Epilogue: Red Ribbon

2.5K 420 191
                                    

Autumn, 23 September 20xx

25 year old...



Langkah kaki Shinsuke terhenti di depan kuil dengan menggenggam tangan anak laki laki dan perempuam semata wayangnya yang tak henti hentinya mengeluh namun hanya dibalas dengan senyuman dan perkataan lembutnya.


"ne, ne, ayah! Apa kita sudah sampai?"


Angin lembut berhembus, membawa beberapa helai daun untuk jatuh menutupi kuil. Pita merah kusam itu melambai lambai indah di pilar kayu yang mulai rusak oleh rayap.


"ya, kita sudah sampai!"

"hee?! Benarkah? Tapi ini hanya kuil biasa. Ayah bilang kalau kita akan ke tempat spesial."

"ya!"


Shinsuke menyunggingkan senyuman lembutnya dan membawa kedua anaknya ke kuil dan mulai untuk berdoa diikuti oleh putra dan putrinya.

Beberapa menit kemudian ia melepas kedua putra dan putrinya hanya sekedar untuk bermain bersama. Ia duduk dengan tenang dan menyaksikan langkah kecil mereka yang menapaki lantai batu kuil.


"ne, ayah! Apa kita akan ke festival lagi musim semi nanti?"

"ya! Ya! Aku ingin kesana lagi! Itu menyenangkan! Kami bertemu dengan banyak teman baru!"

"jika dewa mengizinkan kita semua, kita bia pergi kesana nanti."



Angin dingin berhembus pelan menerpa wajah lembutnya diiringi dengan tatapan yang mulai berubah sendu.




'tapi tidak untuknya...'




"ne, ne. Teman temanku selalu menceritakan soal ibu mereka. Bagaimana dengan ibu kami?"

"umh! Aku juga ingin mengetahuinya!"


Senyuman di wajah Shinsuke berubah drastis dengan tatapan syok. Ia memegangi salah satu dadanya yang kini terasa lebih sesak.


"ya! Ya! Ceritakan pada kami! Are? Ayah kenapa?"


Ia gertakan giginya dengan air mata yang mengalir membasahi kedua pipinya. Namun saat melihat wajah polos kedua anaknya, ia tak dapat menahannya lagi.



'kumohon... Jangan untuk hal ini...'



Senyuman pahit ia berikan dengan berlutut dan mengusap kedua puncak kepala putra dan putrinya.


"menurut kalian, ibu itu bagaimana?"

"dia pastinya baik!"

"ya! Mereka juga bilang kalau ibu selalu memasak masakan enak. He?! Jangan bilang kalau ayah adalah seorang ibu?!"

"tidak. Ibu kalian memberikan lebih banyak kasih sayang pada kalian."

"benarkah? Lalu... Dimana dia?"


Shinsuke mencubit kedua hidung anaknya gemas dan kemudian meletakkan kedua tangannya dada mereka berdua.


"disini... Dia ada di hati kalian..."


Ia melepaskan kedua tangannya dan menatap wajah bingung lalu memegangi dada mereka. Memang sulit untuk menjelaskannya pada anak anak berumur lima tahun seperti mereka.

Tapi setidaknya mereka bisa mengerti.


"mereka juga bilang ibu mereka sangat cantik! Apa ibu juga seperti itu?"

Ribbon [Kitsune!K.Shinsuke x Reader]Where stories live. Discover now