." jelas Reyga dengan senyumnya yang dibalas senyum manis dari Clara.

"Lucu banget." kalung couple pemberian Reyga benar-benar terlihat indah, apalagi mereka saling memakainya satu sama lain.

"Baru kalung ya, Sayang. Nanti kalau kita nikah, aku beliin kamu semua perhiasan mahal." ujar Reyga yang langsung mendapat pukulan ringan didadanya.

"Udah, yuk ah! Kita pulang."

"Lho, kok pulang?"

"Udah malem, Rey."

Reyga pun melirik jam tangannya dan ternyata jam sudah menunjukan pukul 21.30.

"Wah, gawat! Bisa diomelin calon Bapak mertua nih." gumamnya kemudian meraih tangan Clara dan membawanya ke dalam mobilnya.

"Habis pulang, kamu makan lagi ya, Sayang." kata Reyga memecah keheningan di dalam mobil.

"Gak ah, barusan makan. Nanti aku gendut lagi."

"Gapapa. Kalau kamu gendut, kamu makin keliatan seksi." goda Reyga sambil melirik Clara jahil.

"Diem dan fokus nyetir. Atau kamu aku-"

Reyga memotong dengan cepat. "Apa? Mau cium bibir aku supaya aku gak ngoceh terus?"

"Rey!" Clara menggeram kesal, kekasihnya ini benar-benar menyebalkan, "kamu lagi nyetir, jangan ngira yang macem-macem."

Saat itu juga Clara merasa Reyga memberhentikan mobilnya.

"Ayo kalau kamu mau." godanya dengan wajah tampannya yang dia dekatkan dengan Clara.

Namun, ini sudah malam, jalanan juga sudah sepi. Clara tidak mau harus bergelut bibir dengan Reyga. Apalagi di dalam mobil.

"Gak!"

"Serius?" Clara tidak menjawab, dia hanya memalingkan wajahnya dari Reyga membuat Reyga kembali menjalankan mobilnya.

Sekitar lima menit akhirnya mereka sampai di halaman rumah Clara.

"Mama sama Papa kamu udah tidur?" tanya Reyga sebelum Clara keluar dari mobilnya.

"Biasanya jam segini mereka udah masuk kamar. Kamu pulang aja, Rey."

Reyga tersenyum dan menjawab dengan nada yang sangat lembut. "Sana masuk. Langsung bobo ya, Sayang."

"Iya. Bye, Rey." baru saja Clara ingin keluar dari mobil Reyga, kekasihnya itu menahannya.

"Tunggu, sayang."

"Apalagi."

"Aku bakal gak bisa tidur kalau kamu gak kasih aku kiss." kata Reyga sambil memajukan bibir tebalnya ke hadapan Clara. Sang gadis hanya menggeram, menangkup kedua pipi Reyga dan mengecup bibir Reyga singkat.

"Udah, sana."

"Kamu dulu sana masuk." Clara hanya mengangguk lalu melengang masuk ke dalam rumahnya.

Baru saja Reyga ingin menancap gas, dia merasa ada seseorang baru saja masuk ke dalam mobilnya. Reflek Reyga menoleh dan mendapati sosok gadis cantik yang sudah melipat kakinya, menatapnya dengan anggun.

"Reva?" Reyga bergumam tidak senang melihat sosok gadis yang tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya, "lo ngapain di sini?"

"Gue-" Reva berpindah duduknya menjadi di samping Reyga, "gue mau gantiin posisi Clara malam ini." lanjutnya dengan nada menggoda.

"Maksud lo?" Reyga tidak mengerti.

Mengidikan bahunya acuh, Reva kemudian berkata, "Kita pergi dari sini, nanti kalau Clara tau, bisa gawat." Reyga tidak menjawab, tetapi dia langsung melajukan mobilnya menjauhi perkarangan rumah Clara.

Bukan berarti Reyga menuruti perkataan Reva yang belum dirinya tahu maksudnya apa. Tetapi Reyga ingin membawa Reva pulang, karna ini juga sudah sangat larut untuk seorang gadis.

"Fano mana? Kok belakangan ini gue gak liat dia?" tanya Reyga. Ya entah mengapa rasanya Reyga ingin tahu kemana perginya temannya tersebut yang seakan sudah menghilang.

"Gue gak tau."

Reyga hanya mengertukan dahinya bingung, tanpa ingin bertanya lagi, Reyga lebih memilih diam dan melajukan mobilnya lebih cepat lagi menuju rumah Reva.

Ya, Reyga tahu di mana rumah Reva, karna dahulu mereka adalah sepasang kekasih, jadi Reyga sering main di sana.

"Padahal gue gak nyuruh lo anter gue balik ke rumah lho." gumam Reva dengan wajah yang tertekuk.

Reyga pun terkekeh. "Yaudah gapapa, ini juga udah malem. Sana lo masuk, nanti dicariin Bokap, Nyokap lo."

"Mereka gak ada," Reva melingkarkan tangannya di lengan Reyga, bergelendot ria di sana "masuk dulu, Rey. Temenin gue di dalem, iseng, soalnya rumah gue gede banget udah kaya istana."

Reyga pun melepaskan tangan Reva yang melingkar dilengannya dan menjawab, "Udah malem, Rev."

"Gapapa, santai aja sih. Lagipula gak masalah juga."

"Gak masalah apanya?"

"Gak masalah kalau lo mau merkosa gue."

Ganteng, Romantis, Tapi SadisWhere stories live. Discover now