14. Smile

1.7K 336 83
                                    

Autumn, 25 October 20xx

15 year old...



Manik [e/c] itu tak henti hentinya menatap pita merah yang melambai lambai terbawa angin musim gugur yang dingin.

Duduk di bawah naungan atap kuil, tangannya dengan lihai merangkai daun daun maple yang berguguran menjadi mahkota bunga kecil yang cukup untuk dikenakan di atas kepalanya.

Cahaya matahari kini tak terlalu menyengat saat musim panas dan ia gunakan untuk menghabiskan waktu di luar rumah.

Tangannya berhenti merangkai mahkota saat otaknya mengulang memori atau lebih tepatnya 'mimpi' yang ia rasakan beberapa bulan lalu.


"rasanya itu bukan mimpi..."


Angin kencang berhembus dan membawa beberapa dedaunan menerpa wajah [name].

Ikatan pada pita tua berwarna merah pudar itu kemudian terlepas dari pilar kuil dan terbang terbawa angin.


"ja-jangan terbang terlalu jauh!"


[name] bangkit dan berlari mengejarnya hingga harus menuruni seluruh anak tangga. Kakinya melompat lompat kecil berusaha meraih pita yang kini tersangkut di antara dedaunan pohon yang mulai menjingga.

Memanjatnya?

Tapi itu terlalu tinggi bagi tubuh mungil seperti [name]. Matanya menatap sekitar untuk mencari sesuatu yang mungkin dapat ia gunakan untuk meraih pitanya.

Satu ranting pohon kini sudah berada di tangannya. Kakinya kembali melompat kecil dan tangannya mengayunkan ranting tersebut.


"kemari kau! Jangan terus tersangkut di sana! Kau barang berhargaku!"


[name] berhenti melompat dan memberikan wajah cemberutnya kearah pita yang masih setia berada di atas sana.

Ia duduk dan memeluk kedua kakinya dengan wajah yang sama. Meletakkan kepalanya di atas lutut dan berusaha mencari cara agar si pita kembali padanya.

Beberapa menit berlalu namun manik [e/c] miliknya sudah bersembunyi di balik kelopak mata peachnya.

Sebuah tangan dingin membelai helaian rambut [h/c]nya dengan pita merah di tangan satunya. Senyuman lembut keluar dari pemilik manik gold indah yang senantiasa menatap wajah damai [name].

Perlahan namun pasti tangannya mengikat rambut [name] dengan pita merah tadi.

Menatap sejenak sosok yang duduk di depannya, ia jadi teringat [name] kecil yang terjatuh di hadapannya sebelum akhirnya ia pergi.

Tangannya ia tahan untuk tak memeluk tubuh mungil [name] agar tak membangunkannya dari mimpinya. Kedua ekornya bergerak gerak tak nyaman ingin segera memeluknya dengan telinga rubah yang menunduk ke bawah.

Namun Shinsuke tetaplah Shinsuke...


"[name]-chan!!"


Satu terjangan ia berikan pada gadis di hadapannya. Jantung [name] seketika berdetak cepat saat mendengar teriakan dan aksi Shinsuke secara tiba tiba.


"itta-... ?!!!"


Dan bisa dibilang posisi mereka sekarang cukup ekstrim. Shinsuke berada di atas tubuh [name] dan kedua tangannya memeluk tubuhnya erat.


"Shi-Shinsuke! Berat!"


Bukannya pergi dari atas tubuh mungil [name], dua ekor lebatnya bergerak gerak ke kanan dan ke kiri gemas dengan wajah memerah yang ia sembunyikan di samping leher [name].


Ribbon [Kitsune!K.Shinsuke x Reader]Where stories live. Discover now