17. Memory of Season

2K 354 135
                                    

Summer, 12 August 20xx

20 year old...



Angin malam berhembus tenang sekarang ini. Jauh dari kerumunan yang tengah berbahagia di dalam festival, gadis berambut [h/c] itu hanya menatap sungai dengan wajah sendu juga memeluk kedua lututnya.

Yukata berwarna [fav/colour] dan pita di rambutnya sedikit terbang terbawa angin. Mengingatkannya pada laki laki silver yang pernah hadir di hidupnya dan mengisi kekosongan di dalam dirinya, mengajarkannya kehangatan persahabatan, pertemuan, perpisahan, bahagia, sedih, rindu, dan semacamnya yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

Senyuman lebarnya hanya ia persembahkan padanya seorang.


"hei Shinsuke... Kau ingat saat kita pertama kali bertemu? Kau memainkan pitaku dengan tangan mungilmu yang tak dapat kugenggam lagi... Saat itu aku terpisah dari kedua orang tuaku dan aku merasakan hal yang sama denganmu. Kesepian... Sedih... Tapi semua itu berubah kala kita bertemu. Kita mengikat pita kita berdua hingga terlelap ke dalam mimpi. Aku dapat merasakan tanganmu saat itu tak sadarkan diri di dalam mimpi. Kau hangat... Begitu hangat hingga membuatku semakin mengantuk..."


Bulan purnama menampakkan dirinya dari awan gelap dengan beberapa bintang mengirinya. Pantulan indah dari cahaya bulan terlihat jelas dari sungai dengan suara gemericik airnya yang menenangkan pikiran setiap orang yang berada di dekatnya.


"oh! Atau saat kau menemukan tasku yang hilang. Kita mengikat pita itu diantara tangan kita berdua. Saat iu berharap kita tak akan terpisahkan dengan pita itu. Tapi kau menghilang begitu saja..."


Tangan [name] perlahan mengusap air matanya yang mulai keluar tanpa aba aba darinya.


"hei... *hiks* Bagaimana dengan syal yang kurajut dengan nenekku? Apa itu hangat? Kau memelukku saat itu, bukan? Aku dapat merasakan kehangatannya juga. Aku ingin merasakannya untuk sekarang juga *hiks* sekarang, dimana aku merasa kesepian."


Air mata semakin mengalir deras bahkan [name] harus menarik kembali ingusnya agar tak keluar.


"ne, jangan bilang kalau kau memang membenciku. Aku tahu semua manusia memburumu. Aku tahu kau merasa tak aman berada di sekitar manusia. Tapi setidaknya... Masih ada aku disini... *hiks* Aku tak akan melukaimu. Bukankah sahabat memang harus saling melindungi?"


Tangan lainnya mencengkram tanah kuat dengan dadanya yang terasa sangat sesak hingga mengeluarkan isak tangis terus menerus.


"aku ingin kita menghabiskan waktu lagi di festival bersama saat musim semi. Tidak! Bukan hanya saat musim semi. Aku ingin kau selamanya berada di sampingku! *hiks* aku tahu kita sudah terhubung satu sama lain. Itulah kenapa aku selalu menanti kedatanganmu... Memberi pelukan padamu seperti yang kau inginkan."


Pita di rambutnya melambai lambai terbawa angin yang mulai berhembus lebih kencang.

Isakan itu perlahan mereda saat helaian rambutnya merasakan angin yang semakin berhembus kencang.

Sudah hampir empat tahun lebih ia tak pernah merasakan angin yang berhembus lembut ke wajahnya.

Senyuman kecil perlahan terangkat menggantikan air mata yang mulai mereda.


"kau tahu kenapa aku bisa mengetahui kedatanganmu? Itu karena kita memang sudah terhubung sangat kuat. Mengingat pita merah yang kuikat di pilar kuil... Itu adalah untukmu. Mungkin kau ingin bermain dengan pita itu saat aku tak ada di sampingmu. Tapi itu dulu... Kita sudah tumbuh dewasa..."


Ribbon [Kitsune!K.Shinsuke x Reader]Where stories live. Discover now