Chapter 61

5K 268 24
                                        

Hai!

Sebelum baca jgn lupa vote dulu yaa

Happy reading!

❤❤❤

Mata Clara menelisik ke seluruh penjuru restoran, mencari sosok yang akan datang kepada mereka. Sudah sekitar setengah jam dirinya dan Papanya menunggu, namun sosok itu belum menamakan dirinya juga.

"Pa, dia gak dateng. Jadi kita pulang aja yuk." Ajak Clara merasa bosan. Rasanya pasti juga akan canggung jika bertemu dengan seseorang yang Alex maksud.

"Tunggu aja, Sayang."

"Permisi, Om Alex, ya?" Suara itu membuat Clara dan sang Papa menatapnya. Betapa terkejutnya Clara ketika melihat sosok tersebut.

"Reyga?"

"Clara?"

Jelas Alex tersenyum bahagia ketika melihat kedua lawan jenis itu sudah saling kenal. "Jadi kalian udah saling kenal?" Reyga pun mengangguk canggung.

"Maaf sebelumnya, Om, aku Reva, aku temennya Clara juga." Reva yang sedari tadi berada di samping Reyga pun memperkenalkan dirinya. Alex pun hanya mengangguk ramah dan mempersilahkan mereka untuk duduk.

"Jadi bener kamu yang namanya Reyga?" Tanya Alex kepada Reyga.

"Iya, Om. Saya Reyga. Sebelumnya maaf nih, Om. Kenapa ya, Om ngajak saya ke sini?" Sahut Reyga gugup. Dalam hati dia sudah bersorak bahagia. Ada sesuatu yang memenuhi pikirannya.

"Ya, mau ngenalin kamu sama anak saya. Tapi kalian udah kenal, bagus deh." Terlihat dimata Reva, Alex terlihat begitu antusias, dia merasa sesuatu yang tidak enak. Seharusnya dia tidak ikut ke sini.

"Lo ngapain sih ke sini?" Tanya Clara kepada Reyga dengan nada ketus namun pelan.

"Papa kamu yang nyuruh aku." Jawab Reyga, tangannya dengan nakal mengusap paha mulus Clara yang memang sedang memakai rok pendek.

"Kalau kaya gini saya gak harus nanya lagi sama kamu kan, Reyga?" Langsung saja Reyga mengangguk antusias, padahal Clara dan Reva tidak mengerti apa maksud dari perkataan Alex.

"Sebelumnya kamu gak dateng, tapi kalo saya liat-liat kamu emang cocok sama anak saya." Lanjut Alex kembali. Reva pun tidak kuat, tidak tidak mengerti.

"Maaf, Om. Tapi maksud, Om, itu apa, ya?" Tanya Reva meminta penjelasan.

"Jadi orangtua Reyga sudah sepakat bahwa kami mau menjodohkannya dengan Clara." Jelas Alex membuat ketika anak muda yang berada di hadapannya membuatkan matanya.

"WHAT?!!" Dan itu membuat Reva berteriak kaget tidak percaya.

"YEEAYYYY!!!" Berbeda dengan Reva, Reyga berteriak senang sambil mengangkat tangannya diudara tanpa perduli dengan beberapa pasang mata yang melihatnya aneh.

"Papa, gak boong?" Alex menggeleng, "katanya Papa, gak mau ngejodohin Clara?"

"Tapi kamu udah kenal sama Reyga, dan juga kalau Papa liat-liat kalian cocok."

Tiba-tiba saja Reva bangkit dari duduknya dan berkata, "Maaf, kayanya saya harus pergi. Permisi." Setelah itu Reva pergi meninggalkan restoran. Lagipula untuk apa dia di sana, hanya menganggu.

"Tapi, Pa–"

"Aku tahu kamu gak bakal nolak. Jadi kenapa, nggak?" Tanya Reyga dengan nada menggoda, alisnya dia naikan cepat.

"Nah! Kalau begitu kalian boleh ngobrol-ngobrol dulu, saya mau pulang duluan." Baru saja Alex bangkit dari duduknya, Clara menahan tangannya.

"Papa, masa mau ninggalin Clara?"

"Iya, Sayang. Papa lupa kalau kita itu ninggalin Mama di rumah."

"Oh, iya. Yaudah, Clara ikut pulang."

"Kenapa? Kan ada Reyga di sini." Alex menunjuk Reyga menggunakan dagunya, Clara hanya memutar matanya malas.

"Yaudah deh, Pa. Hati-hati ya."

