Chapter 57

4K 223 3
                                    

Dengan pakaian yang rapi, kedua orangtua Clara menghampiri kamar Clara yang tertutup rapat. Langsung saja Alex, Papa Clara mengetuk pintu kamar putrinya. Namun, tidak ada jawaban untuk beberapa kali.

"Sayang, buka pintunya!" Alex berseru, namun dia masih belum mendapat jawaban apa-apa dari dalam kamar Clara.

"Clara lagi ngapain sih, Pa?" Dinar bergumam kesal, sang suami pun hanya mengidikan bahunya.

Sampai pada akhirnya Dinar menghela nafas kesal dan berteriak, "CLARA BUKA PINTUNYA!!!" Jelas Alex langsung menutup kedua telinganya menggunakan tangannya.

"Ma, kuping Papa budek nih, ah." Gerutu Alex sambil memegangi telinganya, Dinar pun hanya memutar mata tidak perduli.

"CLARA KAMU DENGER MAMA GAK?! BUKA PINTU KAMU SEKARANG JU–mphh," Belum selesai Dinar menyelesaikan teriakannya, Alex lebih dulu membungkam mulutnya.

"Gak usah teriak, Ma. Kuping Papa bisa budek!"

"Kenapa sih, Pa? Ma?" Clara pun akhirnya keluar dari dalam kamar, dengan tangan yang asik menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk, gadia itu menatap bingung sang Papa yang sedang membungkam mulut Mamanya.

"Ahhh," Dinar melepaskan tangan Alex dari mulutnya, "ngapain aja kamu di dalem?" Tanya Dinar dengan nada ketus sambil melihat ke dalam kamar Clara.

Sang putri pun terlihat kikuk. "Ah, Ma. Tadi Clara abis mandi."

"Lama banget. Kalau orangtua manggil itu disautin Clara." Balas Dinar dengan nada yang terdengar tegas, namun menyebalkan.

"Kenapa sih, Ma?" Herline pun menghampiri, "Clara kok lo belum rapi?" Tanya Herline dengan mata yang melihat Clara dari atas sampai bawah.

Clara pun melihat ketiga manusia yang berada di depannya, dan ternyata mereka sedang berpakaian rapi. "Kalian mau ke mana?" Sontak Clara bertanya demikian.

"Sayang–" Baru saja Alex mengeluarkan suaranya, Dinar lebih dulu membekap mulutnya.

"Kamu gak mudeng ya apa kata Kakak kamu bilang? Ini gak main-main, Clara!" Kali ini Dinar kembali menaikan nada bicaranya kepada Clara.

Menderanya membuat Clara menggaruk kepalanya bingung. "Apaan sih, Ma?"

"Kamu gak dikasih tau Kakak kamu emang?" Tanya Alex dan Clara pun menggeleng, bahkan dia tidak tahu apa yang mereka maksud.

"Aku udah kasih tau kok, Pa. Clara nya aja yang gak mudeng." Sahut Herline sambil memerhatikan kuku-kuku jarinya yang berbalut kutek.

"Kasih tau apa sih, Kak?"

"Duh, gimana nih?" Kali ini Dinar terlihat gelisah sambil melihat jam di ponselnya, "udah jamnya, Pa. Kalau nunggu nih anak pasti bakal telat." Sambung Dinar dengan tatapan sinisnya kepada Clara.

"Maksudnya apa sih?" Tanya Clara yang masih tidak mengerti.

"Sayang, kamu gak usah dandan, ya? Kamu ganti baju aja–"

Herline memotong, "Gak, Pa! Clara harus dandan! Kalau dia gak dandan, dia gak bakal keliatan cantik."

Yeeuu, Clara emang udah cantik kalau gak dandan juga!

Clara yang masih tidak mengerti pun hanya diam.

"Yaudah, kita bawa Herline aja. Kalau emang mereka maunya sama Herline, kita tinggal nih anak." Ketus Dinar kembali, Alex pun hanya diam, mau membantah tetapi dia takut.

"Dih? Maaa, aku gak maauuu." Rengek Herline manja sambil menggelendoti lengan Dinar.

"Gapapa, Sayang. Kamu itu kan cantik."

Ganteng, Romantis, Tapi SadisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang