Chapter 63

4.7K 270 18
                                    

Halloooo, makasih bnyk yang udh minta next, selalu stay nunggu, dan nyemangatin aku. Huwaaa, mau nangis aja rasanya (╥﹏╥)

Makasih buat semuanya. Aku cinta kalian :*
Maaf sblmnya kalo masih bnyk yg kurang, aku masih bljr soalnya, hehe.


Happy reading, Sayang!

❤❤❤

"Ehh, Bocah! Pada ngapain lo?!" teriak Gabril yang kini sudah berdiri di seberang kolam berenang bersama dengan Herline.

Ah, entah mengapa mereka malah datang, dan membuat kegiatan mesra Clara dan Reyga menjadi terganggu karnanya.

Gabril yang melihatnya agak merasa sesuatu di hatinya. Namun, walaupun begitu Gabril sudah benar-benar memberikan Clara kepada Reyga. Toh, Clara memang cintanya kepada Reyga bukan kepada dirinya.

"Ganggu." desis Reyga kesal, tangannya mengusap bibirnya yang basah karna kegiatan mereka tadi.

Sedangkan Clara, gadis itu menunduk malu karna tahu Kakak perempuannya serta sahabatnya melihat adegan yang tadi dia lakukan bersama dengan Reyga.

"Belom sebut 'sah' tapi bibirnya udah nyatu." cibir Gabril ketika dia bersama dengan Herline sudah berada di depan Clara dan Reyga.

"Ciuman sama gue yuk, Ra!" ajak Gabril tiba-tiba dengan wajah antusiasnya, "ARGH, GOBLOK! SAKIT, BANGSAT!" pekik Gabril ketika Reyga berhasil menancapkan pisau kecil yang selalu dia bawa tepat di depan perut Gabril.

"Direm dong mulutnya. Dia punya gue." celetuk Reyga sambil menarik kembali pisau tersebut.

"Reyga lo apa-apaan sih?!" Herline yang melihatnya pun dibuat geri dan kesal melihat perlakuan Reyga barusan. Tetapi walaupun begitu, Herline tidak bisa mengeluarkan kata-kata kasarnya kepada Reyga, karna dalam hatinya Herline menyukai Reyga.

"Bandel banget sih lo! Jangan kaya gini, Rey. Kasian Gabril kesakitan begitu." gertak Clara yang juga kesal melihat perlakuan Reyga.

"Gila lo. Dasar, Psikopat!" umpat Gabril kepada Reyga, yang diumpati hanya menaikkan sebelah alisnya tidak peduli.

"Psikopat? Haha, rendahan banget." gumam Reyga, "makanya jangan minta yang macem-macem sama kesayangan gue. Kalo nggak, lo bakal abis." lanjutnya tajam.

Herline pun menatap Clara bingung, pikirannya sudah mengatakan hal yang buruk tentang Reyga. Herline rasa, Reyga terlalu berlebihan dalam hal 'kesayangannya'.

Sedangkan Clara memberikan isyarat kepada Herline agar membawa Gabril pergi. "Yuk, Bril. Obatin dulu lukanya, itu juga gak dalem kok kayanya." ujar Herline.

"Gak dalem, gak dalem. Sakit tapi, Kak!"

"Lebay." celetuk Reyga yang langsung diberi tatapan tajam dari Gabril.

"Yaudah sana, Bril. Biar gue urus nih beruk." kata Clara kepada Gabril dengan mata yang melirik Reyga tajam.

"Kok aku dibilang beruk sih, Sayang?" sahut Reyga yang tidak digubris.

"Marahin, Ra. Tonjokin sampe bonyok sekalian." ujar Gabril sambil berjalan mundur kembali ke masuk ke dalam rumah Clara. Matanya masih menatap Reyga tajam. Perutnya masih cukup banyak mengeluarkan darah.

Ganteng, Romantis, Tapi SadisDonde viven las historias. Descúbrelo ahora