"Iya, Sayang," Alex mengelus kepala Clara lembut dan menepuk pundak Reyga pelan sambil berbisik, "jagain anak saya."

"Baik, Om." Setelah itu mereka hanya tersisa berdua, tidak ada lagi Alex dan Reva.

Reyga dan Clara pun kembali terduduk. Namun, Clara terlihat dian sedari tadi. "Sayang, kamu setuju kan kalau aku dijodohin?" Goda Reyga.

Clara pun meremas rambutnya tidak mengerti. "Sebenernya apa yang terjadi sih? Lo itu dijodohin sama gw?"

Reyga mengganguk. "Iya, tapi sebelumnya aku gak tau kalau itu kamu. Emang ya, Sayang. Dunia itu sempit." Sungguh, Reyga tidak bisa menggambarkan bagaimana bahagianya dirinya.

"Dan lo bahagia dengan itu?" Tanya Clara dan Reyga pun mengangguk antusias, "jadi lo bakal nikah sama gw?"

"Of course! Kan aku udah bilang. Kalau kamu itu jodoh aku. Gak percaya sih." Reyga melipat tangannya angkuh.

"Iya deh, percaya. Reyga Sayang." Sama halnya dengan Reyga, Clara tersenyum bahagia, dalam hatinya dia sungguh bahagia dengan keajaiban ini.

Dengan banyaknya gadis di kota ini, bagaimana bisa dirinya dijodohkan dengan kekasihnya sendiri? Itu sungguh membuatnya kaget dan bahagia.

"Nah, sekarang kamu harus pake aku-kamu kalau ngomong sama aku."

"Kita belum nikah, Rey." Celetuk Clara gemas.

"Terserah." Tungkas Reyga, pria itu memalingkan wajahnya kesal. Clara pun menggeram gemas dan mengambalikan pandangannya ke arah sang gadis kembali.

"Iya, Reyga Sayang. Maapin aku." Tutur Clara, Reyga hanya menaikan sebelah alisnya. Clara mengatakan kata 'aku'.

Reyga pun menegakan tubuhnya dan mendehem. "Oke, Sayang. Kita mau ke mana?" Tanya Reyga dengan nada coolnya.

Menaruh jari telunjuknya di dagunya, Clara berpikir sejenak. "Gimana kalau ke rumah kamu?" Balas Clara antusias.

"Boleh! Kalau gitu, ayo!"

❤❤❤

Setelah sampai di depan rumah Reyga, pria itu menatap Clara dengan lekat. Tidak tahu apa yang sedang sang kekasih rasakan, Reyga begitu senang saat ini.

"Sayang," Suara Reyga membuat Clara menoleh, "jangan gugup." Clara pun mengangguk lembut, saat itu juga gadis itu menerima kecupan singkat dibibir, setelah itu mereka pun masuk ke dalan rumah.

"Ngapain kalian ke sini?" Pertanyaan yang tidak mengenakan keluar begitu saja ketika pasangan kekasih itu masuk ke dalam rumah. Kirana, wanita paruh baya itu berjalan mendekati mereka dengan tatapan sinis.

Tiba-tiba ada sosok menyebalkan datang dari balik tubuh Kirana. Ya, Reva orangnya. Entah apa yang sedang dia lakukan di sini, Reyga dan Clara juga tidak tahu.

"Mau maling." Celetuk Reyga yang sebenarnya kesal dengan pertanyaan Kirana yang begitu menyebalkan ditelinganya.

Sedangkan Clara, gadis itu menyembunyikan tubuhnya di balik Reyga. Jantungnya berdegup sangat kencang. Dengan sikap Kirana seperti ini kepadanya, pasti karna wanita paruh baya itu tidak mengetahui dirinya.

"Ini siapa, Reyga?! Mau apa kamu bawa dia kemari?!" Suara itu juga terdengar. Arya, juga mendekati mereka dengan wajah sangarnya.

Sebelum menjawab semuanya, Reyga mempersilahkan kekasih tercintanya duduk di sofa dengan nyaman. Dengan dimulai dengan tarikan nafas yang dalam, Reyga berkata, "Kenalin ini jodoh aku, namanya Clara Vandiana."

"CLARA VANDIANA?!"

❤❤❤

Ada yg seneng? Hehe
Makasih sblmnya yang udh mau vote
Vote dari kalian itu berharga bngt buat aku yg masih pemula
Dan komen juga dong
Ramein wkwk

Ganteng, Romantis, Tapi SadisWhere stories live. Discover now