2. Where?

3.7K 605 89
                                    

Autumn, 23 September 20xx

7 year old....



"hee?! Lihat! Lihat! Siapa yang datang kemari?!"

"hoo... Anak penakut yang diasuh oleh nenek nenek, ya?"

"lagipula sebentar lagi neneknya akan mati."



"jangan sembarangan bicara! Nenekku belum meninggal! Kembalikan tasku!"

"hah? Apa? Tas? Maaf saja, kami sudah membuangnya ke tempat pembuangan sampah! Haha!"

"tapi itu tas dari nenekku! Hwaa!!"



[name] berlari meninggalkan ketiga anak lelaki tadi dengan menangis sekencang kencangnya.

Kakinya menuntunnya kearah tempat pembuangan sampah kota yang diisi oleh berbagai macam rongsokan di dalamnya.

Ia menatap sekitar namun disini banyak sekali sampah yang menumpuk. Ia tak bisa menemukannya dengan cepat, bukan?

Satu persatu gundukan sampah ia telusuri namun tak ada satupun tas berwarna [fav/colour] yang dibuat khusus untuknya.

Tangannya menggali gali gundukan sampah dengan air mata yang mengalir terus menerus dari matanya.

Teriakannya menggema di sekeliling tempat luas ini hingga matahari kini berada di barat dan siap untuk beristirahat.

Tangannya kini sudah kotor dan lusuh karena terus bergelut dengan sampah sampah kotor di sekitarnya.

Beberapa luka ia dapat di tangan, kaki, dan wajanya namun tak ia indahkan dan masih tetap dalam pencariannya.

Langit menggelap dan posisi matahari kini digantikan oleh bulan purnama yang bersinar terang di atas langit.

[name] duduk bersimpuh dengan air mata yang mengalir deras. Ia menggenggam kuat tanah di tangannya.

Seseorang menarik narik lengan bajunya dari belakang. Awalnya jantungnya berdegup kencang karena ketakutan.

Ia menoleh ke belakang dan sepasang mata golden kini tengah menatapnya datar. Tangannya menyodorkan sebuah tas berwarna [fav/colour] dan membuat [name] hampir terjungkal ke belakang saking senangnya.

Ia kembali...

Setelah 2 tahun berlalu...



"Kita-kun!*hiks*"



Ia menerjang tubuh kecil Kita dengan pelukan eratnya. Ekor dan telinga rubah Kita seketika berdiri saat jantungnya berdegup kencang karena pelukan tiba tiba yang diberikan [name].

Ia masih memproses apa yang [name] lakukan padanya karena baru kali ini ada orang yang memeluknya. Bahkan dia tak tahu apa itu pelukan.

Tangannya ikut membalas pelukan [name]. Hangat rasanya saat ia kini tengah merasakan kedinginan di malam hari.

[name] menarik dirinya kembali dan menghapus jejak air mata di pipi dan matanya.



"ne, kenapa kau bisa menemukan tas milikku?"

"aku... Menemukannya di tumpukan barang bekas dekat mesin pembakaran. Aku melihat pita bagus ini dan ingin menunjukkannya padamu."

"terima kasih, Kita-kun! Kau penyelamatku! Oh!"



[name] melepas pita di tasnya dan mengulurkannya pada Kita.



"kalau begitu, ini untukmu! Sebagai bentuk terima kasihku!"

"tapi [name]-chan akan-..."

"ma, aku akan baik baik saja."

"kalau begitu, aku ingin memakainya dengan [name]-chan karena pita ini sekarang milik kita berdua!"

"he?! Tapi kenapa?! Mou! Padahal aku ingin memberikannya pada Kita-kun. Habis kau meninggalkanku lama sekali, kau tahu?!"



[name] mengikat salah satu ujung pita pada pergelangan tangan Kita dan satunya lagi pada pergelangan tangannya dengan wajah kesal.



"sekarang kau tak bisa kemana mana lagi! Ikuti aku!"



[name] menarik pergelangan tangan Kita kemudian berbalik dan melangkah.



"kita akan kemana?"

"ke rumahku!"

"tapi kenapa?"

"kenapa kau tanya begitu? Justru aku ingin menghabiskan waktuku denganmu karena kau menghilang sangat lama dan aku sangat merindukanmu!"

"tapi, aku adalah-..."

"sudahlah! Jangan malu malu. Nenekku akan sangat senang saat melihat telinga dan ekor rubahmu yang lucu."

"tapi kenapa?"

"mou! Tentu saja jawabannya adalah.."



[name] menggantung kalimatnya hingga ia menapakkan kakinya keluar dari tempat pembuangan sampah. Ia berbalik dengan senyuman lebarnya.



"kau adalah sahabat... Ku..."



Dan tak ada siapa pun di belakang selain salah satu ujung pitanya yang tergeletak di atas tanah.



"Kita-kun! Dimana kau?! Jangan bermain petak umpet! Ini tak lucu! Kau membuatku takut, kau tahu!"



[name] memeluk erat tasnya dengan menatap sekitar berharap dia dapat menemukan sahabatnya.



"Ki-Kita-kun?"



Lagi lagi tak ada jawaban selain suara dedaunan yang tertiup angin di dekatnya.



"kau dimana?..."

Ribbon [Kitsune!K.Shinsuke x Reader]Where stories live. Discover now